Aceh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib) k ←Suntingan Channel ndai (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh CommonsDelinker Tag: Pengembalian |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 29:
|nama wakil gubernur = --
|DPRD = Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
|nama ketua DPRD = Sulaiman
|nama sekretaris daerah = Dermawan
|kabupaten = 18<ref name="GIS Dukcapil"/>
Baris 40:
|dau = Rp1.237.894.986.000,- <ref name="APBD 2015"/>
|dak = Rp88.582.570.000,- <ref name="APBD 2015"/>
|suku = [[Suku Aceh|Aceh]] 70
|agama = [[Islam]] 98,19%<br> [[Kristen Protestan]] 1.12%<br> [[Katolik]] 0,07%<br> [[Buddha]] 0,16%<br> [[Hindu]] 0,003%<br> [[Konghucu]] 0,0008%<br> lain-lain (0,006%)<ref>[http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=1100000000&lang=id Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut - Provinsi Aceh]</ref>
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi)<br>[[Bahasa Aceh|Aceh]] (utama)<br>[[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Gayo|Gayo]], [[Bahasa Alas|Alas]], [[Bahasa Aneuk Jamee|Aneuk Jamee]], [[Bahasa Devayan|Devayan]], [[Bahasa Singkil|Singkil]], [[Bahasa Kluet|Kluet]], [[Bahasa Tamiang|Tamiang]], [[Bahasa Lekon|Lekon]], [[Bahasa Sigulai|Sigulai]], [[Bahasa Haloban|Haloban]], [[Bahasa Batak|Batak]], [[Bahasa Tionghoa|Tionghoa]]
Baris 194:
{{artikel|Perang Aceh}}
[[Perang Aceh]] dimulai sejak Belanda menyatakan [[perang]] terhadap Aceh pada [[26 Maret]] [[1873]], dimulai dari kedatangan Jenderal [[Johan Harmen Rudolf Köhler|J.H.R Kohler]] dengan jumlah pasukan sebanyak 3.198, termasuk 168 perwira [[Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger|KNIL]].<ref>Kawilarang, Harry: Aceh dari Sultan Iskandar Muda ke Helsinki, Bandar Publishing, Banda Aceh-Cet. III, 2010</ref>
Setelah melakukan beberapa ancaman diplomatik, namun tidak berhasil merebut wilayah yang besar. Perang kembali berkobar pada tahun [[1883]], namun lagi-lagi gagal, dan pada [[1892]] dan [[1893]], pihak Belanda menganggap bahwa mereka telah gagal merebut Aceh. Bahkan, pada hari pertama perang berlangsung, 1 unit kapal perang Belanda, Citadel van Antwerpen harus mengalami 12 tembakan meriam dari pasukan Aceh<ref>ibid</ref>.
|