Juliana dari Belanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
Akuindo (bicara | kontrib)
Baris 43:
 
Seperti yang tercantm di konstitusi Belanda kalau dia harus siap meneruskan tahta di umur 18, pendidikan Putri Juliana berlangsung lebih cepat dari kebanyakan anak lainnya. Setelah 5 tahun pendidikan dasar, sang Putri mendapatkan pendidikan lanjutannya (hingga tingkat pra-[[universitas]]) oleh tutor privat.
 
Pada [[30 April]] [[1927]], Putri Juliana merayakan ulangtahunnya yang ke delapanbelasdelapan belas. Dibawah konstitusi, dia secara resmi telah sampai pada umur yang cukup dan diasumsikan sudah bisa menerima hak preogratifprerogatif kerajaan, jika dibutuhkan. Dua hari kemudian ibunya menempatkan dia di “Raad van State” (“Dewan Negara”). Seorang wanita yang pendiam, pemalu dan masih muda yang mana ibunya yang religius berat melarangnya untuk menggunakan make-up, Juliana tidak cocok dengan imej seorang Putri Kerajaan. Dia akan, tanpa terkecuali, dicintai nyaris semua rakyat Belanda.
 
Pada tahun yang sama, sang Putri masuk sebagai murid di [[Universitas Leiden]]. Pada tahun pertamanya masuk universitas, dia menghadiri kuliah di [[sosiologi]], [[jurisprudensi]], [[ekonomi]], [[sejarah agama]], sejarah parlementer dan [[hukum konstitusional]]. Di tengah masa pendidikannya dia juga masuk kelas tentang budaya [[Suriname]] dan [[Antillen Belanda]], [[Piagam Kerajaan Belanda]], [[hukum internasional]], [[bidang internasional]], sejarah, dan [[hukum Eropa]]. Dia juga diajar privat oleh [[Christian Snouck Hurgronje|C. Snouck Hurgronje]] dalam agama [[islam]] yang diamalkan oleh kebanyakan orang di [[Hindia Belanda|Koloni Belanda]].
 
ejalanSejalan dengan berlalunya waktu, Ratu Wilhemia mulai mencari suami yang cocok untuk putrinya. Ini lumayan sulit untuk seorang Pangeran yang Protestan untuk cocok dengan standar Kerajaan Belanda yang ketat. Putri dari [[Britania Raya]] dan Swedia telah memberi calon tetapi ditolak oleh sang Putri. Setelah bertemu yang mulia [[Bernard dari Lippe-Biesterfield|Pangeran Bernard]] dari Lippe Bietersfeld pada [[Olimpiade Musim Dingin 1936]] di [[Bavaria]], Pertunangan kerajaan Putri Juliana diatur oleh ibunya. Pangeran Bernhard adalah seorang pebisnis yang baik dan biarpun bukanlah playboy, merupakan “orang kota” yang gaya hidupnya mencengangkan. Putri Juliana jatuh cinta berat dengan tunangannya, cinta yang bertahan seumur hidup dan tak terpisahkan selama peperangan dengan banyaknya skandal di luar nikah dan anak sang Pangeran yang diketahui publik. Di dokumen yang legal yang menyatakan apa yang harus Pangeran [[Jerman]] boleh dan tidak boleh dilakukan, dan jumlah uang yang dia bisa harapkan dari kekayaan besar Keluarga Kerajaan Belanda, sang Ratu Wilhemmia tidak ada lagi kesempatan. Dokumen tersebut ditandatangani dan pertunangan pasangan tersebut diumumkan pada [[8 September]] [[1936]].
 
Pengumuman pernikahan memisahkan negara itu karena ada yang tidak percaya akan kepemimpinan [[Adolf Hitler]]. Setelah pernikahan, pada [[24 November]] [[1936]], Pangeran Bernhard diberikan kewarganegaraan Belanda dan mengganti pengejaan namanya dari Jerman ke Belanda. Mereka menikah di Den Haag pada [[7 Januari]] [[1937]], tanggal dimana kakek dan nenek Juliana, [[William III dari Belanda|Raja William III]] dan [[Emma dari Waldeck dan Pyrmont|Ratu Emma]], menikah 58 tahun sebelumnya. Upacara sipilnya diadakan di Balaikota The Hague dan pemberkatannya di Gereja Agung (St. Jacobskerek), juga di The Hague. Pasangan muda ini kemudian membeli rumah di [[Istana Soestdijk]], [[Baarn]].