Tarekat Naqsyabandiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Riznaldo (bicara | kontrib)
k Sohih, revisi yang paling mendekati kesempurnaan
Riznaldo (bicara | kontrib)
k referensi ditambahkan, dan perlu bimbingan lagi dalam penuslian referensi dari sebuah buku
Baris 88:
Silsilah ‘Aliyah Naqsyabandiyah ini dinisbatkan kepada Hadhrat Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq Radhiyallahu ‘Anhu yang mana telah disepakati oleh sekalian ‘Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah sebagai sebaik-baik manusia sesudah Para Nabi ‘Alaihimus Solatu Wassalam. Asas Thoriqoh ini adalah seikhlas hati menuruti Sunnah Nabawiyah dan menjauhkan diri dari segala jenis Bid’ah merupakan syarat yang lazim.
 
Thoriqoh ini mengutamakan Jazbah [[Suluk]] yang mana dengan berkat Tawajjuh seorang Syeikh yang sempurna akan memberi petunjuk kepada seseorang penuntut/murid beberapa Ahwal dan Kaifiat yang dengannya Dzauq dan Shauq murid itu bertambah, merasakan kelezatan khas berzikir dan ibadah serta memperoleh ketenangan dan ketenteraman hati. Seseorang yang mengalami tarikan Jazbah disebut sebagai Majzub/Jadzab.
 
Dalam Thoriqoh Naqsyabandiyah ini, penghasilan Faidhz dan peningkatan derajat adalah berdasarkan persahabatan dengan Syeikh dan Tawajjuh Syeikh. Bersahabat dengan Syeikh hendaklah dilakukan sebagaimana Para Sahabat berdamping dengan Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Murid hendaklah bersahabat dengan Syeikh dengan penuh hormat. Sekadar mana kuatnya persahabatan dengan Syeikh, maka dengan kadar itulah cepatnya seseorang itu akan berjalan menaiki tangga peningkatan kesempurnaan Ruhaniah. Kaidah penghasilan Faidhz dalam Thoriqoh ini adalah sebagaimana Para Sahabat menghadiri majelis Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Baris 110:
== Perkembangan Thoriqoh Naqsyabandiyah di Dunia ==
 
Al –‘Ajzu ‘An Darakil Idraki Idraku| Adapun gelar nama Thoriqoh Naqsyabandiyah ini masyhur bermula pada zaman Hadhrat Shah Baha'uddin Naqsyabandi Rahmatullah ‘alaih. Menurut Hadhrat Syeikh Najmuddin Amin Al-Kurdi Rahmatullah ‘alaih di dalam kitabnya Tanwirul Qulub bahawabahwa nama Thoriqoh Naqsyabandiyah ini berbeda-beda menurut zaman.
 
Al –‘Ajzu ‘An Darakil Idraki Idraku|Di zaman Hadhrat Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu sehingga ke zaman Hadhrat Syeikh Taifur Bin ‘Isa Bin Abu Yazid Bustami Rahmatullah ‘alaih dinamakan sebagai Shiddiqiyyah dan amalan khususnya adalah Zikir Khafi.
Baris 136:
Thoriqoh Nafsani mengambil jalan pendekatan dengan mendidik Nafsu dan menundukkan keakuan diri. Nafsu atau keakuan diri ini adalah sifat Ego yang ada dalam diri seseorang. Nafsu dididik untuk menyelamatkan ruh dan jalan Thoriqoh Nafsani ini amat sukar dan berat karena Salik perlu melakukan segala yang berlawanan dengan kehendak Nafsu, merupakan suatu perang Jihad dalam diri seseorang Mukmin. Thoriqoh Ruhani adalah lebih mudah yang mana pada mula-mula sekali Ruh akan disucikan tanpa menghiraukan tentang keadaan Nafsu. Setelah Ruh disucikan dan telah mengenali hakikat dirinya yang sebenarnya, maka Nafsu atau Egonya dengan secara terpaksa maupun tidak, perlu menuruti dan menaati Ruh yang telah suci.
 
Kebanyakan jalan Thoriqoh yang terdahulu menggunakan pendekatan Thoriqoh Nafsani, namun berbeda dengan Para Masyaikh Silsilah ‘Aliyah Naqsyabandiyah, mereka menggunakan pendekatan Thoriqoh Ruhani yaitu dengan mendidik dan mensucikanmenyucikan Ruh Para Murid mereka terlebih dahulu, seterusnya barulah menyucikan Nafsu.
 
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memimpin kita ke jalan Thoriqoh yang Haq, yang akan membawa kita atas landasan Siratul Mustaqim sepertimana yang telah dikaruniakanNya nikmat tersebut kepada Para Nabi, Para Siddiqin, Para Syuhada dan Para Salihin. Mudah-mudahan dengan menuruti Thoriqoh yang Haq itu dapat menjadikan kita insan yang bertakwa, beriman dan menyerah diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Baris 545:
# Al-’Arif Billah Sultanul Arifin Asy-syaikh [[Abu Yazid Al-Busthami|Thaifur bin Isa bin Adam bin Sarwasyan]], yang dimasyhurkan namanya Syaikh [[Abu Yazid Al-Busthami|Abu Yazid Al Busthami]] q.s
# Al-’Arif Billah Asy-Syaikh [[:en:Abu_al-Hassan_al-Kharaqani|Abu Hasan Ali bin Abu Ja'far Al Kharqani]] q.s
# Al-’Arif Billah Asy-Syaikh [[Abu Ali Al-Fadhal bin Muhammad Ath-Thusi Al FarimadiFarmadhi]] q.s
# Al-’Arif Billah Asy-Syaikh A[[:en:Yusuf_Hamadani|bu Yaqub Yusuf Al-Hamadany]] bin Ayyub bin Yusuf bin [[Husain bin Ali|Al-Husain]] q.s
# Al-’Arif Billah Asy-Syaikh [[:en:Abdul_Khaliq_Ghajadwani|Abdul Khaliq Al-Ghajdawani]] bin Al-Imam Abdul Jamil q.s
Baris 575:
 
 
Dari [[Mursyid]] Al-’Arif Billah Asy-Syaikh [[Ali Ridha]] q.s inilah yang kemudian banyak ulama' Indonesia mendapatkan Ijazah Mursyid darinya untuk menyebarkan ajaran Thoriqoh Naqsyabandiyah di tanah air.
 
== Silsilah Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah ==
Baris 588:
* [http://www.baitulamin.org/ Surau Baitul Amin - Bojongsari Depok]
* [http://www.youtube.com/watch?v=DfyDyydQziM/ Hadrat Syaikh Muhammad Irfa'i Nahrawi An Naqsyabandie QS]
*Tanwirul Qulub. (buku Induk Thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiyah). Karya Syekh MUhammadMuhammad Amin al-Kurdi.
*Risalatul Qudsiyah
*Mukasyafatul Qulub