Minyak sawit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 79:
 
Penggunaan minyak sawit pada produksi biodiesel telah memicu kekhawatiran persaingan penggunaan minyak sawit untuk makanan sehingga menyebabkan malagizi di negara miskin dan berkembang. Berdasarkan data dari tahun 2008 mempublikasikan laporan bahwa minyak sawit dapat digunakan sebagai bahan pangan sekaligus bahan bakar secara berkelanjutan. Produksi biodiesel dari minyak sawit tidak mengancam [[ketahanan pangan]].<ref name="Man Kee Lam">{{Cite report |author=Man Kee Kam |coauthors=Kok Tat Tan, Keat Teong Lee, Abdul Rahman Mohamed |date=9 September 2008 |title=Malaysian Palm oil: Surviving the food versus fuel dispute for a sustainable future |url=http://www.academia.edu/876673/Malaysian_palm_oil_Surviving_the_food_versus_fuel_dispute_for_a_sustainable_future |publisher=Renewable and Sustainable Energy Review |accessdate=26 February 2013}}</ref> Peningkatan permintaan terhadap biodiesel dapat meningkatkan perintaan minyak sawit pada masa depan, sehingga membutuhkan perluasan perkebunan kelapa sawit.<ref>{{Cite doi|10.1016/j.envsci.2008.10.011}}</ref>
 
== Dampak ==
=== Sosial ===
{{sect-stub}}
=== Lingkungan ===
{{sect-stub}}
=== Roundtable on Sustainable Palm Oil ===
{{utama|Roundtable on Sustainable Palm Oil}}
{{sect-stub}}
 
== Lihat pula ==