Meulaboh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Membatalkan suntingan berniat baik oleh Fani 49 (bicara): Tanpa sumber. (Twinkle ⛔) Tag: Pembatalan |
||
Baris 1:
{{Ibukota kabupaten
Meulaboh merupakan ibukota dari [[Kabupaten Aceh Barat]], [[Aceh]], [[Indonesia]]. Kota ini terletak sekitar 245 km tenggara [[Kota Banda Aceh]] di [[Pulau Sumatera]]. Meulaboh adalah kota kelahiran Pahlawan Nasional [[Teuku Umar]] Johan Pahlawan. Meulaboh merupakan salah satu area terparah akibat bencana [[tsunami]] yang dipicu oleh [[Gempa bumi Samudra Hindia 2004|gempa bumi Samudra Hindia 2004]]. Pekerjaan sebagian besar penduduknya mencerminkan kehidupan perkotaan, yakni perdagangan dan jasa. Kecamatan yang merupakan bagian dari Meulaboh adalah kecamatan Johan Pahlawan, kecamatan Meureubo, dan sebagian kecamatan kaway XVI.{{Ibukota kabupaten▼
|nama = Kota Meulaboh
|nama dati2=Aceh Barat
Baris 5:
}}
▲'''Kota Meulaboh''' merupakan ibukota dari [[Kabupaten Aceh Barat]], [[Aceh]], [[Indonesia]]. Kota ini terletak sekitar 245 km tenggara [[Kota Banda Aceh]] di [[Pulau Sumatera]]. Meulaboh adalah kota kelahiran Pahlawan Nasional [[Teuku Umar]] Johan Pahlawan. Meulaboh merupakan salah satu area terparah akibat bencana [[tsunami]] yang dipicu oleh [[
== Sejarah ==
Baris 14 ⟶ 12:
Penamaan Meulaboh diduga kuat terkait dengan letaknya yang berdekatan dengan laut dan dapat ''dilaboh pukat'' ataupun melabuhkan kapal. H. M. Zaninuddin dalam buku ''Tarich Atjeh dan Nusantara'' mencatat, kawasan ini awalnya dikenal sebagai Negeri Pasir Karam.<ref name=Zaninuddin/>
Menurut sebagian pendapat, Negeri Pasir Karam diperkirakan telah ada sejak [[abad ke-15]] atau pada masa pemerintahan Sultan Sultan Saidil Mukamil (1588-1604).<ref name=Zaninuddin>Zaninuddin, H. M. ''Tarich Atjeh dan Nusantara''. hlm. 211.</ref> Pada waktu itu mulai dibuka perkebunan merica, tetapi negeri ini tidak begitu ramai karena belum dapat menandingi [[Singkil|Negeri Singkil]] yang banyak disinggahi kapal dagang untuk memuat [[kemenyan]] dan [[kapur barus]].{{fact}} Adapun penamaan Negeri Pasir Karam menjadi Meulaboh, sebagaimana yang dijelaskan Zainuddin dalam bukunya, terkait erat dengan kisah pendaratan sejumlah pendatang dari [[Minangkabau]]. Kata "Meulaboh" sendiri dalam Kamus Aceh-Indonesia yang disusun oleh Aboe Bakar, dkk berarti: "berlabuh" atau "tempat berlabuh".<ref>Kamus Aceh-Indonesia yang diterbitkan Pusat Pembinaan Departemen Pendidikan, Lembaga Pengembangan Bahasa dan Kebudayaan Tahun 1985.</ref> Menurut pendapat versi ini, sejak itulah Negeri Pasi Karam lambat laun dikenal dengan nama Meulaboh, yaitu dikait-kaitkan dengan kisah pendaratan pendatang dari Minangkabau tersebut.<ref>Zaninuddin, H. M. ''Tarich Atjeh dan Nusantara''. hlm. 212.</ref><!--
Catatan sejarah menunjukan bahwa Meulaboh sudah ada sejak 4 abad yang silam, yaitu pada masa Sultan Sultan Saidil Mukamil (1588-1604) naik tahta. Pada masa pemerintahan [[Sultan Iskandar Muda]] (1607-1636), negeri itu ditambah pembangunannya. Pada waktu itu mulai dibuka perkebunan [[merica]], tetapi negeri ini tidak begitu ramai karena belum dapat menandingi Negeri [[Singkil]] yang banyak disinggahi kapal dagang untuk memuat kemenyan dan [[kapur barus]]. Lalu pada masa pemerintahan Sultan Djamalul Alam, Negeri Pasi Karam kembali ditambah pembangunannya dengan memperluas pembukaan kebun merica. Untuk mengelola kebun-kebun itu didatangkan orang-orang dari [[Pidie]] dan [[Aceh Besar]].
|