Budaya Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ibra Bintang (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Ibra Bintang (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 284:
 
Sejak tahun [[1940]]-an, para seniman mulai menggabungkan teknik-teknik Barat dengan citra dan budaya di Asia Tenggara. Pelukis yang berakar dalam gerakan revolusioner [[Perang Dunia]] dan periode pasca Perang Dunia mulai muncul selama periode ini, seperti [[Sudjojono]], [[Affandi]], dan [[Hendra]].
Selama tahun [[1960]]-an, unsur-unsur baru ditambahkan ketika abstrak ekspresionisme dan [[seni Islam]] mulai diserap oleh komunitas seni. Juga selama periode ini, kelompok pelukis yang lebih peduli tentang realitas [[orang Indonesia|masyarakat Indonesia]] mulai muncul, mengambil inspirasi dari masalah sosial seperti pembagian antara orang kaya dan orang miskin, [[polusi]], dan [[penggundulan hutan]]. Identitas nasional Indonesia ditekankan oleh para pelukis ini melalui penggunaan gaya dokumenter yang realistis. Selama periode [[Soekarno]], seni yang terlibat secara sosial ini secara resmi dipromosikan, tetapi setelah tahun [[1965]], popularitasnya menurun karena kecenderungan yang diduga [[PKI|komunis]].
 
Tiga akademi seni yang menawarkan pelatihan formal yang luas dalam seni visual: adalah [[Institut Teknologi Bandung]] yang didirikan pada [[1947]]; [[Akademi Seni Rupa Indonesia]] (ASI) atau ASRI, sekarang dikenal sebagai ISI, di [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] diresmikan pada [[1950]]; dan [[Institut Kesenian Jakarta]] (IKJ), dibuka pada tahun [[1970]].
 
=== Seni patung ===