Thomas Stamford Raffles: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 36.72.31.189 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Myifn
Tag: Pengembalian
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 30:
== Raffles di Hindia Belanda ==
[[Berkas:George Francis Joseph - Sir Thomas Stamford Bingley Raffles.jpg|jmpl|lurus|ka|Raffles di [[1817]] ]]
Raffles diangkat sebagai Letnan Gubernur [[Jawa]] pada tahun [[1811]], ketika [[Britania Raya|Kerajaan Inggris]] mengambil alih jajahan-jajahan [[Belanda|Kerajaan Belanda]] dan ia tidak lama kemudian dipromosikan sebagai Gubernur [[SumateraSumatra]], ketika [[Belanda|Kerajaan Belanda]] diduduki oleh [[Napoleon Bonaparte]] dari [[Prancis]].
 
Sewaktu Raffles menjabat sebagai penguasa Hindia Belanda, ia telah mengusahakan banyak hal, yang mana antara lain adalah sebagai berikut: dia mengintroduksi otonomi terbatas, menghentikan perdagangan [[perbudakan|budak]], mereformasi sistem pertanahan pemerintah kolonial Belanda, menyelidiki flora dan fauna Indonesia, meneliti peninggalan-peninggalan kuno seperti [[Candi Borobudur]] dan [[Candi Prambanan]], [[Sastra Jawa]] serta banyak hal lainnya. Tidak hanya itu, demi meneliti dokumen-dokumen sejarah Melayu yang mengilhami pencarian Raffles akan [[Candi Borobudur]], ia pun kemudian belajar sendiri [[Bahasa Melayu]]. Hasil penelitiannya di pulau Jawa dituliskannya pada sebuah buku berjudul: ''[[History of Java]]'', yang menceritakan mengenai ''[[sejarah pulau Jawa]]''. Dalam melakukan penelitiannya, Raffles dibantu oleh dua orang asistennya yaitu: [[James Crawfurd]] dan Kolonel [[Colin Mackenzie]].
Baris 69:
Pada tahun [[1815]] Raffles kembali ke [[Inggris]] setelah Jawa dikembalikan ke [[Belanda]] setelah Perang Napoleon selesai. Pada [[1817]] ia menulis dan menerbitkan buku ''History of Java'', yang melukiskan sejarah pulau itu sejak zaman kuno.
 
Tetapi pada tahun [[1818]] ia kembali ke SumateraSumatra dan pada tanggal [[29 Januari]] [[1819]] ia mendirikan sebuah pos perdagangan bebas di ujung selatan [[Semenanjung Malaka]], yang di kemudian hari menjadi negara kota [[Singapura]]. Ini merupakan langkah yang berani, berlawanan dengan kebijakan Britania untuk tidak menyinggung Belanda di wilayah yang diakui berada di bawah pengaruh Belanda. Dalam enam minggu, beberapa ratus pedagang bermunculan untuk mengambil keuntungan dari kebijakan bebas pajak, dan Raffles kemudian mendapatkan persetujuan dari London.
 
Raffles menetapkan tanggal [[6 Februari]] tahun [[1819]] sebagai hari jadi Singapura modern. Kekuasaan atas pulau itu pun kemudian dialihkan kepada [[Perusahaan Hindia Timur Britania]]. Akhirnya pada tahun [[1823]], Raffles selamanya kembali ke Inggris dan kota Singapura telah siap untuk berkembang menjadi [[pelabuhan terbesar di dunia]]. Kota ini terus berkembang sebagai pusat perdagangan dengan pajak rendah.