Suku Balantak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aulli.r (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Aulli.r (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
Di Sulawesi Tengah, Balantak menjadi satu dari 12 etnis atau suku bangsa yang mendiami wilayah tersebut. Kesebelas etnis atau suku bangsa selain Balantak yang ada yaitu Kali, Kulawi, Lore, Pamona, Mori, Bungku, Saluan, Banggai, Buol, dan Tolitolo.<ref name=":1">{{Cite web|url=http://www.sultengprov.go.id/profil-sulteng/sekilas-sulteng/65-tentang-propinsi-sulawesi-tengah|title=Tentang Propinsi Sulawesi Tengah|website=www.sultengprov.go.id|access-date=2019-03-10}}</ref> Sementara itu di Banggai Suku Balantak dianggap sebagai pendatang dari wilayah di luar daerah bersama dengan Suku Saluan. Adapun yang dianggap penduduk asli adalah Suku Banggai.<ref>{{Cite journal|date=2017-07-12|title=Suku Banggai|url=https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Banggai&oldid=13043354|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref>
 
Bagi orang Balantak, ada empat hal yang dianggap sebagai unsur paling penting dalam kebudayaannya. Keempat hal tersebut adalah martabat, kekeluargaan, keteraturan sosial, dan kemurahan hari. Dalam urusan kekeluargaan, masyarakat Balantak terbilang memiliki ikatan yang erat. Semangat gotong royong dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu perwujudannya.<ref>Struktur Sastra Lisan Balantak: Efendi, Sofjan B. Kambar, Abd. Rahmad Tiban.</ref> Ikatan kekeluargaan dalam kebudayaan Balantak bersifat bilateral dengan keluarga-keluarga inti yang tergabung dalam kesatuan yang disebut bense. Sebanyak dua atau tiga bense biasanya menghuni sebuah desa dan desa ini tergabung lagi dalam kesatuan pemukiman atau kampung yang disebut bosano. Istilah bosano juga digunakan untuk kepala kampung yang menjadi pemimpin suatu wilayah.<ref name=":0" />
 
== Masa Lampau ==