Lampung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Taylorbot (bicara | kontrib)
sesudah konsensus komunitas | t=254 su=13 in=13 at=13 -- only 37 edits left of totally 51 possible edits | edr/ovr/aft=000-000/000-000/000-000 | clean up (3) : tab&trailspc&reduceol&killreddot & {{Sumatera}}--(ci=3,1x)-->{{Sumatra}} | "matera}} {{coor " -> "matra}} {{coor t"
Baris 49:
}}</ref>''}}
 
Di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa (1651–1683) Banten berhasil menjadi pusat perdagangan yang dapat menyaingi VOC di perairan Jawa, Sumatra dan Maluku. Dalam masa pemerintahannya, Sultan Ageng berupaya meluaskan wilayah kekuasaan Banten yang terus mendapat hambatan karena dihalangi VOC yang bercokol di Batavia. VOC yang tidak suka dengan perkembangan Kesultanan Banten mencoba berbagai cara untuk menguasainya termasuk mencoba membujuk Sultan Haji, Putra Sultan Ageng untuk melawan Ayahnya sendiri.
 
Dalam perlawanan menghadapi ayahnya sendiri, Sultan Haji meminta bantuan VOC dan sebagai imbalannya ia menjanjikan akan menyerahkan penguasaan atas daerah Lampung kepada VOC. Akhirnya pada tanggal 7 April 1682 Sultan Ageng Tirtayasa disingkirkan dan Sultan Haji dinobatkan menjadi Sultan Banten.
Baris 234:
Provinsi Lampung mempunyai jalur kereta api antara Bandar Lampung – [[Palembang]], yang merupakan bagian dari jaringan jalur kereta api di Sumatera Bagian Selatan yang dioperasikan oleh PT Kereta Api (Persero) Divre IV Tanjung Karang yang berkedudukan di [[Bandar Lampung]]. Jalur kereta api Bandar Lampung – Palembang dengan 40 stasiun di sepanjang 387,872&nbsp;km terbentang antara [[Stasiun Tanjungkarang]] (+96) di [[Bandar Lampung]] sampai [[Stasiun Kertapati]] (+2) di Palembang.
 
Berikut ini Layanan Kereta api di Lampung:
* [[Kereta api Sriwijaya|Sriwijaya]]: Tanjungkarang-Kertapati
* [[Kereta api Rajabasa|Rajabasa]]: Tanjungkarang-Kertapati
Baris 409:
{{Lampung}}
{{Provinsi Indonesia}}
{{SumateraSumatra}}
{{coor title dm|4|57|S|105|1|E|region:ID_type:adm1st_scale:2000000|display=title}}