Tembang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib) Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
Angayubagia (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
Baris 15:
=== Sekar Alit ===
{{utama|pupuh|macapat}}
Sekar alit disebut juga dengan ''[[pupuh]]'' atau ''[[macapat]]''. Pupuh diikat oleh aturan ''padalingsa'', ''guru wilangan'' dan ''guru dingdong''. Guru dingdong merupakan huruf vokal yang terdapat pada akhir suku kata tiap-tiap baris dalam satu bait. Untuk lebih jelas padalingsa tiap pupuh dapat dijelaskan pada masing-masing pupuh. ''Wangun'' atau bagian tembang yang termasuk Sekar alit di Bali ada sekitar 14 pupuh, yaitu:
# Pupuh Gambuh, ▼
# Pupuh Demung, ▼
# Pupuh Megatruh▼
# Pupuh Adri
# Pupuh Dangdang
# Pupuh Durma
# Pupuh Ginada
# Pupuh Ginanti
# Pupuh Maskumambang
▲# Pupuh Megatruh
# Pupuh Mijil
# Pupuh Pangkur
# Pupuh Pucung
# Pupuh Sinom
# Pupuh Semarandana
=== Sekar Madia ===
''Sekar madya'' atau ''sekar madia'', disebut juga ''[[Kidung Bali|kidung]]'', adalah golongan tembang yang mempergunakan bahasa [[Jawa Kuno]], Jawa Tengahan dan Bali Alus, yaitu bahasa yang digunakan di dalam lontar-lontar panji atau malat. Sekar Madya tidak terlalu terikat oleh hukum atau aturan-aturan seperti ''padalingsa'' dan ''guru lagu'', hanya disini menggunakan beberapa macam bagian dari ''Pengawit'' (pembuka), ''Pengawak'' (bagian tengah), ''Pemawak'' (bagian yang pendek), dan ''Penawa'' (bagian yang panjang). Yang tergolong Sekar Madya adalak Kidung atau Kakidungan, kidung sering dinyanyikan pada saaat upacara keagamaan tepat pada puncak upacara yang dimana bersifat sakral. Beberapa kidung yang diketahui di Bali antara lain:
* Kidung Tantri
* Kidung Alis-alis Ijo
* Kidung Wargasari
* Kidung Kawitan Wargasari
* Kidung Aji Kembang
* Kidung Kaki Tua
* Kidung Sidapaksa
* Demung
* Malat
* Puh Jerum
=== Sekar Agung ===
|