Bus rel Kertalaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 85:
Lovi Aninda, mahasiswi semester pertama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya, di ruang tunggu Stasiun Kertapati, mengatakan bahwa dirinya lebih memilih untuk menggunakan railbus ini daripada naik bus. Selain jauh lebih murah, Kertalaya cukup sarat dengan fasilitas yang membuatnya begitu nyaman. ”Enak, sudah murah, full AC juga full music dan bersih. Sangat nyaman naik kereta ini, apalagi semua penumpangnya teman-teman satu kampus", di ruang tunggu Stasiun Kertapati, Kota Palembang, Selasa, 15 Desember 2009. ”Dan, yang terpenting, jadwalnya tepat waktu,” imbuh dara manis berusia 18 tahun itu, yang langsung diamini dua rekannya, Dian dan Yuli. Dengan jadwal yang disesuaikan dengan waktu belajar mahasiswa, ketiganya mengaku sangat terbantu oleh pengoperasian KA Kertalaya ini, karena mereka bisa datang ke kampus tepat waktu.
 
=== Waktu, Layanan KA,dan Tarif KA Kertalaya ===
Kendati jauh lebih modern, lebih tepat waktu, serta jauh lebih nyaman dari angkutan jenis lain maupun KA konvensional yang pernah ada, KA Kertalaya memang tak seketika menjadi sarana angkutan umum favorit para mahasiswa dan staf pengajar di Unsri sebagaimana saat ini. Para mahasiswa, terutama, sempat mempermasalahkan besaran tarif yang dikenakan pada awal pengoperasian, yakni Rp3000 per orang. Meskipun sesungguhnya tarif tersebut merupakan tarif bersubsidi yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara Pemprov Sumsel dan PT KA Divre III Sumsel—di mana Pemprov Sumsel memberikan subsidi sebesar Rp1000 per orang atas selisih dari tarif dasar yang dikenakan PT KA sebesar Rp4000—mahasiswa menilai tarif Rp3000 masih terlalu tinggi. Alasan mereka, lokasi Stasiun Kertapati yang menjadi titik tolak tidak terletak di pusat kota. Kondisi ini membuat mereka harus mengeluarkan tambahan untuk ongkos perjalanan menuju stasiun. Atas dasar itulah sebagian besar mahasiswa lebih memilih tetap menggunakan Bus Mahasiswa yang dikontrak pihak manajemen kampus, yang biasa mengangkut mereka dari Palembang ke kampus Unsri di Indralaya.
 
Baris 102:
”Satu bus maksimal paling hanya mampu mengangkut berapa penumpang? Kasihan mahasiswa, karena takut telat masuk kuliah, mereka sering berjejalan di bus yang kecil itu. Anda bisa lihat sendiri, kan? Apalagi sekarang, tingkat isian KA Kertalaya maupun KA Seruni terus bertambah,” imbuhnya. Jika berbicara tentang ketepatan waktu yang mengacu pada tren peningkatan jumlah penumpang KA Kertalaya dan Seruni saat ini, keterbatasan armada bus penjemput mahasiswa Unsri dari kampus menuju Stasiun Indralaya dan sebaliknya, pastinya akan menjadi masalah baru yang harus segera diselesaikan. Setidaknya, hal ini menjadi bahan pemikiran bagi pihak manajemen Unsri maupun pemerintah daerah setempat yang mengorientasikan pengoperasian KA khusus untuk melayani mahasiswa dan staf pengajar.
 
=== KA Kertalaya yang Mengalami Keterlambatan yang disebabkan Oleh KA Angkatan Barang (Batubara/Tangki/Pulp/Semen) ===
Namun begitu, bukan berarti PT KA Divre III Sumsel cukup berdiam diri menunggu aksi pemprov dan pihak Unsri untuk memikirkan pengadaan sarana penyambung antara Stasiun Indralaya dan kampus. Karena berdasarkan penuturan sejumlah mahasiswa, pada kurun dua minggu belakangan, waktu pemberangkatan KA Kertalaya dan Seruni kerap molor dari jadwal. ”Kemarin terlambat, sekarang juga telat. Seharusnya kereta sudah berangkat dari jam 9.00 tadi. Tapi sekarang sudah hampir jam 10.00, keretanya belum juga datang”. Menjawab ini, Odang Bhakti mengatakan bahwa pihaknya saat ini pun tengah memikirkan hal tersebut. Diakuinya, bukan hanya jadwal perjalanan KA Seruni dan KA Kertalaya, jadwal KA-KA angkutan penumpang lain yang dilayani Stasiun Kertapati juga kerap terganggu karena sering berbenturan dengan program perjalanan KA pengangkut barang yang sangat padat setiap harinya.
 
Sebut saja misalnya KA batubara rangkaian panjang (Babaranjang), yang memiliki 28 jadwal perjalanan pergi-pulang per hari. Belum lagi ditambah dengan KA batubara reguler (18 jadwal, PP), KA Klinkers (4 jadwal, PP), KA pengangkut BBM (6 jadwal, PP), serta KA pengangkut pulp (2 jadwal, PP). Sedangkan jadwal KA penumpang yang dilayani meliputi 18 waktu perjalanan pergi-pulang. Struktur perlintasan KA yang masih menggunakan single track (jalur tunggal) membuat kondisi tersebut relatif sulit untuk disikapi. Lain cerita jika infrastruktur perlintasan di wilayah ini sudah menerapkan pola jalur ganda (double track) atau pun jalur dwi ganda (double-double track). ”Memang dilematis, tetapi memang begitu faktanya. KA penumpang harus sering mengalah dengan KA Babaranjang. Karena jika KA Babaranjang yang harus dikorbankan, tingkat kerugiannya akan berlipat-lipat jauh lebih besar,” ungkap Odang".
 
Dalam sekali jalan, sebut Odang, biaya jasa operasional KA Babaranjang yang pelayanannya nonstop dilakukan selama 24 jam itu bisa mencapai hingga ratusan juta rupiah. ”Babaranjang biaya operasionalnya Rp227 juta sekali jalan. Sedangkan KA penumpang eksekutif Limeks Sriwijaya misalnya, hanya sekitar Rp20 jutaan. Apalagi kalau harus dibandingkan dengan KA kelas ekonomi, yang paling besar hanya sekitar Rp8 juta, kerugiannya pasti tinggi sekali,” imbuhnya. Namun, Odang menegaskan, menghadapi persoalan tersebut pihaknya tidak akan menyerah pada keadaan. Kondisi ini dijadikan tantangan baginya dan seluruh jajaran di bawahnya. Karena dengan alasan apa pun, mutu pelayanan terhadap angkutan penumpang harus ditingkatkan, sementara di satu sisi pelayanan angkutan batubara di rute tersebut juga tidak boleh terhambat. ”Salah satu caranya mungkin akan kita sesuaikan lagi jadwal perjalanan KA program (Babaranjang) dengan KA penumpang. Misalnya, jangan sampai dua kereta diberangkatkan pada waktu yang bersamaan,” pungkasnya.
 
== Jadwal ==