Iwa Koesoemasoemantri: Perbedaan antara revisi

1 bita dihapus ,  4 tahun yang lalu
k
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 44:
Iwa lulus pada tahun 1921 dan melanjutkan studinya di [[Universitas Leiden]] di Belanda. Di negara itu ia bergabung dengan Serikat Indonesia ({{lang|nl|Indonesische Vereeniging}}), sebuah kelompok nasionalis para intelektual Indonesia.{{sfn|Mirnawati|2012|pp=276–77}} Dia menekankan bahwa Indonesia harus bekerja sama, terlepas dari ras, keyakinan, atau kelas sosial, untuk memastikan kemerdekaan dari Belanda; ia menyerukan tentang non-kerjasama dengan kekuatan-kekuatan kolonial.{{sfn|Sudarmanto|2007|p=368}} Pada tahun 1925 ia pindah ke [[Uni Soviet]] untuk menghabiskan setengah tahun belajar di [[Universitas Komunis kaum tertindas dari Timur]] di [[Moskow]]. Di Uni Soviet ia sempat menikah dengan seorang wanita [[Ukraina]] bernama Anna Ivanova; keduanya memiliki seorang putri, bernama Sumira Dingli. {{sfn|White|2005|p=111}}
 
Setelah kembali ke Hindia tahun 1927, Iwa bergabung dengan [[Partai Nasional Indonesia]] dan bekerja sebagai pengacara. Dia kemudian pindah ke [[Medan]], [[SumateraSumatra Utara]], di mana ia mendirikan surat kabar ''[[Matahari Terbit]]''; koran yang mengaspirasi hak-hak pekerja dan mengkritik perkebunan milik Belanda yang besar di daerah itu. Karena tulisan-tulisannya, dan mengikuti upaya untuk mengorganisir [[serikat dagang]], pada 1929 Iwa ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda dan menghabiskan satu tahun di penjara{{sfn|Sudarmanto|2007|p=368}} sebelum dibuang ke [[Banda Neira]], di [[Kepulauan Banda]], untuk jangka waktu sepuluh tahun.{{sfn|Adam|2009|p=23}} Dan pada tahun 1929 tersebut Iwa memimpin media ''Matahari Indonesia.''<ref>{{cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=FLR3uqRr-1oC&pg=PA183&lpg=PA183&dq=Fikiran+Ra%27jat&source=bl&ots=Zgh0hwbxrh&sig=fslTILrZYNMM8LqallrLaxFei84&hl=en&sa=X&ved=0CB8Q6AEwATgKahUKEwjl_tCx95vHAhUFI44KHUI7Cq4#v=onepage&q=Fikiran%20Ra'jat&f=false|title=''Indonesian Muslim Intelligentsia and Power''|authors=Yudi Latif|publisher=Institute of Southeast Asian Studies Publishing|date=|year=2008|accessdate=9 Agustus 2015}}</ref>
 
 
291.601

suntingan