Bachtiar Chamsyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 32:
== Riwayat ==
==== Kehidupan pribadi ====
Bachtiar Chamsyah lahir pada 31 Desember 1945 di Sigli, Pidie, Aceh, putra dari pasangan berdarah [[Orang Minang|Minangkabau]] asal [[Bayua, Tanjung Raya, Agam|Bayua]], [[Maninjau, Tanjung Raya, Agam|Maninjau]], [[Kabupaten Agam|Agam]], [[SumateraSumatra Barat]] yang merantau ke Aceh.
 
Ia menikah dengan seorang perempuan bernama Roshidah Hanum.<ref name="detik">[http://news.detik.com/read/2012/06/11/153113/1938163/10/mantan-mensos-bachtiar-chamsyah-menikah-lagi "Mantan Mensos Bachtiar Chamsyah Menikah Lagi"] ''[[Detik.com]]'', 11-6-2012. Diakses 17-5-2014.</ref> Pernikahan mereka telah dikaruniai tiga orang anak, yaitu Roshi Ika Putri, M. Iqbal, dan Rini Irawati.<ref name="infokorupsi.com">[http://infokorupsi.com/id/korupsi.php?ac=5012&l=ungkapan-putri-bachtiar-chamsyah-ayah-sudah-lama-jadi-miliader-kalau-korupsi "Ungkapan Putri Bachtiar Chamsyah: Ayah Sudah Lama Jadi Miliader Kalau Korupsi"] ''Infokorupsi.com'', 9-2-2010. Diakses 17-5-2014.</ref>
Baris 44:
Setelah tidak duduk di kabinet, tim penyidik [[Komisi Pemberantasan Korupsi]] (KPK) menetapkannya sebagai tersangka dugaan korupsi pengadaan mesin jahit dan impor sapi di Departemen Sosial (kini Kementerian Sosial). Penetapan statusnya sebagai tersangka dikeluarkan KPK sejak pertengahan Januari 2010. Dari hasil penyidikan, dia disangka dengan pasal berlapis, yakni pasal 2 (1), pasal 3, dan pasal 11 Undang-undang No 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
 
Kasus tersebut berawal dari proyek pengadaan sekitar 6.000 unit mesin jahit semasa dia menjadi menteri pada 2004. Itu terkait program pengentasan kemiskinan senilai Rp 51 miliar. Dalam pengadaan mesin jahit, Departemen Sosial bekerja sama dengan PT Ladang Sutera Indonesia (Lasindo). Dari hasil audit [[Badan Pemeriksa Keuangan]] terungkap, penerima bantuan tidak tepat sasaran. Penerima bantuan antara lain, pemilik usaha konveksi di [[Jawa Timur]] dan [[SumateraSumatra Utara]].
 
Setelah proyek mesin jahit, Depsos kembali membuka proyek pengadaan impor sapi pada 2006. Tim penyidik menemukan indikasi kerugian negara Rp 3,6 miliar dari nilai proyek senilai total Rp 19 miliar. Menurut juru bicara KPK Johan Budi SP, proyek pengadaan mesin jahit dan impor sapi melibatkan sejumlah rekanan melalui penunjukan langsung. Dengan demikian, Bachtiar diduga terlibat kasus korupsi pengadaan sapi impor asal [[Australia]] dan Mesin Jahit dalam proyek pengentasan Fakir Miskin Departemen Sosial periode 2004-2006 dengan kerugian keuangan negara mencapai RP 28,1 M. Namun Bachtiar membantah hal tersebut.