Sistem imun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 158:
== Manipulasi pada kedokteran ==
[[Berkas:Dexamethasone structure.svg|jmpl|ka|200px|[[Obat imunosupresif]] [[deksametason]]]]
Respons imun dapat dimanipulasi untuk menekan respons yang tidak diinginkan karenaakibat [[autoimunitas]], [[alergi]], danatau penolakan [[transplantasi]],. Manipulasi juga dapat dandilakukan untuk menstimulasimerangsang respons perlindungan terhadap patogen yang sebagian besar menghindari sistem imun (lihat [[imunisasi]]) atau kanker.
 
=== Obat imunosupresif ===
[[Obat imunosupresif]] digunakan untuk mengontrol gangguan autoimun atau [[inflamasi]] ketika terjadi kerusakan jaringan yang berlebihan, dan untuk mencegah penolakan [[transplantasi]] setelah [[transplantasi organ]].<ref name= Jan/><ref name= Taylor>{{cite journal | author = Taylor A, Watson C, Bradley J | title = Immunosuppressive agents in solid organ transplantation: Mechanisms of action and therapeutic efficacy | journal = Crit Rev Oncol Hematol | volume = 56 | issue = 1 | pages = 23–46 | year = 2005 | id = PMID 16039869}}</ref>
 
[[Obat antiinflamasi nonsteroid|Obat anti-inflamasi]] sering digunakan untuk mengontrol pengaruh peradangan. [[Glukokortikoid]] merupakan obat anti-inflamasi yang paling kuat, tetapi obat tersebut memiliki banyak efek samping seperti [[obesitas pusat]], [[hiperglikemia]], dan [[osteoporosis]] sehingga penggunaan obat tersebut harus diawasi dengan baik.<ref>{{cite journal | author = Barnes P | title = Corticosteroids: the drugs to beat | journal = Eur J Pharmacol | volume = 533 | issue = 1–3 | pages = 2–14 | year = 2006 | id = PMID 16436275}}</ref> Obat anti-inflamasi dosis rendah sering digunakan bersamaan dengan [[sitotoksik|obat sitotoksik]] atau [[obat imunosupresif]] seperti [[metotreksat]] atau [[azatioprin]]. Obat sitotoksik menghambat respons imun dengan membunuh sel yang membelah dengan cepat seperti sel T yang teraktivasi. Namun, pembunuhan sel dilakukan sembarangan sehingga sel-sel membelah dengan cepat lainnya, serta organ-organ lain pun terpengaruh, yang dapat menyebabkan efek samping berbahaya.<ref name= Taylor/> [[Obat imunosupresif]] seperti [[siklosporin]] mencegah sel T dari merespons sinyal dengan menghalangi [[transduksi sinyal]].<ref>{{cite journal | author = Masri M | title = The mosaic of immunosuppressive drugs | journal = Mol Immunol | volume = 39 | issue = 17–18 | pages = 1073–7 | year = 2003 | id = PMID 12835079}}</ref>
 
=== Imunostimulan ===
Baris 170:
=== Imunologi tumor ===
[[Berkas:Macs killing cancer cell.jpg|jmpl|ka|250px|[[Makrofaga|Makrofag]] telah mengidentifikasi sebuah sel kanker (berukuran besar dan runcing). Setelah membran antarsel menyatu, [[Makrofaga|makrofag]] (sel putih yang lebih kecil) menyuntikkan toksin yang akan membunuh sel tumor. [[Imunoterapi]] untuk pengobatan [[kanker]] merupakan salah satu bidang yang saat ini sedang aktif diteliti dalam penelitian medis.<ref>{{cite journal | author = Morgan R ''et al''. | title = Cancer regression in patients after transfer of genetically engineered lymphocytes | journal = [[Science (journal)|Science]] | year = 2006 | volume = 314 | pages = 126–129 | id = PMID 16946036}}</ref>]]
Peran penting sistem imun lainnya yaitu untuk menemukan dan menghancurkan [[tumor]], melalui mekanisme yang disebut pengawasan imun (''immune surveillance''). Sel tumor mengekspresikan antigen yang tidak ditemukan pada sel normal. Oleh sistem imun, antigen tersebut dianggap sebagai antigen asing dan keberadaannya mendorong sel imun untuk menyerang sel tumor tersebut. Antigen yang diekspresikan oleh tumor memiliki dapat berasal dari berbagai sumber;,<ref name = anderson>{{cite journal | author = Andersen MH, Schrama D, Thor Straten P, Becker JC | title = Cytotoxic T cells | journal = J Invest Dermatol | volume = 126 | issue = 1 | pages = 32–41 | year = 2006 | id = PMID 16417215}}</ref> misal dari virus [[onkogenik]] seperti [[papillomavirus]] yang menyebabkan [[kanker leher rahim]],<ref>{{cite journal | author = Boon T, van der Bruggen P | title = Human tumor antigens recognized by T lymphocytes | journal = J Exp Med | volume = 183 | issue = | pages = 725–29 | year = 1996 | id = PMID 8642276 }}</ref> sementara lainnya adalah protein organisme itu sendiri yang diekspresikan pada tingkat tinggi dibanding tingkat pada sel normal sehat. Salah satu contoh yaitu [[enzim]] [[tirosinase]] yang ketika diekspresikan pada tingkat tinggi, mengubah beberapa sel kulit (seperti [[melanosit]]) menjadi tumor yang disebut [[melanoma]].<ref>{{cite journal | author = Castelli C, Rivoltini L, Andreola G, Carrabba M, Renkvist N, Parmiani G | title = T cell recognition of melanoma-associated antigens | journal = J Cell Physiol | volume = 182 | issue = | pages = 323–31 | year = 2000 | id = PMID 10653598 }}</ref><ref name = romera>{{cite journal | author = Romero P, Cerottini JC, Speiser DE | title = The human T cell response to melanoma antigens | journal = Adv Immunol. | volume = 92 | issue = | pages = 187–224 | year = 2006 | id = PMID 17145305}}</ref> KemungkinanSumber sumberantigen tumor yang ketiga yaituadalah protein yang secara normal penting untuk mengatur pertumbuhan dan daya hidup sel, mengalamitetapi mutasi,protein sepertiini yangmengalami banyakmutasi dijumpaimenjadi padakanker banyakdan jenislalu tumor.menimbulkan Proteinmolekul-molekul tersebut tak lainyang disebut [[onkogen]].<ref name = anderson/><ref name = guevara>{{cite journal | author = Guevara-Patino JA, Turk MJ, Wolchok JD, Houghton AN | title = Immunity to cancer through immune recognition of altered self: studies with melanoma | journal = Adv Cancer Res. | volume = 90 | issue = | pages = 157–77 | year = 2003 | id = PMID 14710950}}</ref><ref>{{cite journal | author = Renkvist N, Castelli C, Robbins PF, Parmiani G | title = A listing of human tumor antigens recognized by T cells | journal = Cancer Immunol Immunother | volume = 50 | issue = | pages = 3–15 | year = 2001 | id = PMID 11315507}}</ref>
 
Respons utama sistem imun terhadap tumor yaitu untuk menghancurkan sel abnormal menggunakan sel T sitotoksik, kadang-kadang dengan bantuan sel T pembantu.<ref name = romera/><ref>{{cite journal | author = Gerloni M, Zanetti M. | title = CD4 T cells in tumor immunity | journal = . Springer Semin Immunopathol | volume = 27 | issue = 1 | pages = 37–48 | year = 2005 | id = PMID 15965712 }}</ref> Antigen tumor disajikan pada molekul MHC kelas I padadengan cara yang serupa dengan antigen virus., Hal ini menyebabkansehingga sel T sitotoksik dapat mengenali sel tumor sebagai sel abnormal.<ref name = seliger>{{cite journal | author = Seliger B, Ritz U, Ferrone S | title = Molecular mechanisms of HLA class I antigen abnormalities following viral infection and transformation | journal = Int J Cancer | volume = 118 | issue = 1 | pages = 129–38| year = 2006 | id = PMID 16003759 }}</ref> Sel NK juga membunuh sel tumor dengan cara yang mirip, terutama jika sel tumor memiliki molekul MHC kelas I lebih sedikit pada permukaan daripada keadaan normal; hal ini merupakan fenomena umum pada tumor.<ref>{{cite journal | author = Hayakawa Y, Smyth MJ. | title = Innate immune recognition and suppression of tumors | journal = Adv Cancer Res | volume = 95 | issue = | pages = 293–322 | year = 2006 | id = PMID 16860661 }}</ref> Terkadang antibodi dihasilkan untuk melawan sel tumor dan menghancurkannya melalui kerja sama dengan [[sistem komplemen]].<ref name = guevara/>
 
Makrofag memiliki peran ganda dalam karsinogenesis (proses perkembangan kanker) tergantung pada jenis pengaktifannya: teraktivasi secara klasik atau teraktivasi secara alternatif. Peran tersebut yaitu dengan cara melawan aktivitas sitotoksik sel imun terhadap sel kanker atau dengan meningkatkan respons antitumor.<ref>{{Cite journal|last=Poh|first=Ashleigh R.|last2=Ernst|first2=Matthias|date=2018|title=Targeting Macrophages in Cancer: From Bench to Bedside|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29594035|journal=Frontiers in Oncology|volume=8|pages=49|doi=10.3389/fonc.2018.00049|issn=2234-943X|pmc=PMC5858529|pmid=29594035}}</ref> Makrofag terkait tumor (''tumor-associated macrophage'', TAM) dapat menghasilkan [[sitokin]] dan faktor pertumbuhan seperti TNF-alfa yang dapat memelihara perkembangan tumor atau mendorong plastisitas sifat seperti sel punca.<ref name=":1" /> Di sisi lan, kombinasi [[hipoksia]] pada tumor dan [[sitokin]] yang diproduksi oleh [[Makrofaga|makrofag]] menyebabkan sel tumor mengurangi produksi protein yang menghalangi [[metastasis]] (penyebaran sel kanker).<ref name=":1" />
 
Beberapa tumor menghindari sistem imun dan terus berkembang sampai menjadi kanker.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Syn|first=Nicholas L|last2=Teng|first2=Michele W L|last3=Mok|first3=Tony S K|last4=Soo|first4=Ross A|title=De-novo and acquired resistance to immune checkpoint targeting|url=http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1470204517306071|journal=The Lancet Oncology|language=en|volume=18|issue=12|pages=e731–e741|doi=10.1016/s1470-2045(17)30607-1|year=2017}}</ref><ref name = selig>{{cite journal | author = Seliger B | title = Strategies of tumor immune evasion | journal = BioDrugs | volume = 19 | issue = 6 | pages = 347–54 | year = 2005 | id = PMID 16392887 }}</ref> Sel tumor sering memiliki jumlah molekul MHC kelas I yang lebih rendah, sehingga dapat menghindari deteksi oleh sel T sitotoksik.<ref name = seliger/> Beberapa sel tumor juga mengeluarkan produk yang mencegah respons imun; contohnya dengan mengsekresikanmenyekresikan sitokin [[TGF beta|TGF-β]], yang menekan aktivitas [[makrofaga|makrofag]] dan [[limfosit]].<ref>{{cite journal | author = Frumento G, Piazza T, Di Carlo E, Ferrini S | title = Targeting tumor-related immunosuppression for cancer immunotherapy | journal = Endocr Metab Immune Disord Drug Targets | volume = 6 | issue = 3 | pages = 233–7 | year = 2006 | id = PMID 17017974}}</ref> Selain itu, [[toleransi imunologis]] dapat berkembang terhadap antigen tumor sehingga sistem imun tidak lagi menyerang sel tumor.<ref name = selig/>
 
=== Memori imunologi dan vaksinasi ===
Baris 183:
[[Berkas:Immune response2.svg|jmpl|kiri|360px|Lama waktu respons imun dimulai dengan pertemuan dengan patogen awal (atau vaksinansi awal), dan mendorong pembentukan dan penjagaan memori imunologi aktif.]]
 
Memori aktif jangka panjang didapat mengikutisetelah terjadinya infeksi olehmelalui proses pengaktifan sel B dan sel T. Imunitas aktif dapat juga dibuat melalui [[vaksinasi]]. Prinsip di balik vaksinasi (juga disebut [[imunisasi]]) yaitu untuk memperkenalkan [[antigen]] dari patogen untuk menstimulasi sistem imun dan mengembangkan imunitas spesifik melawan patogen tanpa menyebabkan penyakit yang berkaitan dengan organisme tersebut.<ref name=Alberts/>{{rp|1311}} Induksi respons imun yang disengaja ini berhasil karena memanfaatkan spesifisitas alami sistem imun. Penyakit infeksi masih menjadi salah satu penyebab utama kematian pada populasi manusia, sehingga vaksinasi muncul sebagai manipulasi sistem imun manusia yang paling efektif.<ref name=Jan/>{{rp|33}}
 
Kebanyakan vaksin virus berasal dari virus yang dilemahkan, sedangkan banyak vaksin bakteri berasal dari komponen aseluler dari mikroorganisme, termasuk komponen [[toksin]] yang tidak berbahaya. Karena banyak antigen berasal dari vaksin aseluler tidak menginduksi respons adaptf dengan kuat, maka kebanyakan vaksin bakteri disediakan dengan penambahan [[adjuvan imunologik|adjuvan]] yang mengaktifkan [[sel penyaji antigen]] (APC) pada [[Sistem kekebalan bawaan|sistem imun bawaan]] dan memaksimalkan [[imunogenisitas]].<ref>{{cite journal | author = Singh M, O'Hagan D | title = Advances in vaccine adjuvants | journal = Nat Biotechnol | volume = 17 | issue = 11 | pages = 1075–81 | year = 1999 | id = PMID 10545912}}</ref>
 
=== Prediksi imunogenisitas ===
 
Obat-obat berukuran besar (>500 [[Satuan massa atom|Da]]) dapat memicu aksi penetralan oleh respons imun, terutama jika obat digunakan berulang-ulang atau pada dosis yang lebih besar.<ref>{{Cite journal|last=Krishna|first=Murli|last2=Nadler|first2=Steven G.|date=2016|title=Immunogenicity to Biotherapeutics - The Role of Anti-drug Immune Complexes|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26870037|journal=Frontiers in Immunology|volume=7|pages=21|doi=10.3389/fimmu.2016.00021|issn=1664-3224|pmc=PMC4735944|pmid=26870037}}</ref> Hal ini membatasi obat-obat yang berbentuk peptida dan protein dengan ukuran besar (yang umumnya lebih besar dari 6000 Da). Pada beberapa kasus, obat tersebut tidak imunogenik, tetapi dapat diberikan bersamaan dengan senyawa imunogenik, seperti pada kasus [[paklitaksel]] ("Taxol") serta kombinasi oksaliplatin dan siklofosfamid.<ref>{{Cite journal|last=Hodge|first=James W.|last2=Garnett|first2=Charlie T.|last3=Farsaci|first3=Benedetto|last4=Palena|first4=Claudia|last5=Tsang|first5=Kwong-Yok|last6=Ferrone|first6=Soldano|last7=Gameiro|first7=Sofia R.|date=2013-08-01|title=Chemotherapy-induced immunogenic modulation of tumor cells enhances killing by cytotoxic T lymphocytes and is distinct from immunogenic cell death|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23364915|journal=International Journal of Cancer|volume=133|issue=3|pages=624–636|doi=10.1002/ijc.28070|issn=1097-0215|pmc=PMC3663913|pmid=23364915}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Pfirschke|first=Christina|last2=Engblom|first2=Camilla|last3=Rickelt|first3=Steffen|last4=Cortez-Retamozo|first4=Virna|last5=Garris|first5=Christopher|last6=Pucci|first6=Ferdinando|last7=Yamazaki|first7=Takahiro|last8=Poirier-Colame|first8=Vichnou|last9=Newton|first9=Andita|date=2016-02-16|title=Immunogenic Chemotherapy Sensitizes Tumors to Checkpoint Blockade Therapy|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26872698|journal=Immunity|volume=44|issue=2|pages=343–354|doi=10.1016/j.immuni.2015.11.024|issn=1097-4180|pmc=PMC4758865|pmid=26872698}}</ref>
 
Metode komputerisasi telah dikembangkan untuk memprediksi imunogenisitas peptida dan protein, yang berguna dalam merancang antibodi untuk obat, menilai keganasan mutasi pada partikel pembungkus virus, dan validasi pengobatan calon obat dengan bahan peptida. Teknik zaman dulu memanfaatkan kecenderungan bahwa [[asam amino]] [[hidrofil]] memiliki konsentrasi lebih tinggi pada daerah [[epitop]];.<ref name="Welling">{{cite journal|author = Welling GW, Wiejer WJ, van der Zee R, Welling-Werster S. |date = 1985 |title= Prediction of sequential antigenic regions in proteins|journal=J Mol Recognit|volume=88|issue=2|pages=215–8|id = PMID 2411595}}</ref>; tetapiNamun banyakdemikian, perkembangan-perkembangan terbaru terkinilebih bersandar pada teknik [[pembelajaran mesin]] yang menggunakan basis data epitop yang diketahui ada, (biasanya padamengenai protein-protein virus yang sudah diteliti dengan baik,) sebagai kumpulan''training percobaanset''.<ref name="Sollner">{{cite journal|author = Sollner J, Mayer B. | date = 2006 | title = Machine learning approaches for prediction of linear B-cell epitopes on proteins. | volume=19|issue=3|pages=200–8|id = PMID 16598694}}</ref>
 
Basis data yang dapat diakses publik telah dibuat untuk mengatalogkan epitop dari patogen yang diketahui dapat dikenali oleh sel B.<ref name="Saha">{{cite journal|author=Saha S, Bhasin M, Raghava GP.|date=2005|title=Bcipep: a database of B-cell epitopes.|journal=BMC Bioinformatics|volume=6|issue=1|pages=79|id = PMID 15921533 }}</ref> Penelitian berdasarkan [[bioinformatika]] terhadap imunogenisitas disebut juga ''imunoinformatika''.<ref name="Flower">{{cite journal|author=Flower DR, Doytchinova IA.|date=2002|title=Immunoinformatics and the prediction of immunogenicity.|journal=Appl Bioinformatics|volume=1|issue=4|pages=167–76|id = PMID 15130835}}</ref>. Imunoproteomik merupakan studi kumpulan besar protein ([[proteomika]]) yang terlibat dalam respons imun.
 
== Evolusi dan mekanisme lainnya ==