Kabupaten Mesuji: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan logo, semboyan dan penambahan aksara lampung
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 24:
}}
 
'''Kabupaten Mesuji''' ([[Aksara Lampung]]: [[Berkas:Mesuji-aksara.png|nirbing|129x129px]]) adalah salah satu kabupaten di Provinsi [[Lampung]], [[Indonesia]]. Mesuji merupakan kabupaten dengan jarak terjauh dari [[Bandar Lampung]], ibukota [[Lampung]], serta berbatasan langsung dengan [[Kabupaten Ogan Komering Ilir]] Provinsi [[SumateraSumatra Selatan]].
 
Wilayah kabupaten Mesuji merupakan Daerah agraris dimana mata pencaharian pokok penduduknya berada di sektor pertanian. Hal ini dikarenakan daerah terluas merupakan daerah dataran yang cocok dimanfaatkan untuk pertanian.
Baris 30:
== Sejarah ==
=== Pra-Kemerdekaan Indonesia ===
[[Kabupaten Mesuji|Mesuji]] adalah daerah yang tidak terlepas dari sejarah Provinsi [[Lampung]] dan [[SumateraSumatra Selatan]]. Pada tahun 1865, '''Sirah Pulau Padang Kayu Agung [[Kabupaten Ogan Komering Ilir|Onder Afdeling Kayu Agung]]''' melaksanakan pemilihan pasirah. Pemilihan ini diadakan oleh Pemerintah [[Hindia Belanda]] di [[Kota Kayu Agung, Ogan Komering Ilir|Kayu Agung]].
 
Pemilihan pasirah saat itu diadakan dengan memilih antara dua kakak beradik yaitu '''Muhamad Ali bin Pangeran Djugal''' dan adiknya '''Muhamad Batun bin Pangeran Djugal'''. Sistem politik adu domba atau [[Politik pecah belah|Devide et Impera]] terjadi saat itu dan yang menjadi sirah adalah Muhamad Batun bin Pangeran Djugal.
Baris 47:
Setelah beberapa tahun, kampung tersebut terus menunjukkan peningkatan kesejahteraan penduduknya, sehingga pada tanggal 22 Oktober 1886 Pemerintah Hindia Belanda kemudian memberikan penghargaan kepada Muhammad Ali, dengan gelar '''Pangeran Mad''', dengan simbol berupa payung obor-obor berwarna putih.
 
Hal ini menandakan bahwa Pangeran Mad sebagai raja adat di Mesuji dan mensyahkan warga dari kampung tua di Mesuji yang berasal dari [[SumateraSumatra Selatan]], [[Suku Palembang|Palembang]], Seri Pulau Padang, dan Kayu Agung dengan sebutan Marga Mesuji. Penyebaran mereka terus dilakukan berpencar ke tepian sungai lain yang tidak jauh.
 
Terdapat sembilan kampung tua di Mesuji (sejak tahun 1875), yaitu: