Filsafat Buddhis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
-
Pierrewee (bicara | kontrib)
perguruan->mazhab/aliran
Baris 82:
}}
{{Buddhisme}}
'''Filsafat Buddha''' mengacu kepada pandangan atau penerapan ajaran [[Buddha]] terhadap nilai-nilai kehidupan, [[eksistensi]], [[pengetahuan]], [[Budi|akal budi]], [[materi]], serta [[moralitas]] manusia. Semasa hidupnya, [[Siddhartha Gautama|Buddha Gautama]] secara personal tidak pernah mendokumentasikan apa yang ia ajarkan dalam bentuk tulisan, sehingga filsafat Buddha dibangun berdasarkan rekonstruksi yang dilakukan terhadap ajaran-ajaran Buddha yang berkembang didalam perguruanmazhab-perguruanmazhab Buddha pasca kematian beliau.<ref>Emmanuel M. Steven (2013). ''[https://books.google.co.id/books/about/A_Companion_to_Buddhist_Philosophy.html?id=P_lmCgAAQBAJ&redir_esc=y A Companion to Buddhist Philosophy]''. Willey-Blackwell. hlm 1. "Another salient fact for us is that the Buddha did not commit any of his teachings to writing..."</ref> Pokok kajian filsafat Buddha pada awalnya ditekankan pada [[dukkha]] yang menjadi awal permasalahan dan eksistensi kehidupan di dunia ini. Pokok kajian tersebut di rangkum dalam empat kebenaran mulia, termasuk didalamnya jalan pembebasan dari dukkha tersebut untuk mencapai nibbana.<ref>{{Cite book|url=https://plato.stanford.edu/archives/spr2015/entries/buddha/|title=The Stanford Encyclopedia of Philosophy|last=Siderits|first=Mark|date=2015|publisher=Metaphysics Research Lab, Stanford University|editor-last=Zalta|editor-first=Edward N.|edition=Spring 2015}}</ref> Seiring berjalannya waktu, kajian filsafat Buddha kemudian mencakup kajian filsafat pada umumnya seperti [[etika]], [[epistemologi]], [[fenomenologi]], [[logika]], [[ontologi]], serta [[logika]] ; termasuk nantinya isu-isu kontemporer seperti etika lingkungan, [[biomedis]], perang dan perdamaian, [[hak asasi manusia]] hingga studi gender.
 
Seperti ajaran Buddha yang berkembang menjadi dua aliran yang dikenal secara umum; [[Theravada]] dan [[Mahayana]]. Kajian terhadap filsafat Buddha juga terbagi kedalamke dalam beberapa perguruanmazhab Buddhis yang berkaitan dengan dua aliran tersebut. PerguruanMazhab-perguruanmazhab ini memiliki persepsi yang berbeda terhadap beberapa poin dalam ajaran Buddha, yang kemudian menjadi kajian ilmu filsafat klasik maupun kontemporer.
 
== Basis fundamental ajaran Buddha ==
Baris 151:
Kelahiran kembali (Pali : ''Punabbhava'') merupakan suatu proses menjadi ada/eksis atau lahir kembali dari suatu makhluk hidup di kehidupan mendatang (setelah ia meninggal/mati). Proses ini berkaitan dari kamma (perbuatannya) suatu individu pada kehidupan lampau.<ref>Tim, Bhagavant.com. [http://bhagavant.com/home.php?link=dhamma_sari&n_id=75 "Punabhava (Kelahiran Kembali)"]. Diakses tanggal 21-10-2017.</ref> Terjadinya kelahiran kembali pada suatu makhluk mengindikasikan bahwa makhluk tersebut masih memiliki keterikatan duniawi. Ajaran Buddha mengajarkan untuk menghindari kelahiran kembali melalui jalan mulia berunsur delapan.<ref name=":3" />
 
== Perkembangan perguruanmazhab Buddha dalam kajian filsafat ==
 
====== Theravada ======
Baris 163:
====== Mahayana ======
{{utama|Buddha Mahayana}}
Sementara ajaran Mahayana sering dikaitkan dengan ontologi idealis.<ref name=":12" /><ref name=":13">Emmanuel M. Steven (2013). [https://books.google.co.id/books/about/A_Companion_to_Buddhist_Philosophy.html?id=P_lmCgAAQBAJ&redir_esc=y ''A Companion to Buddhist Philosophy''. Willey-Blackwell]. hlm 129-222</ref> [[Ontologi]] [[Idealisme|idealistis]] menyatakan objek dalam realita merupakan produk kesadaran. Sehingga dapat dikatakan objek-objek di dunia ini merupakan objek semu karena bergantung pada kesadaran terhadap setiap individu atau subjek pemikir.<ref>{{Cite book|url=https://plato.stanford.edu/archives/fall2015/entries/idealism/|title=The Stanford Encyclopedia of Philosophy|last=Guyer|first=Paul|last2=Horstmann|first2=Rolf-Peter|date=2015|publisher=Metaphysics Research Lab, Stanford University|editor-last=Zalta|editor-first=Edward N.|edition=Fall 2015}}</ref> Dalam kajiannya secara umum, ajaran Buddha Mahayana memiliki dua perguruanmazhab yakni : [[Madhyamaka]] dan [[Yogacara]].
 
Pemikir awal dan sering juga disebut sebagai pencetus dari perguruanmazhab Madhyamaka adalah [[Nagarjuna]]. Nagarjuna menulis banyak risalah tentang kajian filsafat dalam ajaran Buddha. Salah satunya adalah ''Mula-madhyamaka-karika'' yang merupakan literatur kunci dari bahasan Madhyamaka.<ref name=":13" /> Pokok dari bahasan filsafat ajaran Madhyamaka adalah gagasan dalam ajaran Buddha bahwa, setiap individu dan kejadian yang terjadi di dunia ini sejatinya tanpa esensi ''(svabaha'' dan ''sunyata'').<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/57245990|title=The center of the sunlit sky : Madhyamaka in the Kagyü tradition : including a translation of Pawo Rinpoche's commentary on the knowledge section of Śāntideva's The entrance to the Bodhisattva's way of life (Bodhicaryāvatāra)|last=Karl.|first=Brunnhölzl,|date=2004|publisher=Snow Lion Publications|isbn=9781559392181|location=Ithaca, N.Y.|oclc=57245990}} Hlm. 590 "To the contrary, it is precisely the fact of their emptiness—their lack of solid and independent existence—that allows for the unimpeded and dynamic flow of the dependent origination of conditioned phenomena. As Nagarjuna says....."</ref> Nagarjuna menggambarkan pemikirannya sebagai jalan tengah diantara dua kajian ekstrim. Nagarjuna menolak pandangan eternalisme yakni pandangan yang menyatakan bahwasannya suatu realitas yang tidak bergantung waktu ; masa lalu masih ada dan masih berjalan, masa kini sedang berjalan, masa depan telah ada dan telah berjalan.<ref name=":13" /><ref>{{Cite book|url=https://plato.stanford.edu/archives/fall2016/entriesime/|title=The Stanford Encyclopedia of Philosophy|last=Markosian|first=Ned|last2=Sullivan|first2=Meghan|last3=Emery|first3=Nina|date=2016|publisher=Metaphysics Research Lab, Stanford University|editor-last=Zalta|editor-first=Edward N.|edition=Fall 2016}}</ref> Nagarjuna juga menolak gagasan [[nihilisme]] berkaitan dengan kekosongan (''sunyata'') mutlak bahwa setiap fenomena yang terjadi didunia tidak memiliki inti dan merupakan sesuatu yang semu. Menurut Nagarjuna kesemua entitas dan fenomena yang ada dan terjadi di dunia ini nyata namun bersifat sementara. Pandangan inilah kemudian disebut sebagai jalan tengah.<ref name=":13" /><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books/about/Nagarjuna_s_Philosophy.html?id=h-Mslj917EsC&redir_esc=y|title=Nagarjuna's Philosophy: As Presented in the Maha-Prajnaparamita-Sastra|last=Ramanan|first=K. Venkata|date=1987|publisher=Motilal Banarsidass Publ.|isbn=9788120802148|language=en}} Hlm 60.</ref> Sementara pandangan Yogacara menolak gagasan realisme dari Theravada dan kesementaraan fenomena-objek yang ditawarkan Mahayana.<ref name=":14">{{Cite news|url=https://www.britannica.com/topic/Yogachara|title=Yogachara {{!}} Buddhist school|newspaper=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2017-10-22}}</ref> Ajaran Yogacara menekankan pembahasan suatu fenomena-objek di alam semesta harus melalui pikiran(''citta'') dan kesadaran(''vijnana'') manusia.<ref name=":13" /><ref name=":14" /><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/72868510|title=Buddhism as philosophy : an introduction|last=1946-|first=Siderits, Mark,|date=2007|publisher=Ashgate|isbn=9780872208735|location=Aldershot, England|oclc=72868510}} Hlm. 147</ref> Dalam ajaran Yogacara, realitas termasuk didalamnya yaitu, objek dan fenomena yang dapat dirasakan manusia, bukanlah sesuatu yang nyata, karena hal tersebut dihasilkan oleh kesadaran manusia; kesadaran manusia merupakan hal yang nyata dan juga sementara dalam ajaran ini.<ref name=":13" /><ref name=":14" /> Selain kesadaran manusia, hal lain yang dipandang sebagai sesuati yang nyata dalam ajaran Yogacara adalah kekosongan (''sunyata).''<ref name=":14" />
 
====== Tibet ======
Ajaran Buddha di Tibet merupakan perkembangan lebih lanjut dari ajaran Mahayana; perguruanmazhab Madhamaka dan Yogacara. Juga dalam perkembangannya terdapat pengaruh dari keyakinankepercayaan lokal ''[[Bön]]''.<ref name=":15">{{Cite web|url=http://www.bbc.co.uk/religion/religions/buddhism/subdivisions/tibetan_1.shtml|title=BBC - Religions - Buddhism: Tibetan Buddhism|access-date=2017-10-22}}</ref> Ajaran Buddha mulai berpengaruh di Tibet pada masa pemerintahan Raja [[Songtsen Gampo|Songtsän Gampo]] sekitar tahun 641 M. Lebih lanjut, ajaran Buddha di Tibet berkembang menjadi empat perguruanmazhab yang dikenal secara umum yakni :<ref name=":15" /><ref>{{Cite web|url=http://www.iep.utm.edu/tibetan/|title=Tibetan Philosophy {{!}} Internet Encyclopedia of Philosophy|website=www.iep.utm.edu|language=en-US|access-date=2017-10-22}}</ref>
# ''Nyingma'' : Nyingma merupakakan perguruanmazhab Buddha tertua di Tibet. Menurut ajaran Nyingma inti atau esensi dari setiap makhluk adalah kesadaran.<ref name=":15" /><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/828834208|title=Tibetan Buddhism : a very short introduction|last=Matthew.|first=Kapstein,|isbn=9780199735129|location=Oxford|oclc=828834208}} Hlm 29-44</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.thoughtco.com/nyingma-school-450169|title=History, Overview of Nyingmapa, the Oldest School of Tibetan Buddhism|newspaper=ThoughtCo|access-date=2017-10-22}}</ref>
# ''Sakya'' : Sakya memiliki bahasan yang erat kaitannya dengan literatur-literatur [[Wajrayana|Tantra]].<ref>{{Cite web|url=http://kagyuoffice.org/buddhism/buddhism-in-tibet/the-sakya-school/|title=The Sakya School {{!}} Karmapa – The Official Website of the 17th Karmapa|website=kagyuoffice.org|language=en-US|access-date=2017-10-22}}</ref> Sakya menekankan anti-realisme dalam pembahasan fenomena-objek di dunia.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books/about/Recognizing_Reality.html?id=_zv_zyIEtckC&redir_esc=y|title=Recognizing Reality: Dharmakirti's Philosophy and Its Tibetan Interpretations|last=Dreyfus|first=Georges B. J.|publisher=SUNY Press|isbn=9781438401546|language=en}} Hlm. 2</ref>
# ''[[Kagyu]]'' : Kagyu memiliki doktrin utama yang dinamakan [[Mahamudra]]. Mahamudra merupakan gabungan teknik meditasi dan Yoga yang dipercaya dapat memberikan kita persepektif terhadap kehampaan (''sunyata).''<ref>{{Cite news|url=https://www.thoughtco.com/kagyu-oral-transmission-school-450168|title=Introduction to the Kagyu School of Tibetan Buddhism: History and More|newspaper=ThoughtCo|access-date=2017-10-22}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://kagyuoffice.org/kagyu-lineage/|title=Kagyu Lineage {{!}} Karmapa – The Official Website of the 17th Karmapa|website=kagyuoffice.org|language=en-US|access-date=2017-10-22}}</ref>
# ''[[Gelug]]'' : Gelug merupakan perguruanaliran yang erat kaitannya dengan Dalai lama.<ref>{{Cite news|url=https://www.thoughtco.com/the-gelug-school-of-tibetan-buddhism-449627|title=Background on the Gelug or Geluk School of Tibetan Buddhism|newspaper=ThoughtCo|access-date=2017-10-22}}</ref> DiantaraDi perguruanantara mazhab lainnya, Gelug merupakan perguruanmazhab yang paling menekankan pembelajaran filsafat. Bahasan filsafat yang ditekankan terkait ajaran Buddha diantaranyadi antaranya : [[Prajnaparamita]], [[Madhyamaka]], Pramana, [[Abhidharma]] dan [[Vinaya Piṭaka|Vinapa]].<ref>{{Cite web|url=http://kagyuoffice.org/buddhism/buddhism-in-tibet/the-gelug-school/|title=The Gelug School {{!}} Karmapa – The Official Website of the 17th Karmapa|website=kagyuoffice.org|language=en-US|access-date=2017-10-22}}</ref>
Ajaran Buddha di Tibet merupakan perkembangan lebih lanjut dari aliran [[Mahāyāna|Mahayana]]. Sehingga, dalam menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan bahasan filsafat, ajaran Buddha di Tibet menggunakan persepektif yang serupa dengan aliran Mahayana; Menekankan aspek kesadaran individu dalam setiap pembahasan fenomena-objek yang terjadi di dunia.<ref name=":13" /> Selain itu [[Wajrayana|Vajrayana]] yang merupakan aliran Buddha yang erat kaitannya dengan literatur [[Tantra]], juga memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan ajaran Buddha di Tibet, baik dari bahasan filsafat maupun praktik seperti yoga dan meditasi.<ref name=":13" /><ref>{{Cite news|url=https://www.britannica.com/topic/Vajrayana|title=Vajrayana {{!}} Buddhism|newspaper=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2017-10-22}}</ref>
 
====== Asia Timur ======
Serupa dengan perkembangan di Tibet, perkembangan ajaran Buddha di Asia Timur (Tiongkok, Jepang , dan Korea) merupakan kelanjutan dari aliran Mahayana dan erat kaitannya dengan literatur-literatur [[Wajrayana|Tantra]].<ref name=":16">Emmanuel M. Steven (2013). [https://books.google.co.id/books/about/A_Companion_to_Buddhist_Philosophy.html?id=P_lmCgAAQBAJ&redir_esc=y ''A Companion to Buddhist Philosophy''. Willey-Blackwell]. hlm 110-125</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.buddhanet.net/e-learning/buddhistworld/east-asia.htm|title=The Buddhist World: Buddhism in East Asia - China, Korean, Japan.|website=www.buddhanet.net|access-date=2017-10-22}}</ref> Sehingga bahasan yang berkaitan dengan filsafat pada umumnya memiliki inti yang serupa dengan ajaran Buddha [[Mahāyāna|Mahayana]], meskipun dalam kelanjutannya terdapat berbagai variasi. Variasi ini berkaitan dengan pengaruh kepercayaan atau ajaran lokal yang telah berkembang seperti [[Agama Khonghucu|Konfusianisme]] dan [[Taoisme]].<ref name=":16" /> PerguruanMazhab filsafat Buddha di Asia Timur juga nantinya akan berkembang menjadi beberapa aliran; diantaranya yang dikenal secara luas : aliran ''Huayan'', aliran ''[[Zen]]'' atau ''Chan'', dan aliran ''[[Tiantai]].''<ref name=":16" /><ref>{{Cite web|url=http://www.buddhanet.net/e-learning/buddhistworld/china-txt.htm|title=Buddhist Studies: Mahayana Buddhism: Chinese|website=www.buddhanet.net|access-date=2017-10-22}}</ref>
 
== Isu kontemporer dan aplikasi ==