Kunarto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jovan Kevin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 40:
|serviceyears =
}}
[[Jenderal Polisi]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Kunarto''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|8|6|1940|[[Surabaya]]|28|9|2011}}) adalah [[Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia]] periode 1991-1993. Ia masuk pendidikan polisi, [[STIK|PTIK]] angkatan IX pada tahun 1961. Ia pernah menjabat sebagai ajudan mantan Presiden Soeharto<ref>[https://nasional.kompas.com/read/2015/01/09/23572091/Bintang.Terang.Mantan.Ajudan.di.Istana "Bintang Terang Mantan Ajudan Presiden di Istana"]</ref> dari tahun 1979 hingga tahun 1986, kemudian Wakil Kepala Polda Metro Jaya dari tanggal 1 September 1986 hingga Desember 1987 serta sebagai Kapolda SumateraSumatra Utara periode tahun 1987-1989. Pada [[11 Agustus]] [[1993]], ia dilantik sebagai Wakil Ketua BPK RI mendampingi [[J.B. Sumarlin]], beliau bertugas sampai tahun [[1998]].
 
== Kehidupan pribadi ==
Baris 54:
<!--Sejak masih di bangku SD dia sudah bercita-cita menjadi polisi. Sehingga, begitu tamat SLTA (1961), dia langsung melamar menjadi polisi. Sesudah itu pada tahun 1961, Kunarto masuk PTIK Angkatan IX dan rampung pada 1970. Latar belakang pendidikan tinggi kepolisian ditambah dengan potensi yang ada pada dirinya membuat kariernya terus menanjak. Sebab, setelah menamatkan PTIK, dia langsung ditugaskan menjadi Sepri Panglima Angkatan Kepolisian (1970).
 
Selama tahun 1971 sampai tahun 1973, dia dipercaya menjabat Dansikko 753 (Kepala Kepolisian Sektor) Matraman, Jakarta Timur. Setelah itu, ditugaskan menjadi Kepala Sekretariat Komdak (Kasetda) Metro Jaya (1973-1975). Pada tahun inilah dia mengikuti pendidikan di Seskopol, yang kemudian menjadi Sespri Kasops Hankam dengan pangkat Letnan Kolonel (1975-1979). Pada tahap akhir jabatannya di Kasops, dia memperoleh kesempatan untuk mengikuti Sekolah Staf dan Komando Gabu-ngan ABRI (Seskogab). Setamat dari Seskogab, Kunarto mendapat tugas cukup berat, yakni menjadi perwira intelijen di Mabes Hankam/ABRI, yang kemudian diangkat sebagai Ajudan Presiden (1979-1986). Setelah itu menjadi Wakapolda Metro Jaya dengan pangkat Brigjen (1986), Kapolda SumateraSumatra Utara (1987-1989), dan menjabat Kapolda Nusa Tenggara berpangkat Mayjen (1989-1990). Kunarto pun menjadi semakin matang dalam memimpin para anggotanya.
 
Setelah 11 bulan menjadi Kapolda Nusra, pada 1990 diangkat menjadi Askamtibmas Kasum ABRI. Akhir-nya, persis pada tanggal 20 Februari 1991, Kunarto, yang waktu itu berpangkat Letjen, dilantik oleh Presiden Soeharto menjadi Kapolri, di Istana Negara. Selanjutnya, pada 27 Februari 1991 pagi, dilangsungkan serah terima jabatan Kapolri dari Jenderal Polisi Drs Sanoesi kepada Letjen Polisi Drs Kunarto. Masa kepemimpinan Kunarto, dinamika masyarakat Indonesia ditandai oleh berbagai kemajuan sosial, ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan nasional.