Sumatra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Taylorbot (bicara | kontrib)
sesudah konsensus komunitas | t=260 su=14 in=14 at=14 -- only 36 edits left of totally 51 possible edits | edr/ovr/aft=000-000/000-000/000-000 | clean up (3) : tab&trailspc&reduceol&killreddot & {{Sumatera}}--(ci=3,1x)-->{{Sumatra}} | "matera}} [[Kate" -> "matra}} [[Kateg"
Baris 1:
{{disambiginfo}}
{{Infobox Islands
|name = SumateraSumatra
|image name = Sumatra Topography.png
|image caption = Topografi Pulau SumateraSumatra
|locator map = SumatraLocation.png
|native name =
Baris 16:
|country = {{flagcountry|Indonesia}}
|country admin divisions title = Provinsi
|country admin divisions = [[Aceh]]<br />[[SumateraSumatra Utara]]<br />[[Riau]]<br />[[SumateraSumatra Barat]]<br />[[Kepulauan Riau]]<br />[[Jambi]]<br />[[Bengkulu]]<br />[[SumateraSumatra Selatan]]<br />[[Kepulauan Bangka Belitung]]<br />[[Lampung]]
|country largest city = [[Medan]]
|country largest city population = 2.479.560 (2018)
Baris 25:
|ethnic groups = [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Alas|Alas]], [[Suku Batak|Batak]], [[Suku Gayo|Gayo]], [[Suku Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Lampung]], [[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Rejang|Rejang]]
}}
'''SumateraSumatra''' (ejaan [[KBBI]]: '''Sumatra''') adalah [[pulau]] [[Daftar pulau menurut luas wilayah|keenam terbesar di dunia]] yang terletak di [[Indonesia]], dengan luas 473.481&nbsp;km². Penduduk pulau ini sekitar 57.940.351 (sensus 2018). Pulau ini dikenal pula dengan nama lain yaitu ''Pulau Percha'', ''Andalas'', atau ''Suwarnadwipa'' ([[bahasa Sanskerta]], berarti "pulau emas"). Kemudian pada [[Prasasti Padang Roco]] tahun 1286 dipahatkan ''swarnnabhūmi'' ([[bahasa Sanskerta]], berarti "tanah emas") dan ''bhūmi mālayu'' ("Tanah Melayu") untuk menyebut pulau ini. Selanjutnya dalam naskah [[Negarakertagama]] dari abad ke-14 juga kembali menyebut "Bumi Malayu" (Melayu) untuk pulau ini.
 
== Etimologi ==
Asal nama SumateraSumatra berawal dari keberadaaan Kerajaan [[Kesultanan Samudera Pasai|Samudera]] (terletak di pesisir timur [[Aceh]]). Diawali dengan kunjungan [[Ibnu Batutah]], petualang asal [[Maroko]] ke negeri tersebut pada tahun [[1345]], dia melafalkan kata ''Samudera'' menjadi ''Samatrah'', dan kemudian menjadi ''SumateraSumatra'', selanjutnya nama ini tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan [[Portugis]], untuk dirujuk pada pulau ini, sehingga kemudian dikenal meluas sampai sekarang.<ref>Nicholaas Johannes Krom, ''De Naam Sumatra'', BKI, 100, 1941.</ref>
 
Nama asli SumateraSumatra, sebagaimana tercatat dalam sumber-sumber sejarah dan cerita-cerita rakyat, adalah "Pulau Emas". Istilah ''Pulau Ameh'' ([[bahasa Minangkabau]], berarti pulau emas) kita jumpai dalam cerita [[Cindua Mato]] dari [[Minangkabau]]. Dalam cerita rakyat Lampung tercantum nama tanoh mas untuk menyebut pulau SumateraSumatra. Seorang musafir dari [[Tiongkok]] yang bernama [[I-tsing]] (634-713) yang bertahun-tahun menetap di [[Sriwijaya]] (Palembang sekarang) pada abad ke-7, menyebut SumateraSumatra dengan nama ''chin-chou'' yang berarti "negeri emas".
 
Dalam berbagai [[prasasti]], SumateraSumatra disebut dalam [[bahasa Sanskerta]] dengan istilah: ''Suwarnadwipa'' ("pulau emas") atau ''[[Suvarnabhumi|Suwarnabhumi]]'' ("tanah emas"). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Naskah [[Buddha]] yang termasuk paling tua, Kitab [[Jataka]], menceritakan pelaut-pelaut [[India]] menyeberangi [[Teluk Benggala]] ke Suwarnabhumi. Dalam cerita [[Ramayana]] dikisahkan pencarian Dewi [[Sinta]], istri Rama yang diculik [[Rahwana]], sampai ke Suwarnadwipa.
 
Para musafir Arab menyebut SumateraSumatra dengan nama "Serendib" (tepatnya: "Suwarandib"), transliterasi dari nama Suwarnadwipa. Abu Raihan Al-Biruni, ahli geografi [[Persia]] yang mengunjungi Sriwijaya tahun 1030, mengatakan bahwa negeri Sriwijaya terletak di pulau Suwarandib. Namun ada juga orang yang mengidentifikasi Serendib dengan [[Srilangka]], yang tidak pernah disebut Suwarnadwipa.
 
Di kalangan bangsa [[Yunani]] purba, SumateraSumatra sudah dikenal dengan nama ''Taprobana''. Nama ''Taprobana Insula'' telah dipakai oleh [[Klaudios Ptolemaios]], ahli geografi Yunani abad kedua Masehi, tepatnya tahun 165, ketika dia menguraikan daerah [[Asia Tenggara]] dalam karyanya Geographike Hyphegesis. Ptolemaios menulis bahwa di pulau Taprobana terdapat negeri Barousai. Mungkin sekali negeri yang dimaksudkan adalah Barus di pantai barat SumateraSumatra, yang terkenal sejak zaman purba sebagai penghasil kapur barus.
 
Naskah Yunani tahun 70, [[Periplous tes Erythras Thalasses]], mengungkapkan bahwa Taprobana juga dijuluki chryse nesos, yang artinya ‘pulau emas’. Sejak zaman purba para pedagang dari daerah sekitar Laut Tengah sudah mendatangi [[Nusantara]], terutama SumateraSumatra. Di samping mencari emas, mereka mencari [[kemenyan]] (''Styrax sumatrana'') dan [[kapur barus]] (''Dryobalanops aromatica'') yang saat itu hanya ada di SumateraSumatra. Sebaliknya, para pedagang Nusantara pun sudah menjajakan komoditi mereka sampai ke Asia Barat dan Afrika Timur, sebagaimana tercantum pada naskah ''Historia Naturalis'' karya Plini abad pertama Masehi.
 
Dalam kitab umat [[Yahudi]], Melakim (Raja-raja), fasal 9, diterangkan bahwa Nabi [[Sulaiman]] a.s. raja Israil menerima 420 talenta emas dari Hiram, raja Tirus yang menjadi bawahan dia. Emas itu didapatkan dari negeri Ofir. Kitab Al-Qur’an, Surat Al-Anbiya’ 81, menerangkan bahwa kapal-kapal [[Nabi Sulaiman]] berlayar ke “tanah yang Kami berkati atasnya” (al-ardha l-lati barak-Na fiha).
 
Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri [[Ophir]] itu terletak di SumateraSumatra (Gunung Ophir di [[Kabupaten Pasaman Barat|Pasaman Barat]], [[SumateraSumatra Barat]] yang sekarang bernama [[Gunung Talamau]]?). Perlu dicatat, kota Tirus merupakan pusat pemasaran barang-barang dari Timur Jauh. Ptolemaios pun menulis ''Geographike Hyphegesis'' berdasarkan informasi dari seorang pedagang Tirus yang bernama Marinus. Dan banyak petualang Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 mencari emas ke SumateraSumatra dengan anggapan bahwa di sanalah letak negeri Ofir Nabi Sulaiman a.s.
 
=== Samudera menjadi SumateraSumatra ===
Kata yang pertama kali menyebutkan nama ''SumateraSumatra'' berasal dari gelar seorang raja [[Sriwijaya]] ''[[Haji Sumatrabhumi]]'' ("Raja tanah SumateraSumatra"),<ref name="MUNOZ 175">{{cite book|last=Munoz|title=Early Kingdoms|pages=175}}</ref> berdasarkan berita China ia mengirimkan utusan ke [[China]] pada tahun [[1017]]. Pendapat lain menyebutkan nama SumateraSumatra berasal dari nama [[Kerajaan Samudera Pasai|Samudera]], kerajaan di Aceh pada [[abad ke-13]] dan [[abad ke-14]]. Para [[musafir]] Eropa sejak abad ke-15 menggunakan nama kerajaan itu untuk menyebut seluruh pulau. Sama halnya dengan pulau [[Kalimantan]] yang disebut ''[[Borneo]]'', dari nama [[Brunai]], daerah bagian utara pulau itu yang mula-mula didatangi orang Eropa. Demikian pula [[pulau Lombok]] tadinya bernama [[Selaparang]], sedangkan Lombok adalah nama daerah di pantai timur pulau Selaparang yang mula-mula disinggahi pelaut [[Portugis]].
 
Peralihan Samudera (nama kerajaan) menjadi SumateraSumatra (nama pulau) menarik untuk ditelusuri. [[Odorico da Pordenone]] dalam kisah pelayarannya tahun 1318 menyebutkan bahwa dia berlayar ke timur dari Koromandel, India, selama 20 hari, lalu sampai di kerajaan Sumoltra. Ibnu Bathutah bercerita dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) bahwa pada tahun 1345 dia singgah di kerajaan Samatrah. Pada abad berikutnya, nama negeri atau kerajaan di Aceh itu diambil alih oleh musafir-musafir lain untuk menyebutkan seluruh pulau.
 
Pada tahun [[1490]] Ibnu Majid membuat peta daerah sekitar Samudera Hindia dan di sana tertulis pulau "Samatrah". Peta Ibnu Majid ini disalin oleh Roteiro tahun [[1498]] dan muncullah nama "Camatarra". Peta buatan [[Amerigo Vespucci]] tahun [[1501]] mencantumkan nama "Samatara", sedangkan peta [[Masser]] tahun [[1506]] memunculkan nama "Samatra". [[Ruy d’Araujo]] tahun [[1510]] menyebut pulau itu "Camatra", dan [[Alfonso Albuquerque]] tahun [[1512]] menuliskannya "Camatora". [[Antonio Pigafetta]] tahun [[1521]] memakai nama yang agak ‘benar’: "Somatra". Tetapi sangat banyak catatan musafir lain yang lebih ‘kacau’ menuliskannya: "Samoterra", "Samotra", "Sumotra", bahkan "Zamatra" dan "Zamatora".
 
Catatan-catatan orang Belanda dan Inggris, sejak [[Jan Huygen van Linschoten]] dan Sir [[Francis Drake]] abad ke-16, selalu konsisten dalam penulisan SumateraSumatra. Bentuk inilah yang menjadi baku, dan kemudian disesuaikan dengan lidah Indonesia: SumateraSumatra
 
== Sejarah ==
Baris 57:
 
== Penduduk ==
Secara umum, pulau SumateraSumatra didiami oleh [[bangsa Melayu]], yang terbagi ke dalam beberapa suku. Suku-suku besar ialah [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Batak|Batak]], [[Melayu]], [[Suku Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Besemah|Besemah]], [[Suku Rejang|Rejang]], [[Suku Ogan|Ogan]], [[Suku Komering|Komering]], dan [[Suku Lampung|Lampung]]. Di wilayah pesisir timur SumateraSumatra dan di beberapa kota-kota besar seperti [[Medan]], [[Batam]], [[Palembang]], [[Pekanbaru]], dan [[Bandar Lampung]], banyak bermukim etnis [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] dan [[India-Indonesia|India]]. Penduduk pulau SumateraSumatra hanya terkonsentrasi di wilayah SumateraSumatra Timur dan dataran tinggi [[Minangkabau]]. Mata pencaharian penduduk SumateraSumatra sebagian besar sebagai petani, nelayan, dan pedagang.
 
Penduduk SumateraSumatra mayoritas beragama [[Islam]] dan sebagian kecil merupakan penganut ajaran Kristen [[Protestan]], terutama di wilayah [[Tapanuli]] dan Toba-Samosir, [[SumateraSumatra Utara]]. Di wilayah perkotaan, seperti [[Medan]], [[Pekanbaru]], [[Batam]], [[Pangkal Pinang]], [[Palembang]], dan [[Bandar Lampung]] dijumpai beberapa penganut [[Buddha]].
 
== Transportasi ==
Kota-kota di pulau SumateraSumatra dihubungkan oleh empat ruas jalan lintas, yakni lintas tengah, lintas timur, lintas barat dan lintas pantai timur yang melintang dari barat laut - tenggara SumateraSumatra. Selain itu terdapat pula ruas jalan yang melintang dari barat - timur, seperti ruas Bengkulu - [[Palembang]], Padang - Jambi, serta Padang - Dumai - Medan.
 
Di beberapa bagian pulau SumateraSumatra, kereta api merupakan sarana transportasi alternatif. Di bagian selatan, jalur kereta api bermula dari [[Pelabuhan Panjang]] ([[Lampung]]) hingga [[Lubuk Linggau]] dan [[Palembang]] ([[SumateraSumatra Selatan]]). Di tengah pulau SumateraSumatra, jalur kereta api hanya terdapat di [[SumateraSumatra Barat]]. Jalur ini menghubungkan antara kota [[Padang]] dengan [[Sawah Lunto]] dan kota Padang dengan kota [[Pariaman]]. Semasa kolonial Belanda hingga tahun [[2001]], jalur Padang - Sawah Lunto dipergunakan untuk pengangkutan batu bara. Tetapi semenjak cadangan batu bara di Ombilin mulai menipis, maka jalur ini tidak berfungsi lagi. Sejak akhir tahun [[2006]], pemerintah provinsi SumateraSumatra Barat, kembali mengaktifkan jalur ini sebagai jalur kereta wisata.
 
Di utara SumateraSumatra, jalur kereta api membentang dari kota [[Medan]] sampai ke kota [[Rantau Prapat]]. Pada jalur ini, kereta api dipergunakan sebagai sarana pengangkutan kelapa sawit dan penumpang.
 
Penerbangan internasional dilayani dari Banda Aceh ([[Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda]]), Medan ([[Bandar Udara Internasional Kuala Namu]]), Padang ([[Bandara Internasional Minangkabau]], Batam ([[Bandar Udara Internasional Hang Nadim]]), Tanjungpinang ([[Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah]]) dan Palembang ([[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II]]). Sedangkan pelabuhan kapal laut ada di Belawan (Medan), Teluk Bayur (Padang), Batam Centre (Batam), Bulang Linggi (Bintan), Sri Bintan Pura (Tanjungpinang) dan Bakauheni (Lampung).
 
== Ekonomi ==
Pulau SumateraSumatra merupakan pulau yang kaya dengan hasil bumi. Dari lima provinsi kaya di Indonesia, tiga provinsi terdapat di pulau SumateraSumatra, yaitu provinsi Aceh, Riau dan SumateraSumatra Selatan. Hasil-hasil utama pulau SumateraSumatra ialah kelapa sawit, tembakau, minyak bumi, timah, bauksit, batu bara dan gas alam. Hasil-hasil bumi tersebut sebagian besar diolah oleh perusahaan-perusahaan asing.
 
Tempat-tempat penghasil barang tambang ialah :
* Arun (Aceh), menghasilkan gas alam.
* Pangkalan Brandan (SumateraSumatra Utara), menghasilkan minyak bumi
* Duri, Dumai, dan Bengkalis (Riau), menghasilkan minyak bumi.
* Tanjung Enim (SumateraSumatra Selatan), menghasilkan batu bara.
* Lahat (SumateraSumatra Selatan), menghasilkan batu bara.
* Plaju dan Sungai Gerong (SumateraSumatra Selatan), menghasilkan minyak bumi.
* Tanjungpinang (Kepulauan Riau), menghasilkan bauksit.
* Natuna dan Kepulauan Anambas (Kepulauan Riau), menghasilkan minyak bumi dan gas alam.
* Singkep (Kepulauan Riau), menghasilkan timah.
* Karimun (Kepulauan Riau), menghasilkan granit.
* Indarung (SumateraSumatra Barat), menghasilkan semen.
* Sawahlunto (SumateraSumatra Barat), menghasilkan batubara.
 
Beberapa kota di pulau SumateraSumatra, juga merupakan kota perniagaan yang cukup penting. [[Medan]] kota terbesar di pulau SumateraSumatra, merupakan kota perniagaan utama di pulau ini. Banyak perusahaan-perusahaan besar nasional yang berkantor pusat di sini.
 
Selain kota [[Medan]], kota-kota besar lain di pulau SumateraSumatra adalah:
# [[Palembang]], [[SumateraSumatra Selatan]]
# [[Bandar Lampung]], [[Lampung]]
# [[Pekanbaru]], [[Riau]]
# [[Batam]], [[Kepulauan Riau]]
# [[Padang]], [[SumateraSumatra Barat]]
 
== Geografis ==
Pulau SumateraSumatra terletak di bagian barat gugusan kepulauan [[Nusantara]]. Di sebelah utara berbatasan dengan [[Teluk Benggala]], di timur dengan [[Selat Malaka]], di sebelah selatan dengan [[Selat Sunda]] dan di sebelah barat dengan [[Samudra Hindia]]. Di sebelah timur pulau, banyak dijumpai rawa yang dialiri oleh sungai-sungai besar yang bermuara di sana, antara lain [[Sungai Asahan|Asahan]] ([[SumateraSumatra Utara]]), [[Sungai Siak]] ([[Riau]]), [[Sungai Kampar|Kampar]], [[Sungai Inderagiri|Inderagiri]] ([[SumateraSumatra Barat]], Riau), [[Batang Hari]] (SumateraSumatra Barat, [[Jambi]]), [[Sungai Musi|Musi]], [[Sungai Ogan|Ogan]], [[sungai Lematang|Lematang]], [[Sungai Komering|Komering]] ([[SumateraSumatra Selatan]]), [[Way Sekampung]], [[Way Tulangbawang]], [[Way Seputih]] dan [[Way Mesuji]] ([[Lampung]]). Sementara beberapa sungai yang bermuara ke pesisir barat pulau SumateraSumatra di antaranya [[Batang Tarusan]] (SumateraSumatra Barat) dan [[Sungai Ketahun|Ketahun]] ([[Bengkulu]]).
 
Di bagian barat pulau, terbentang [[pegunungan Bukit Barisan]] yang membujur dari barat laut ke arah tenggara dengan panjang lebih kurang 1500&nbsp;km. Sepanjang bukit barisan tersebut terdapat puluhan gunung, baik yang tidak aktif maupun gunung berapi yang masih aktif, seperti [[Gunung Geureudong|Geureudong]] (Aceh), [[Gunung Sinabung|Sinabung]] (SumateraSumatra Utara), [[Gunung Marapi|Marapi]] dan [[Gunung Talang|Talang]] (SumateraSumatra Barat), [[Gunung Dempo]] (SumateraSumatra Selatan), [[Gunung Kaba]] (Bengkulu), dan [[Gunung Kerinci|Kerinci]] (SumateraSumatra Barat, Jambi). Di pulau SumateraSumatra juga terdapat beberapa [[danau]], di antaranya [[Danau Laut Tawar]] (Aceh), [[Danau Toba]] (SumateraSumatra Utara), [[Danau Singkarak]], [[Danau Maninjau]], [[Danau Diatas]], [[Danau Dibawah]], [[Danau Talang]] (SumateraSumatra Barat), [[Danau Kerinci]] (Jambi) dan [[Danau Ranau]] (Lampung dan SumateraSumatra Selatan).
 
=== Gunung-gunung di SumateraSumatra yang berketinggian diatas 2.500 meter dpl ===
{{utama|Daftar gunung di SumateraSumatra}}
{{col|2}}
* [[Gunung Bandahara]], [[Aceh]] (3.030 m)
* [[Gunung Dempo]], [[SumateraSumatra Selatan]] (3.159 m)
* Gunung Geureudong, Aceh (2.885 m)
* Gunung Kerinci, [[SumateraSumatra Barat]] dan [[Jambi]] (3.805 m)
* [[Gunung Leuser]], Aceh (3.172 m)
* Gunung Marapi, SumateraSumatra Barat (2.891 m)
* [[Gunung Perkison]], Aceh (2.828 m)
* [[Gunung Singgalang]], SumateraSumatra Barat (2.877 m)
* [[Gunung Talamau]], SumateraSumatra Barat (2.912 m)
* Gunung Talang, SumateraSumatra Barat (2.597 m)
{{EndDiv}}
 
Baris 122:
 
=== Provinsi ===
Pemerintahan di SumateraSumatra dibagi menjadi 10 provinsi.
{| class="wikitable sortable"
! Provinsi
Baris 142:
| [[Berkas:Locator_Aceh_final.png|150px]]
|-
| [[SumateraSumatra Utara]]
| {{kota|Medan}}
| [[Edy Rahmayadi]]
| align="center"|72.271
| align="center"|14.753.286
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di SumateraSumatra Utara|33]]
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_North_Sumatra.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator_north_sumatra.png|150px]]
|-
| [[SumateraSumatra Barat]]
| {{kota|Padang}}
| [[Irwan Prayitno]]
| align="center"|42.095
| align="center"|5.511.246
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di SumateraSumatra Barat|19]]
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_West_Sumatra.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator west sumatra.png|150px]]
Baris 196:
| [[Berkas:Locator_bengkulu_final.png|150px]]
|-
| [[SumateraSumatra Selatan]]
| {{kota|Palembang}}
| [[Herman Deru]]
| align="center"|87.102
| align="center"|8.182.597
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di SumateraSumatra Selatan|17]]
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_South_Sumatra.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator_sumsel_final.png|150px]]
Baris 225:
 
=== Kota besar ===
Berikut 10 kota besar di SumateraSumatra berdasarkan jumlah populasi tahun 2018 (Kemendagri) .
{| class="wikitable"
|-
Baris 235:
| 1
| [[Medan]]
| [[SumateraSumatra Utara]]
| 2.479.560
|-
| 2
| [[Palembang]]
| [[SumateraSumatra Selatan]]
| 1.573.898
|-
Baris 260:
| 6
| [[Padang]]
| [[SumateraSumatra Barat]]
| 887.675
|-
Baris 280:
|10
| [[Pematang Siantar]]
| [[SumateraSumatra Utara]]
| 282.885
|-
Baris 292:
 
== Lihat pula ==
* [[Daftar gunung di SumateraSumatra]]
* [[Kerajaan-kerajaan di SumateraSumatra]]
 
== Referensi ==
Baris 304:
{{Sumatra}}
 
[[Kategori:SumateraSumatra| ]]
[[Kategori:Kepulauan Sunda Besar]]
[[Kategori:Pulau di Indonesia]]