Kilometer persegi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Taylor 49 (bicara | kontrib)
satuaaaan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler menghilangkan kategori [ * ] mengosongkan halaman [ * ]
Baris 1:
PROFIL DESA
'''Kilometer persegi''' '''(km²)''' adalah simbol untuk salah satu [[satuan]] [[luas]] dalam sistem [[metrik]] (sistem internasional).
2.1. Kondisi Umum Desa
1 km² (dibaca: 1 kilometer persegi) adalah setara dengan sebuah wilayah berbentuk [[bujur sangkar]] yang panjang sisinya 1 kilometer. Satuan kilometer persegi kita dapat dari hasil mengalikan satuan panjang kilometer dengan kilometer.
2.1.1. Sejarah/ Legenda Desa
1 km² adalah setara dengan :
Asal usul Desa
Matotonan berasal dari kata Ma (banyak) Totonan merupakan nama tumbuhan ( Sambung ) merupakan nama sungai yang ada di wialayah Desa. Desa Matotonan terletak di Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki luas sekitar 17.978 km2 dengan letak geografisnya sekitar S010 126 30s - 010 33 15’ Lintang Selatan E0990 33 351 - 990 351’ 00 Bujur Timur, dengan ketinggian rata-rata 400 ml/ 25 km, dan memiliki nama-nama sungai (bat) muara (moa) sebagai berikut:
No
Nama
Alamat
Ket
 
1
* 1.000.000 [[m&sup2;]]</sup>
Bat lokpag
* 100 ha ([[hektar]]) (1 ha adalah 10000 m&sup2;)
Dusun kinikdog
* 0,386102 [[mil persegi]] (1 mil adalah 1.609 Km)
Sungai besar
* 247,105381 [[acre (satuan luas)|acre]]
{{satuan-stub}}
 
2
[[Kategori:Satuan luas]]
Bat simalimok
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
3
Bat simaggeak
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
4
Bat batti
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
5
Bat batti siboirokbaga
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
6
Bat gagarat
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
7
Bat dalaggai
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
8
Bat gojo
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
9
Bat simatcasa
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
10
Bat kainuang
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
11
Bat pukakole siboitok baga
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
12
Bat pukakole sibeugak baga
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
13
bat simaoggaga
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
14
Bat kekeineg
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
15
Bat kainuang
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
16
Bat lai - lai
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
17
Bat katuka
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
18
Bat palittakak
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
19
Bat pukalajo
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
20
Bat siruamoga
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
21
Bat obbug
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
22
Bat simalamuseg
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
23
Bat sigeggle
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
24
Bat daggot
Dusun kinikdok
Sungai besar
 
25
Bat dereiket
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
26
Bat toilat
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
27
Bat malakgurek
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
28
Bat muttei
Dusun kinikdok
Sungai kecil
 
29
Bat mapelebuk
Dusun kinikdok
Sungai kecil
 
30
Bat pora
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
31
Bat kaboi
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
32
Bat makoromimit
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
33
Bat bailoi
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
34
Bat silabok
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
35
Bat sinabag
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
36
Bat dimau
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
37
Bat pulelegat teitei peigu
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
38
Bat mabuggei
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
39
Bat legdug
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
40
Bat masoatmonga
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
41
Bat maburugbaga
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
42
Bat pusirauk
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
43
Bat matousi
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
44
Bat mapoulamonga
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
45
Bat malaipat
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
46
Bat pangatoili
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
47
Bat lappak
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
48
Bat pangenan
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
49
Bat masairasaira
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
50
Bat obbuk
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
51
Bat doriat
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
52
Bat simalalateg
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
53
Bat panasalat
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
54
Bat paluggerejat
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
55
Silug-lug
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
56
Bat sigolog
Dusun kinikdog
Sungai besar
 
57
Bat saleuru
Dusun kinikdog
Sungai kecil
 
58
Bat pakaleuruat
Dusun ongah
Sungai besar
 
59
Bat simarepet
Dusun ongah
Sungai besar
 
60
Bat kobou
Dusun ongah
Sungai besar
 
61
Bat makalabai
Dusun ongah
Sungai kecil
 
62
Bat peileggut
Dusun ongah
Sungai kecil
 
63
Bat makotkotlaggai
Dusun ongah
Sungai kecil
 
64
Bat seggaulu
Dusun ongah
Sungai besar
 
65
Bat pangasat
Dusun ongah
Sungai kecil
 
66
Bat sutdut
Dusun ongah
Sungai kecil
 
67
Bat mabekbekbaga
Dusun ongah
Sungai kecil
 
68
Bat daggi
Dusun ongah
Sungai besar
 
69
Bat polabbangi
Dusun ongah
Sungai kecil
 
70
Bat bokolek
Dusun ongah
Sungai kecil
 
71
Bat masipeu
Dusun ongah
Sungai kecil
 
72
Bat silagolago
Dusun ongah
Sungai kecil
 
73
Bat mumunen
Dusun ongah
Sungai kecil
 
74
Bat sigaiktuggou
Dusun ongah
Sungai kecil
 
75
Bat kobou
Dusun ongah
Sungai kecil
 
76
Bat malitaumonga
Dusun maruibaga
Sungai kecil
 
77
Bat sigolog
Dusun maruibaga
Sungai besar
 
78
Bat matotonan
Dusun maruibaga
Sungai besar
 
79
Bat doat
Dusun mabekbek
Sungai kecil
 
80
Bat mabekbek
Dusun mabekbek
Sungai besar
 
81
Bat tumu
Dusun mabekbek
Sungai besar
 
82
Bat alimoi
Dusun matektek
Sungai besar
 
83
Bat pasigiritat
Dusun matektek
Sungai kecil
 
84
Bat kapa
Dusun matektek
Sungai kecil
 
85
Bat pugoukgopat
Dusun matektek
Sungai kecil
 
86
Bat masaleg
Dusun matektek
Sungai kecil
 
87
Bat malabbaet
Dusun matektek
Sungai kecil
 
88
Bat siruamonga
Dusun matektek
Sungai kecil
 
89
Bat sinoat
Dusun matektek
Sungai kecil
 
90
Bat siabairaat
Dusun matektek
Sungai kecil
 
91
Bat matobek
Dusun matektek
Sungai kecil
 
92
Bat Maregdeg
Dusun Kinikdog
Sungai Besar
 
Jumlah total : 92
 
Sungai Besar = 53
Sungai Kecil = 39
Jumlah : 92
Batas-batas Wilayah
Sebelah Utara dengan Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah
Sebelah Selatan dengan Desa Madobag Kecamatan Siberut Selatan
Sebelah Barat dengan Desa Sagulubbek Kecamatan Siberut Barat Daya
Sebelah timur dengan Desa Saliguma Kecamatan Siberut Tengah
 
Dalam Peraturan Bupati No.14 Tahun 2013 (19 Maret 2013) Desa Matotonan Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat, terdiri dari 5 dusun yaitu; Dusun Kinikdok, Dusun Ongah, Dusun Maruibaga, Dusun Mabekbek dan Dusun Matektek. Dengan jumlah penduduk data Oktober 2018 sebanyak 1.410 dan 287 jumlah Kepala Keluarga.
Suatu ketika Terdengar Cerita Daerah perdesaan yang subur tumbuhan yang hijau diatas tanah yang bervariasi meliputi lereng dan bukit dikelilingi sungai Matotonan yang bermuara di sungai Sarereiket hulu. Hiduplah sekelompok Masyarakat Rukun dan Damai, meskipun Penduduknya dalam kehidupan Primitiv. Dengan dengan letak geografisnya sekitar S010 126 30s - 010 33 15 Lintang Selatan E0990 33 351 - 990 351’ 00 Bujur Timur. Jika menuju Rereiket Hulu harus melawan arus Sungai yang deras dengan alat Transportasi Sampan untuk perjalanan kehulunya memakai gala/ Tongkat dari Bambu jika perjalanan menuju Monga ( Muara Sungai rereiket) Masyarakat menggunakan pendayung yang terbuat dari kayu. Perjalanan yang ditempuh apabila dari ibu kota Kecamatan Siberut Selatan menuju daerah rereiket memakan waktu +_ 3 hari perjalanan, sebaliknya bila menuju Ibu Kota Kecamatan memakan waktu +_ 2 hari perjalanan. Tahun 2004 alat transportasi sungai Masyarakat menggunakan yang dinamakan Mesin Pompong artinya pakai sampan juga, tapi sudah bisa menggunakan mesin pompong. waktu berjalan zaman pun semakin berubah, tahun 2010 jalan darat menuju Ibu Kota Kecamatan sudah ada yang dibangun oleh OMS dari APBD Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui Pemerintah Kecamatan yang dialokasikan setiap Desa dalam satu Kecamatan. OMS Desa Matotonan dengan OMS Desa Madobag sehingga alat transportasi bertambah lagi yaitu sepeda Motor bila menuju sarereiket hulu dari desa Muara Siberut melewati dusun puro I dan Puro II selanjutnya melewati Desa Madobag dan beberapa Dusun diantaranya Dusun Mangorut, dusun malelet, Dusun Masat, Dusun Rogdog, Dusun kulukubuk, Dusun Malaggasat, Dusun Madobag, dusun Maseppaket, Dusun Ugai, Dusun Malabbaet, dan Dusun Buttui. Selepas Dusun Buttui baru sampai kita di desa Matotonan dengan gerbang bat alimoi Dusun Matektek, Mabekbek, Maruibaga, Ongah dan Kinikdog.
Sarereiket Hulu penduduknya merupakan pindahan dari Simatalu (Laggai) menurut cerita orang tua/ Nenek Moyang dahulu. Daerah Simatalu ini bagian pantai Barat paling selatan dari Kecamatan Siberut Utara setelah pemekaran tahun 2010 menjadi Kecamatan Siberut Barat. Orang tua dahulu pindah dari simatalu ke Sarereiket Hulu karena mereka bermain perang kecil-kecilan dengan melempar-lempar duri yang disebut Suei dalam bahasa dahulu. Pada tahun 1935 terjadila perang suku akhirnya sebagian dari penduduk suku memilih pindah dari SIMATALU menuju Sarereiket pada tahun 1938. Suku yang pindah pertama adalah suku SATOLEURU kemudian disusul Suku Sabulat dan Suku lainnya. Seperti Sarubei, Samalei, Sagoilok, Siritoitet, Satoutou dll. Mereka tidak bertempat tinggal satu lokasi, melainkan berpencar-pencar, Namun masih di Wilayah Sarereiket karena belum terbentuk perkampungan dan pemerintahan.
Pada tanggal 1940 berkunjunglah Pasukan Tentara Belanda yang bernama JAPSI dengan teman-temannya di Sarereiket dengan membawa salah seorang putra daerah yang bernama Aman NGAROI suku Satoko berasal dari Saibi. Setelah itu mereka berkunjung ke SIMATALU (Laggai) Konon Ceritanya Japsi dan teman-temannya beserta Aman Ngaroi berangkatlah mereka menuju Simatalu, setelah sampai ke Siamatalu, Aman Ngaroi ini demam/ sakit tapi bukan sakit sebenarnya melainkan sakit pura-pura karena takut sama orang Simatalu sehingga tentara Belanda(Japsi) menggretak dengan menembak pangkal Bambu katanya Lihat itu aman Ngaroi tidak ada lagi yang saling membunuh, kalau ada akan saya tembak seperti pangkal bambu itu,bagaimana reaksi Samatalu (Aman Tegguruk) mereka juga takut melihat tembakan pangkal Bambu itu, akhirnya Aman Tegguruk mengatakan bahwasanya kita sudah aman tidak ada lagi yang saling membunuh dan perang kecil-kecilan.
Kemudian mereka adakan acara pertemuan dan membentuk organisasi pemerintahan yang disebut Kampung, setelah terbentuk kampung, langsung ditunjuk kepala kampung yaitu Aman Arazi sedangkan kepala lori Aman Tegguruk. Kemudian tentara belanda bersama Aman Ngaroi kembali ke saibi dengan melewati Sarereiket, setelah tiba di sarereiket mereka juga mengadakan pertemuan untuk memberikan informasi bahwa antara yang pindah dari simatalu dengan yang tinggal di simatalu sudah damai/ aman, jangan ada lagi permusuhan diantara suku dan juga memberi informasi bahwa Samatalu akan berkunjung ke Sarereiket dengan tujuan berdamai yang disebut Paabat.
Tepat pada hari Jumat tanggal 13 Agustus 1940 terbentuklah Kampung yang diberi nama Sarereiket berlokasi Moan Doat sampai Moan Pora, dan pada waktu itu, tertunjuklah sebagai Kepala Kampung dan Lori yang Pertama. Kepala Kampung bernama TEU TAK BUAT MONE SARUBEI, Kepala Lori bernama TAK GEREI MANAI SABULAT.
Adapun yang hadir dalam pembentukan kampung pertama juga pertemuan pertama yang diadakan di Sarereiket mewakili suku-suku yang ada di sarereiket sebagai berikut :
TAK BUAT MONE SUKU SARUBEI
AMAN TANIU KEREI SUKU SARUBEI
NGOTOT LOJO SATOLEURU-SAKOBOU
LEPPET KEREI SATOLEURU
SET-SET OGOK SATOLEURU
UGU GUAG SATOLEURU
TAK GEREI MANAI SUKU SABULAT
GURIK BOK SABULAT
TEU. UREP KEREI SABULAT
BOLAKAH SUKU SAGARI
MADDU SUKU SAGOILOK
TEU. OLEI MANAI SUKU SAGOILOK
KILABO SUKU SIRITOITET
RAIK-RAIK SUKU SIRITOITET
BURIT SUKU SAMALEI
GARATTAI SUKU SATOUTOU
AMAN MARIDCAT SIRIREGEI
SEGGEI BAGBAG SAGULUW
AMAN LAPPAT MANAI SAKAI RIGGI
SOPPUT SABAGGALET
AMAN PALIBATI SABULAU
AMAN NGAROI SATOKO SAIBI
JAPSI BELANDA
ABDULLAH JAWA
MAKOAIREU TASIRI SAGU
 
Setelah terbentuk Kampung tentara belanda (Japsi) serta teman-temannya bersama Aman Ngaroi melanjutkan perjalanan ke Siberut tepatnya di Sakkelo bagian pastoran disana terletak Posko mereka dalam tanah dan asrama mereka terletak di tepi Pantai Muara Siberut, sampai tahun 2014 asrama tentara belanda masih ada di belakang Kantor Polisi. Sebelum mereka ke Siberut Tentara Belanda (Japsi) dan Aman Ngaroi sudah terlebih dahulu mengunjungi daerah lain untuk membentuk perkampungan dan mengangkat sebagai pemimpin Kampung sehingga birokrasi Pemerintahan pada waktu itu sudah menyeluruh ada dan terbentuk.
Adapun Pendidikan pada saat itu belum ada sama sekali, maka pada saat itu Masyarakat belum bisa baca tulis, beberapa jelang waktu kemudian kunjungan selanjutnya Tentara Belanda (Japsi) beserta Abdullah berkunjung lagi ke Sarereiket dengan tujuan membentuk satu lembaga Pendidikan yang disebut / dikenal pada zaman dahulu yaitu BBA, Pendirinya adalah JAPSI dan Guru adalah Abdullah. BBA didirikan pada tanggal 20 Mei 1944 berlokasi di Moan Pora. Gedung/ Fasilitas Pendidikan dikerjakan dengan Swadaya Masyarakat 70% dan bantuan Belanda 30%, tahun 1950 agama pertama kali Masuk di Sarereiket adalah agama Baha-I, sekitar tahun 1953 masuk agama Protestan, pada tahun 1964 agama Kristen Katholik masuk melului Pastor Sugiarto ( Jawa ) yang memeluk pertama adalah Suku Sagoilok, tahun 1967 agama Islam masuk melalui Abdullah (pedagang dari daerah Jawa) dan Wali Nagari Imanullah (Pariaman) yang memeluk agama Islam pertama kali Toboi Kerei Sabulat.
Selanjutnya waktu berjalan pemimpinpun berganti. Pada tanggal 20 Mei 1947 kepala Kampung dan Lori diganti yang menggantikan adalah Aman Taniu Kerei kepala Kampung, yang mengganti Kepala Lori Adalah Teu Urep Kerei, perkampungan masih di Moan Pora, dua periode kepemimpinan sudah berjalan tepat pada tanggal 7 Agustus 1950 kepala Kampung dan Lori diganti lagi, yaitu kepala kampung MADDU, Kepala Lori Aman Palibati, lokasi perkampungan masih di Moan Doat sampai Moan Pora. Kemudian tiga tahun sudah berlalu, kepala Kampung diganti lagi, kepala Kampung MADDU kepala Lori Aman Palibati. Waktu berjalan zaman berganti Ke pemimpinan pun berganti lokasi Kampung bergeser, tepat pada tanggal 30 Agustus 1953 Kepala Kampung diganti lagi dan perkampungan pindah yang menggantikan kepala Kampung adalah MAGO Kepala Lori Aman Palibati dan perkampungan bergeser dari Moan Doat sampai Moan Pora menjadi dari moan doat sampai moan makoromimit, nama kampung bertambah dari Sarereiket menjadi Sarereiket Hulu.
Tiga tahun berjalan Pemerintahan di Makoromimit, tepat pada tanggal 8 Agustus 1957 kepala Kampung diganti lagi, Aman PIDDA KEREI Kepala Kampung, Teu Olei manai Kepala Lori.
Birokrasi Pemerintahan berjalan baik dan lancar, Masyarakat Sarereiket Hulu tetap menerima agama sekalipun ada kepercayaan Sabulungan (Dinamisme) pada waktu itu, Masyarakat tetap menjalankan keduanya, apabila ada acara keagamaan mereka tetap ikuti juga, sebaliknya bila ada acara adat Sabulungan (Dinamisme) tetap mereka laksanakan, dan seperti itu sampai 2018.
Selanjutnya Kepala Kampung dan Kepala Lori diganti Lagi, yang menggantikan sebagai kepala Kampung TOBOI KEREI, kepala lori diganti oleh POG-POG tanggal 8 November 1960. Tiga tahun berjalan kepemimpianan TOBOI KEREI dan POGPOG mereka diganti lagi, MALURI Kepala Kampung PILOT Kepala Lori. Pada tanggal 4 Juli 1963 kepemimpinan Maluri dan poGpoG berjalan sudah tiga tahun kemudian diadakan pergeseran Kampung Dari Moan doat sampai makoromimit menjadi dari moan doat sampai moan kinikdok dan Kepala Kampung diganti, tepat pada tanggal 2 Januari 1967 diangkatlah kepala Kampung dan Kepala Lori, yaitu Kepala Kampung Toegimin Kepala Lori Maluri.
Pada tanggal 30 April 1970 diganti lagi kepala Kampung yang terangkat kembali adalah Toegimin kepala lori yang diangkat Jamil, pada saat itu Lokasi Kampung masih di Moan doat sampai moan Kinikdog, tiga tahun berjalan kepemimpinan Toegimin sebagai kepala Kampung dan Zamil Kepala Lori, tepat pada tanggal 20 April 1975 tibalah saat penggantian Kepala Kampung dan Lori.
Pada tahun 1975 terjadilah penggantian Kepala Kampung menjadi Kepala Jorong, Kepala Lori Menjadi Wali Jorong, lalu diadakan pengangkatan Kepala Jorong dan Wali Jorong, maka yang terangkat Sebagai kepala Jorong Waktu itu adalah Toegimin sedangkan Wali Jorong terangkat Zamil, Lokasi masih di Moan Kinikdog. Dengan adanya perubahan nama Pimpinan, maka banyak perubahan pada Zaman Otorita (orde lama). Lembaga pendidikan berganti lagi dari Otorita menjadi Infres (Orde lama).
Kemudian perluasan Wilayah terjadi pada tahun 1978 dengan membuka Lokasi Bat Matotonan dikerjakan dengan Swadaya Masyarakat dibantu oleh Tentara Indonesia (TNI) yang dikenal waktu itu 133/ Marinir. Pembukaan Lokasi Baru ini masih dibawah pimpinan Kepala Jorong yaitu Toegimin dan Wali Jorong Zamil, kemudian setelah selesai pembukaan Lokasi baru Masyarakat dapat bantuan rumah sosial perumahan tersebut dinamakan Telemen dan sering juga disebut (Barasi). Setelah selesai rumah, tepat pada tanggal 10 Agustus 1980 pergantian Lokasi sekaligus nama Kampung dan pimpinannya, maka Kepala Jorong Menjadi Kepala Desa, Wali Jorong menjadi Kepala Dusun Lokasi dari Moan Kinikdog pindah Ke Bat Matotonan. Mengapa Nama Kampung itu Matotonan? Berikut Penjelasannya;
Karena Perumahan Masyarakat terletak di pinggiran Sungai Matotonan (bat Matotonan)
Totonan (Sambung) tersebut nama tumbuhan, tumbuhan yang subur hidup dipinggir sungai dan bila berbuah hanya satu tangkai saja, namun dalam satu tangkai beribu-ribu butir, ini merupakan simbol persatuan Masyarakat Matotonan.
Totonan (Sambung) tersebut nama tumbuhan menurut bahasa indonesia, ini merupakan simbol melanjutkan perjuangan dan tak mudah putus asa menyambung perjuangan para orang tua dahulu.
Sambung ini suka hidup di perairan sungai, ini juga merupakan simbol masyarakat Matotonan suku bekerja keras/mencari jalan yang benar. Karena air di sungai selalu mengalir sampai dataran rendah atau laut yang luas pemandangan.
Totonan (Sambung) ini tumbuhan yang suka tumbuh di pinggiran sungai dan subur, kalau di pandang mata sangat indah sekali, ini juga merupakan simbol bahwa masyarakat Matotonan suka yang indah-indah.
Totonan (Sambung) merupakan simbol CINTA antara mempelai dan anak daro ( Silainge dan Siokkok) bunga yang mekar dan batangnya yang dicampuri kunyit menjadi meriahnya pesta penganten khusus di Desa Matotonan.
Totonan (Sambung) mempunyai tangkai satu beribu butir dapat melambangkan mempersatukan masyarakat dalam satu UMA untuk upacara adat istiadat di Desa Matotonan.
 
Penduduk masyarakat Matotonan 99 % berasal dari Simatalu (laggai) serta masyarakat matotonan bermacam-macam suku,di antaranya :
Suku Satoleuru
Suku Satoleuru terbagi sebelas suku yaitu :
Samoan Muttei
Saeggeoni
Sarereiket
Saguruk
Sakobou
Satengat deg-deg
Satottot ake
Samoan Bailoi
Sabulau
Siriottoi
Satoinong
Nama-nama suku yang tersebut pada huruf a sampai g, adalah nama suku kecil/pecahan suku, namun tetap suku SATOLEURU. Nama suku pada point h merupakan anak angkat suku pada point d ,tidak ada hubungan keluarga suku satoleuru. Dan nama suku pada point i dan j merupakan ponakan suku saguruk sekaligus anak angkat suku, hubungan keluarga merupakan keturunan perempuan. Nama suku pada point k anak angkat suku, hubungan keluarga merupakan ponakan suku satoleuru, keturunan perempuan.
Suku Siritoitet
Suku Siritoitet terbagi dua suku yaitu :
Siritoitet
Sapumaijat
Nama suku yang terdapat pada point a merupakan Nama suku besar dan point b adalah pecahan suku Siritoitet, namun tetap suku siritoitet pecahan suku masih berada di samatalu (laggai)
Suku Sagoilok
Suku Sagoilok terbagi lima suku yaitu :
Sagoilok
Samoan Daggi
Samoan Pora
Samaraggei
Sauddeinuk
Nama suku pada point a sampai d merupakan pecahan suku Sagoilok, namun tetap suku Sagoilok. nama suku pada ponit e merupakan anak angkat suku Sagoilok, hubungan keluarga merupakan ponakan sagoilok (keturunan perempuan).
Suku Sabulat
Suku Sabulat terbagi dua suku yaitu :
Sabulat
Samoilaggat
Satottot akek
Sagurug
Nama Suku pada point a adalah suku induk dan pada point b merupakan pecahan suku dari sabulat, nama suku pada point c adalah anak angkat suku sabulat dan sebagai keponakan suku sabulat (keturunan perempuan). serta pada suku pada point d adalah anak angkat suku sabulat.
Suku Sabaggalet
Suku Sabaggalet terbagi dua suku yaitu :
Sabaggalet
Saporak
Nama suku pada point a adalah nama suku induk dan pada point b merupakan pecahan suku dari Sabaggalet.
Suku Sarubei
Suku Sarubei terbagi 3 suku yaitu :
Sarubei
Samalei
Sabagglu
Nama suku pada point a adalah nama suku induk dan pada point b dan c merupakan pecahan suku, namun masih tetap suku sarubei.
 
Suku Sagari
Suku Sagari terbagi dua yaitu :
Sagari
Samekmek
Nama suku pada point a merupakan suku induk dan nama suku point b anak angkat suku Sagari, tidak ada hubungan keluarga.
Suku Satou-tou
Suku satou-tou terbagi dua suku yaitu :
Satou-tou
Tasiri ugai
Nama suku pada pont a merupakan suku induk dan nama suku pada point b merupakan anak angkat suku Satou-tou, hubungan keluarga tidak ada.
Suku Sakairiggi
Suku Sakairiggi tidak ada pecahan suku maupun anak angkat suku, kecuali diluar Desa matotonan
Suku Saguluw
Suku Saguluw tidak ada pecahan suku
Suku Siriregei
Suku Siriregei tidak ada pecahan dan merupakan suku yang tunggal
Sehingga jumlah suku besar/ induk yang ada di Desa Matotonan SEBELAS SUKU (11 suku). Sedangkan jumlah suku kecil/ pecahan suku/ anak angkat suku berjumlah (32 Suku) maka jumlah keseluruhan sebanyak 43 Suku.
SEJARAH PEMERINTAHAN DESA
Sejarah Pemerintah Desa
Pada tanggal 20 Mei 1983 Kepala Desa yang terpilih pertama bernama Dominikus Sagoilok kemudian terbentuklah Wilayah kerja. Wali Jorong Menjadi Kepala Dusun, dan Wilayah Kekuasaan dusun terbagi 2 wilayah yaitu Dusun Kinikdog dan Dusun Ongah. Kepala Dusun Kinikdog bernama KEMUT SAKAIRIGGI, Kepala Dusun Ongah bernama PIUS SABULAT, selama beberapa tahun berjalan Pemerintahan masa Dominikus Sagoilok beliau meninggal dunia. Pada tahun 1985 Kepala Desa yang menggantikan sebagai Penjabat Sementara adalah Ibrahim (Tanddikat Pariaman), Kepala Dusun Masih tetap Kemut dan Pius, satu tahun Kepemimpinan Ibrahim berjalan tepat tanggal 2 Januari 1986 berganti lagi Kepala Desa, yang menggantikan Kepala Desa berikut adalah Alidin sedangkan Kepala dusun Kinikdog masih Kemut Sakairiggi kepala Dusun Ongah oleh Sudartanto Samoan muntei, satu tahun berjalan kepemimpinan Alidin Sebagai Kepala Desa Penjabat Sementara (PJS) tepat pada tanggal 8 November 1987 diadakan Pemilihan Kepala Desa Matotonan yang dimenangkan oleh Hariadi Sabulat, Kepala Dusun Ongah Suradi Samoan Pora Kepala Dusun Kinikdog Suarno Sarubei. Waktu berjalan Periode kepemimpinan berganti, pada tanggal 13 Agustus 1992 Pemilihan Kepala Desa dilangsungkan namun masih terpilih kepala Desa lama yaitu Hariadi Sabulat, Kepala Dusun Kinikdog Zulkarnain Sarubei sedangkan Kepala Dusun Ongah Alcide Sabulat.
Kepemimpinan Hariadi Sabulat sebagai Kepala Desa dua Periode, kemudian pada tanggal 2 Januari 1999, diadakan pemilihan Kepala Desa yang dimenangkan oleh Adiyanto Samoan Pora, Kepala Dusun Kinikdog Zulkarnain Sarubei dan Kepala Dusun Ongah Martinus Samoan Daggi. Setelah tiga tahun berjalan kepemimpinan Adiyanto Samoanpora, berganti lagi Penjabat Sementara yaitu m. Lukas Samalei melanjutkan masa periode Adiyanto Samoanpora Kepala Dusun Kinikdog Zaidin Samoan Muntei dan Kepala Dusun Ongah Jamil Saporak.
Pada tanggal 4 Juli 2005 diadakan pemilihan Kepala Desa Defenitif yang terpilih adalah Kristinus Basir Sagoilok, dan kepemimpinan dusun atau Wilayah bertambah menjadi tiga Wilayah Dusun. Kepala Dusun Kinikdog Arman, kepala Dusun Ongah Martinus, Kepala Dusun Mabekbek Martono.
Pada tahun 2007 Masyarakat Matotonan mendapat bantuan Perumahan Sosial sebanyak 200 unit, maka terjadilah pemekaran Lokasi perumahan Sosial bagian Bawah antara Mabebek dengan Matektek. Pembentukan Lokasi Perumahan Sosial masih masa kepemimpinan Kepala Desa Kristinus Basir Sagoilok. Tepat pada tanggal 1 Januari 2008 Penjabat Sementara (PJS) Kepala Desa Matotonan oleh Rinaldi Samoan Pora sedangkan Kepala Dusun Kinikdog Arman Satoinong Kepala Dusun Ongah Martinus Samoan Daggi dan Kepala Dusun Mabekbek Martono Sakairiggi, 2 (dua) tahun berjalan pemerintahan Kepala Desa Rinaldi tepat pada tanggal 18 Agustus 2009 terjadilah pemilihan Kepala Desa Defienitif, yang dimenangkan Oleh Rinaldi Samoan Pora. Pada pemerintahan ini terjadilah pemekaran Wilayah Dusun dari 3 (tiga) Wilayah Dusun menjadi 5 (lima) Wilayah Dusun, yaitu Dusun Kinikdog Kepala dusunnya Basilius saguluw, Dusun Ongah Kepala Dusunnya Hidayatullah Sabulat, Dusun Maruibaga kepala Dusunnya Suhefri Sulet Satottot akek, Dusun Mabekbek kepala Dusunnya Martono Sakairiggi, Dusun Matektek kepala Dusunnya Gunawan Satoutou.
Pada tahun 2016 Kepala Desa Penjabat Sementara adalah utusan dari Kantor Camat Siberut Selatan, dari Kasi Pemerintahan ialah Mateus Samalinggai, S. Sos. Pada Tanggal 27 Januari 2017 Dusun Kinikdog Kepala dusunnya Basilius saguluw, Dusun Ongah Kepala Dusunnya Hidayatullah Sabulat, Dusun Maruibaga kepala Dusunnya Suhefri Sulet Satottot akek, Dusun Mabekbek kepala Dusunnya Martono Sakairiggi, Dusun Matektek kepala Dusunnya Gunawan Satoutou. Pelaksana Tugas Sementara (PLT) Kepala Desa Matotonan adalah dari Sekretaris Desa Matotonan Pujiyanto Sakobou Dusun Kinikdog Kepala dusunnya Basilius saguluw, Dusun Ongah Kepala Dusunnya Hidayatullah Sabulat, Dusun Maruibaga kepala Dusunnya Suhefri Sulet Satottot akek, Dusun Mabekbek kepala Dusunnya Martono Sakairiggi, Dusun Matektek kepala Dusunnya Gunawan Satoutou.
Pada Tanggal 24 April 2017 Penjabat Sementara (PJ) Kepala Desa Matotonan dari staf kantor Camat Siberut Selatan ialah Triawan, S. Sos Dusun Kinikdog Kepala dusunnya Basilius saguluw, Dusun Ongah Kepala Dusunnya Hidayatullah Sabulat, Dusun Maruibaga kepala Dusunnya Suhefri Sulet Satottot akek, Dusun Mabekbek kepala Dusunnya Martono Sakairiggi, Dusun Matektek kepala Dusunnya Gunawan Satoutou.
Pada Tanggal 27 Juni 2018 diadakan pemilihan Kepala Desa Matotonan definitif dimenangkan oleh Ali Umran Sarubei, SH Wilayah masih 5 (lima) Dusun. Dusun Kinikdog dijabat oleh Suhardiman Sapumaijat, Dusun Ongah dijabat oleh Ridwan L Samoan Muntei, Dusun Maruibaga dijabat Oleh Darius Samoan Pora, Mabekbek dijabat Martono Sakairiggi dan Matektek dijabat oleh Hanafi Sakairiggi.
TABEL. 1 Sejarah Pemerintah Desa
NO
TAHUN
NAMA KEPALA KAMPUNG/ DESA
NAMA KEPALA LORI/ DUSUN
NAMA KAMPUNG
ALAMAT KAMPUNG/ DESA
KET
 
1
13-08-1943
TEU TAK BUAT MONE
GURIK BOOG
SAREREIKET
MOAN PORA
KAMPUNG
 
2
1944-1946
AMAN TANIU KEREI
TEU UREP KEREI
SAREREIKET
MOAN PORA
KAMPUNG
 
3
1947-1949
MADDU
AMAN PALIBATI
SAREREIKET
MOAN PORA
KAMPUNG
 
4
1950-1953
TEU PIDDA KEREI
TEU OLEI MANAI
SAREREIKET
MOAN PORA
KAMPUNG
 
5
1956-1959
TEU TOBOI KEREI
POG-POG
SAREREIKET HULU
MAKOROMIMIT
KAMPUNG
 
6
1960-1963
TEU PIDDA KEREI
PILOT
SAREREIKET HULU
MAKOROMIMIT
KAMPUNG
 
7
1964-1969
TOEGIMIN
TEU PIDDA KEREI
SAREREIKET HULU
MAKOROMIMIT
KAMPUNG
 
8
1970-1972
TOEGIMIN
JAMIL
SAREREIKET HULU
KINIKDOK
KAMPUNG
 
9
1973-
10 Agustus 1980 1982
TOEGIMIN
JAMIL
SAREREIKET HULU
KINIKDOK
DESA
 
10
1983-1984
DOMINIKUS
KEMUT-PIUS
MATOTONAN
MATOTONAN
DESA
 
11
1985
IBRAHIM
KEMUT-PIUS
MATOTONAN
MATOTONAN
DESA
 
12
1986
ALIDIN
KEMUT
SUDARTANTO
 
MATOTONAN
 
MATOTONAN
 
DESA
 
13
1988-1992
HARIADI
SUARNO
SURADI
 
MATOTONAN
 
MATOTONAN
 
DESA
 
14
1993-1998
HARIADI
ALCIDE
ZULKARNAIN
 
MATOTONAN
 
MATOTONAN
 
DESA
 
15
1999-2002
ADIYANTO
MARTINUS
ZULKARNAIN
 
MATOTONAN
 
MATOTONAN
 
DESA
 
16
2003-2004
LUKAS
ZAIDIN
ZAMIL
 
MATOTONAN
 
MATOTONAN
 
DESA
 
17
2005-2007
KRISTINUS BASIR, S. Pd, M. Si
ARMAN
MARTINUS
MARTONO
 
 
MATOTONAN
 
 
MATOTONAN
 
 
DESA
 
18
2008-2009
RINALDI
ARMAN
MARTINUS
MARTONO
 
 
MATOTONAN
 
 
MATOTONAN
 
 
DESA
 
19
2010-2016
RINALDI
HIDAYATTULLAH
BASILIUS
MARTONO
GUNAWAN
SUHEFRI
 
 
 
 
MATOTONAN
 
 
 
 
MATOTONAN
 
 
 
 
DESA
 
20
2016
Mateus samalinggai, S.IP
HIDAYATTULLAH
BASILIUS
MARTONO
GUNAWAN
SUHEFRI
 
 
 
 
MATOTONAN
 
 
 
 
MATOTONAN
 
 
 
 
DESA
 
21
2017
Pujiyanto
HIDAYATTULLAH
BASILIUS
MARTONO
GUNAWAN
SUHEFRI
 
 
 
 
MATOTONAN
 
 
 
 
MATOTONAN
 
 
 
 
DESA
 
21
2017/2018
TRIAWAN, S. Sos
HIDAYATTULLAH
BASILIUS
MARTONO
GUNAWAN
SUHEFRI
 
 
 
 
MATOTONAN
 
 
 
 
MATOTONAN
 
 
 
 
DESA
 
22
2019-2024
ALI UMRAN, SH
RIDWAN LIGGIT
SUHARDIMAN
DARIUS
MARTONO
HANAFI
 
 
 
 
MATOTONAN
 
 
 
 
MATOTONAN
 
 
 
 
DESA
 
 
 
 
 
Sejarah LMD/ Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Pemerintahan pada tahun 1996 mitra kerja Kepala Desa dengan Lembaga masyarakat Desa di singkat ( LMD) beranggotakan 9 orang. Beriringan dengan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa di singkat ( LKMD) beranggotakan 7 orang. Dengan adanya perubahan peraturan dan perundang undangan pada tahun 1999 dan pada waktu itu juga presiden Ir. Soeharto terlengser dari jabatannya sebagai Presiden RI, Zaman itu disebut Krisismoneter. Maka secara otomatis keorganisasian berubah. Sistem pengangkatan LKMD dan LMD di tunjuk langsung oleh Kepala Desa dengan Keputusan Kepala Desa sampai tahun 2013.
DAFTAR NAMA ANGGOTA LKMD-LPMD
NO
PERIODE
DEVINITIF
PERIODE
PAW
PERIODE
PAW
NAMA LEMBAGA
 
 
1996-2000
 
 
LKMD
 
1
T.GORA MANAI
 
 
 
 
2
MADDE KEREI
 
 
 
 
3
ZULKARNAIN
 
 
 
 
4
KEMUT
 
 
 
 
5
BELA BATEK
 
 
 
 
6
MATIAS
 
 
 
 
7
OPPUH UTEK
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
2001-2004
 
 
LPMD
 
1
T.GORA MANAI
 
 
 
 
2
MADDE KEREI
 
 
 
 
3
ZULKARNAIN
 
 
 
 
4
KEMUT
 
 
 
 
5
BELA BATEK
 
 
 
 
6
MATIAS
 
 
 
 
7
OPPUH UTEK
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
2005-2012
 
 
LPMD
 
 
MALAIKAT
 
 
 
 
 
JON EFENDI
 
 
 
 
 
JUSTINUS
 
 
 
 
 
TEPANUS
 
 
 
 
 
AMAN TAK OLATA
 
 
 
 
 
ANAS
 
 
 
 
 
T.GORA MANAI
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
20013-2018
2 PERIODE
 
 
 
 
HARIADI
 
 
 
 
 
ANAS KLETINUS
 
 
 
 
 
M,FAISAL
 
 
 
 
 
TEPANUS
 
 
 
 
 
MARTINUS
 
 
 
 
 
KILABO
 
 
 
 
 
SILVANUS
 
 
 
 
 
Sebelum lahirnya nama BPD dalam UU nomor 22 tahun 1999 tentang Lembaga Masyarakat Desa lembaga ini masih dinamakan Lembaga Masyarakat Desa (LMD). Dalam Keputusan Presiden RI Nomor 49 tahun 2001 tentang Lembaga Masyarakat Desa (LMD) menjadi Badan Permusyawaratan Desa ( BPD).
Kemudian pemerintahan pada tahun 2001 berganti nama LMD menjadi Badan Permusyawaratan Desa di singkat dengan BPD, serta LKMD menjadi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa di singkat dengan LPMD. Jumlah anggota Badan Permusyawaratan Desa pertama pada tahun 2001 sebanyak 9 orang dan jumlah anggota LPM sebanyak 7 orang.
Selanjutnya pemerintahan pada tahun 2013, berubah lagi peraturan dan perundang undangan ,jumlah anggota BPD bukan lagi 9 orang,tetapi 7 orang,dan LPM masih tetap 7 orang.
Pemerintahan Badan Permusyawaratan Desa pada tahun 2013, sudah terorganisasi.sistim pengangkatan di pilih langsung masyarakat dan mempunyai persyaratan.dan di lantik oleh Bupati dengan Keputusan Bupati.Untuk Badan Permusyawaratan Desa Matotonan sudah mempunyai atau tersendiri kantornya sejak tahun 2013. Susunan dan daftar nama anggota LKMD-BPD dan LMD-LPMD terlampir.
Pada era pemerintahan Hariadi Sabulat sebagai Kepala Desa Matotonan anggota LMD berjumlah 9 Orang;
DAFTAR NAMA ANGGOTA LMD TAHUN 1996-2019
NO
PERIODE
DEVINITIF
PERIODE
PAW
PERIODE
PAW
NAMA LEMBAGA
 
 
1996-2000
 
 
LMD
 
1
GAGAK KEREI
 
 
 
 
2
KUROK
 
 
 
 
3
AMIN RAIS
 
 
 
 
4
BIANTORO
 
 
 
 
5
RUDI
 
 
 
 
6
AMAN TAK OLATA
 
 
 
 
7
MALAIKAT
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Pada era pemerintahan Adiyanto Samoan Pora sebagai Kepala Desa Matotonan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Matotonan sebagai Berikut;
 
2001-2006
PERIODE
PAW
PERIODE
PAW
NAMA LEMBAGA
 
1
SUDARTANTO
 
 
BPD
 
2
ALCIDE
 
 
BPD
 
3
BIANTORO
 
 
BPD
 
4
JUSTINUS
 
 
BPD
 
5
MUHAMMAD EDI
 
 
BPD
 
6
NASDI
 
 
BPD
 
7
AMAN TAK ROBBUK
 
 
BPD
 
8
GERFASIUS
 
 
BPD
 
9
SULET
 
 
BPD
 
Pada era pemerintahan Kristinus Basir Sagoilok sebagai Kepala Desa Matotonan Definitif dilanjutkan PJS Rinaldi Samoan Pora anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Matotonan sebagai Berikut;
 
2007-2012
2010-2012
 
 
 
1
HARIADI
 
 
BPD
 
2
LUKAS
 
 
 
 
3
AMIN RAIS
 
 
 
 
4
BIANTORO
 
 
 
 
5
RUDI
 
 
 
 
6
AMAN TAK OLATA
 
 
 
 
7
HIDAYATTULLAH
ANAS KLETIUS
 
 
 
8
MARTONO
JON EFENDI
 
 
 
9
GUNAWAN
FIRMANSYAH
 
 
 
 
 
Pada era pemerintahan Rinaldi Samoan Pora sebagai Kepala Desa Matotonan definitif dilanjutkan Oleh PJS Kepala Desa Mateus Samalinggai, PLT Pujiyanto Sakobou dan PJ. Triawan, S. Sos anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Matotonan sebagai Berikut;
 
2013
2014
2017
 
 
1
JON EFENDI
 
 
BPD
 
2
JAKOBUS
 
 
 
 
3
JASMARDI
 
EMILIUS
 
 
4
PARUKSANUSIN
 
 
 
 
5
HANAFI
 
 
 
 
6
MATEUS
MUHAMMAD NASIR
 
 
 
7
ARMAN
 
 
 
 
 
Pada era pemerintahan Ali Umran Sarubei, SH 2018- 2024 anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Matotonan sebagai Berikut;
 
2018
PAW
 
BPD
 
1
JON EFENDI
Aktif
 
BPD
 
2
JAKOBUS
Aktif
 
BPD
 
3
EMILIUS
Berhenti
BPD
 
4
PARUKSANUSIN
Aktif
 
BPD
 
5
HANAFI
Berhenti
 
BPD
 
6
MUHAMMAD NASIR
Berhenti
 
BPD
 
7
ARMAN
Aktif
 
BPD
 
 
 
 
Sejarah Pembangunan Desa
 
Dengan kehadiran pemerintah merubah pola pikir masyarakat kearah yang lebih memikirkan kondisi pendidikan, ekonomi kesehatan, dan pendidikan kebudayaan .Pembangunan atau bantuan dari pemerintah dapat diterima dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab tanpa mengurangi semangat berswadaya sehingga apapun pembangunan yang direncanakan di Desa matotonan dapat berjalan dengan baik.Pembangunan yang direncanakan dilaksanakan secara merata tiap-tiap dusun agar tidak terjadi kecamburuan diantara masyarakat dan menjaga keharmonisan dan kesatuan dan persatuan di Desa matotonan, walaupun desa matotonan terbagi atas lima dusun .Meskipun sasaran pembangunan hanya pada dibeberapa dusun saja tetapi dalam pelaksanaan melibatkan perwakilan dari masing-masing dusun ,sehingga ada rasa memiliki.
Tabel 2. Sejarah Pembangunan Desa
 
NO
 
TH
 
KEGIATAN PEMBANGUNAN
 
KET
 
1
1969
Pembuatan jembatan penyebrangan pjg 34 m
pembukan lokasi perumahan
pembangunan gedung sekolah Otorita
membuka lokasi Desa, Wilayah dusun atotonan
perubahan nama dari pemerintahan terendah
 
 
swadaya
 
2
1981
Pembangunan balai/Bipak Desa Matotonan dimuara Siberut
Pembangunan balai lokasi bat maruibaga
Swadaya/Bankdes
 
3
1983
Balai Desa
Jembatan pjg 31m dalam lingkungan Desa, Dusun
 
 
 
4
1999
Pembukaan Lokasi Jalan dan Pengerasan
Pengadaan Mesin Speak Boad
Pembangunan MCK Desa
 
 
5
2003
penerasan jalan perkampungan
APBD/P2D
 
6
2005
Pelatihan Pertanian /perkebunan
LSM
 
7
2007
Pembangunan balai Desa
POSKO SOSIAL
Perumahan Sosial 200 unit
Gedung SD 02
 
BANDS
DINSOS
DINSOS
APBD
 
8
2008
PUSTU
Jalan Rabat Beton dan jembatan
pembangunan Balai Penginapan di Muara Siberut
Gedung TK BAKTI
Gedung TK Margaretha
 
APBD
 
9
2009
Jalan Rabat Beton
Jalan rabat Beton dan jembatan (431 m)
Diesel umum
Bantuan Sulingan Stainlis
 
APBD/P2D
PNPM
DINSOS
Dinsos
 
10
2010
jalan rabat beton 499 m
pnpm
 
 
 
jalan rabat beton 1196,526 m
APBD/P2D
 
 
 
Pembangunan Kantor Desa
APBD
 
 
 
Pemekaran Dusun matektek dan Mabekbek
swadaya
 
 
 
bantuan tower mini
APBN
 
11
2011
Jalan rabat beton danjembatan(2296 m)
P2d
 
 
 
Pembangunan Arama di Muntei
PNPM
 
12
2012
Jalan rabat beton 1507 m
pembagunan jembatan
Jalan pengekerasan beton
Pembangunan air bersih
P2D
ADD
PNPM
PNPM
 
13
2013
Jalan beton
jalan rabat beton
Rabat beton dan jembatan
P2d
Pnpm
ADD
 
14
2014
Jembatan gantung
Pembangunan jalan rabat beton
Pembangunan jembatan
Mesin parutan sagu 5 unit
Gapura Desa
 
PNPM
ADD &P2D
ADD
 
 
ADD
 
15
2015
Jalan dan jembatan muara matotonan 40 m
Jalan rabat beton
SANITASI
Bendungan air untuk pengolahan sagu 5 unit
ADD/APBN/APBD
 
P2D/ADD
APBN
 
ADD
 
Sumber Data : Kaur Ekbang. Rohadi (RPJMDesa, Revisi 2016-2017)
 
NO
NAMA ASET/ BANGUNAN
TAHUN ANGGARAN
VOLUME
LOKASI
SUMBER ANGGARAN
KET
 
1
Masjid Abu Ubaidah Bin Zarrah
1985
10x14 m
Ds. Kinikdog
Swasta
Rusak Ringan
 
2
Gereja Asunta Maria
1985
10 X 15 M
Ds. Maruibaga
APBD
Rusak Berat
 
3
Kantor Desa Matotonan
1985
7x9
Ds. Maruibaga
Swadaya
Rusak Ringan
 
4
Balai Desa Matotonan
2002
7x18
Ds. Maruibaga
APBN/ Swadaya
Rusak Ringan
 
5
JEMBATAN BAT MARUIBAGA
2008
20 M
DS.MARUIBAGA
APBN
RUSAK BERAT
 
6
LAPANGAN BOLA KAKI
 
50 X100M
DS.ONGAH
SWADAYA MASYARAKAT
RUSAK RINGAN
 
7
 Jalan Rabat Beton
 
 8566m
 5 Dusun
 ADD/ DD
 Baik
 
8
 Pat duicker
 
54 unit 
 5 Dusun 
 ADD/ DD
 Baik
 
9
TPT
2010
80 M
DS.MATEKTEK
PNPM
BAIK
 
10
TK. Bakti 70
2007
6 X 9 M
Ds. Ongah
PNPM Mandiri
Rusak ringan
 
12
TK. Margaretha
2007
6 X9 M
Ds. Maruibaga
PNPM Mandiri
RUSAK RINGAN
 
13
Perumahan Sosial
2008
200 Unit
Setiap Ds.
APBD
Baik
 
14
JEMBATAN MARUIBAGA
2008
23 M
DS. MARUIBAGA
APBN
RUSAK BERATGEDUNG
 
15
Jembatan Rabat Beton
2006
6 m
Ds.Ongah
P2D
Baik
 
16
Musholla
2008
6 x 5 m
Ds. Mabekbek
APBD
Rusak Berat
 
17
Posko Sosial
2008
6 x 6 m
Ds.Maruibaga
APBD
Baik
 
18
Air Bersih
2009
1 Unit
Ds. Ongah
APBN
Rusak Ringan
 
19
Poskesdes
2009
9 x 12 m
Ds. Ongah
APBD
Baik
 
20
Asrama Muntei
2011
14 x 14 m
Desa Muntei
PNPM Mandiri
Baik
 
21
Jembatan Batmatobek
2014
7 m
Ds.Matektek
ADD
Baik
 
22
Rabat Beton Menuju Batpora
2014
500 m
Ds.Maruibaga
P2D
Baik
 
23
Mesjid Abu Ubaidah Bin Zarrah
2014
14 x 14 m
Ds.Kinikdog
Atase Saudi Arabiyah
Baik
 
24
Rehap Gedung Tk. Bakti 70
2014
 
Ds.Ongah
ADD
Baik
 
25
Rehap Gedung Tk. Margaretha
2014
 
Ds.Maruibaga
ADD
Baik
 
26
Kantor Desa
2010
 
Ds.Maruibaga
ADD
Baik
 
27
Penambahan Ruangan Kantor Desa
2015
6 x 6 m
Ds.Maruibaga
ADD
Baik
 
28
Penambahan Ruangan Kantor Desa
2015
6 x 4 m
Ds.Maruibaga
ADD
Baik
 
29
Gardu PLTS
2015
1/2 Ha
Ds. Ongah
APBN
Baik
 
30
Polindes
2015
6 x 8 m
Ds. Maruibaga
APBD
Baik
 
31
Jembatan Muara Matotonan
2015
45 m
Ds.Mabekbek
ADD
Baik
 
32
Air Bersih
2012
1 Unit
Ds.Mabekbek
PNPM
Baik
 
33
Posyandu
2016
5 x 7 m
Ds. Matektek
ADD
Baik
 
34
Gapura Dusun
2016
5 Unit
Setiap Dusun
ADD
Baik
 
35
Asrama Muntei
2016
6 x 14 m
Desa Muntei
ADD
Baik
 
36
Jembatan Muara Peigu
2016
20 m
DesaMuara siberut
ADD
Baik
 
37
TPT
2016
40 M
Ds. Ongah
ADD
Rusak Berat
 
38
Jembatan Rabat Beton
2016
6 m
Ds. Kinikdog
ADD
Baik
 
39
Jembatan
2016
8 m
Ds.Kinikdog
ADD
Baik
 
 40
Penambahan Ruangan Kantor Desa
2016
6X6 M
DS. MARUIBAGA
ADD
BAIK
 
 41
GEDUNG SULINGAN STENLIS
2012
6 X10 M
Ds. Ongah
APBD
RUSAK BERAT
 
 42
JEMBATAN RABAT BETON
2017
8 M
DS .ONGAH
APBN
BAIK
 
 43
TPT
2017
20 M
Ds. Ongah
ADD
BAIK
 
 35
MESIN JAHIT PKK
2016
10 UNIT
SETIAP DS. DUSUN
ADD
BAIK
 
 46
GEDUNG BIA
2017
4 X5 M
DS. MARUIBAGA
ADD
BAIK
 
 47
REHAB GEDUNG TPA
2017
4 X10 M
DS.KINIKDOG
ADD
RUSAK RINGAN
 
 48
SANITASI /LIMBAH
2017
1 Unit
DS. MARUIBAGA
APBD
RUSAK BERAT
 
 49
TPT
2017
50 M
DS. MARUIBAGA
APBN
BAIK
 
 50
PARUTAN SAGU
2017
1UNIT
DS. MATEKTEK
APBN
RUSAK RINGAN
 
 51
POSKO LINMAS
2017
4X5 M
DS. MABEKBEK
ADD
BAIK
 
 52
KANTOR BPD
2017
6X4 M
DS. MARUIBAGA
APBN
BAIK
 
 53
REHAB BALAI DESA
2017
8X 18 M
DS. MARUIBAGA
ADD
BAIK
 
 54
MCK
2016
4X5 M
DS. MARUIBAGA
APBD
RUSAK BERAT
 
 55
REHAB AIR BERSIH
2016
1 Unit
DS. MABEKBEK
ADD
BAIK
 
 56
JEMBATAN BAT ALIMOI
2015
32 M
DS. MATEKTEK
PNPM
BAIK
 
 57
REHAB JEMBATAN GANTUNG
2016
32 M
DS. MATEKTEK
ADD
BAIK
 
 58
SULINGAN NILAM
2016
10 UNIT
SETIAP DUSUN
ADD
Baik
 
 59
RABAT BETON TEITEI RATEI
2012
100 M
DS. MATEKTEK
P2D
BAIK
 
 60
telkomsel
2016
1 paket
DS. KINIKDOG
APBD
BAIK
 
 61
JEMBATAN BAT SIGAIT
2015
8 M
DS. MATEKTEK
ADD
Baik
 
 62
JEMBATAN SIRUAMOGA
2014
5 M
DS. MATEKTEK
ADD
RUSAK BERAT
 
 63
JEMBATAN BAT MABEKBEK
2013
4 M
DS. MATEKTEK
ADD
BAIK
 
 64
JEMBATAN MACALEK
2014
7 M
DS. MATEKTEK
ADD
RUSAK RINGAN
 
 65
PENYERTAAN MODAL BUMDES
2018
1PAKET
DESA MATOTONAN
ADD
BAIK
 
 
Demografi Desa Matotonan
Tabel 3. Kondisi demografi Desa Matotonan
NO
URAIAN
JUMLAH
KET
 
1
Kependuduk
a. Jumlah penduduk jiwa
b. Jumlah Kepala Keluarga
 
 
1.410 Jiwa
287 KK
 
 
2
Jumlah laki-laki
0-15 Thn
16-55 Thn
Diatas 55 Thn
 
291 orang
307 orang
73 orang
 
 
 
Jumlah Perempuan
0-15 Tahun
16-55 Tahun
Diatas 55 Tahun
 
252 orang
275 orang
56 orang
 
 
3
Tingkat Pendidikan
Tidak tamat SD
SD
SMP
SMA
Mahasiswa/ Ex. Pelajar
Diploma
Strata I ( S.1)
Strata 2 ( S.2)
Doktor ( S. 3)
 
266 Orang
236 Orang
42 Orang
31 Orang
27
1 Orang
Orang
Orang
Orang
 
 
4
Mata pencaharian
Buruh/nelayan
Petani/ Pekebun/Peladang
Pedagang
Tukang batu
Tukang kayu
PNS
GURU Bantu/kontrak
Pengrajin Kayu
Peternak
 
 
24 Orang
726 Orang
9 Orang
1 Orang
9 Orang
4 Orang
4 Orang
25 Orang
200 Orang
 
 
5
Tingkat AGAMA
Islam
Katolik
Protestan
Budha
Hindu
Bahai
 
1.050 Orang
358 Orang
-
-
-
-
 
 
 
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa :
Kependudukan
Dari jumlah penduduk dapat dilihat berapa jiwa dan penduduk di desa Matotonan, dan setiap tahunnya bertambah.
Kesejateraan
Pola hidup yang sederhana dan pola pikir banyak mempengaruhi perkembangan ekonomi masyarakat. Sehingga banyak masyarakat mengandalkan sagu yang merupakan makanan pokok kisaran 95%, makanan tambahan pisang dan keladi untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Jika sudah demikian, maka kehidupan masyarakat masih jauh dari taraf sejahtera.
Tingkat Pendidikan.
Faktor ekonomi menjadi penyebab kesadaran tentang pedidikan, terumata wajib belajar 9 tahun masih sangat kurang. Hal ini Terbukti masih banyak usia sekolah tidak melanjutkan sekolah. Dan rata-rata pendidikan dibawah 20% dan usaha pemerintah Kabupaten melalui Pemerintah Desa Matotonan melakukan bimbingan belajar bagi Buta Aksara yang dinamakan Keaksaraan Fungsional, kelompok belajar tersebut terbagi 10 kelompok sedangkan tutor yang menjadi guru, adalah dari pemerintah desa dan kelompok PKBM.
Mata Pencaharian
Mayoritas mata pencaharian penduduk 25% petani dan 25 % peternak. Hal ini disebabkan dari nenek moyang adalah petani/ Peternak. Minimnya Pedidikan menjadi peyebab masyarakat tidak mempunyai keterampilan lain, sehingga tdak ada pilihan lain selain menjadi petani/ Peternak.
Agama
Warga Matotonan mayoritas beragama Islam 84% dan 16 % Bergama katolik.
 
2.3.1. Keadaan Sosial Desa
a. Kondisi sosial
Kondisi sosial Desa Matotonan dapat dilihat dari sisi Pemerintahan Secara umum dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas umum di Desa. Lengkap atau tidak fasilitas umum menggambarkan bagaimana pelayanan Pemerintah Desa terhadap warganya.
 
Tabel 4 Pemerintah Umum
 
 
NO
 
URAIAN
KEBERADAAN
 
KET
 
 
 
ADA
TIDAK
 
 
1
Pelayanan Kependudukan
 
 
 
 
2
Pemakaman
 
 
2 lokasi
 
3
Perijinan
 
 
Masih di Kabupaten
 
4
Pasar tradisional
 
 
 
 
5
Ketertiban Umum
 
 
 
 
 
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa :
Pelayanan Kependudukan dilaksanalkan pada setiap hari jam kerja. Terkadang masyarakat lebih banyak masyarakat kerumah Aparat Desa pada sore dan malam hari. Hal ini disebabkan karena mayoitas pekerjaan Masyarakat adalah petani sehingga pada jam kerja pagi atau siang hari masyarakat masih di ladang.
Pemakaman ada dua lokasi di Desa Matotonan terdiri dari pemakaman Islam dan katolik jarak lokasi sekitar 1 km.
Perjinan di Desa Matotonan belum ada karena mayoritas masyarakat sibuk diladang masing-masing.
Ketertiban Umum terakomodir oleh Hukum Adat Yang telah dituangkan dalam Peraturan Desa Matotonan yang disesuaikan kondisi dan kebutuhan Masyarakat yang tidak lepas dari kebudayaan nenek moyang yang diwarisi secara turun temurun.
Selain dari sisi Pemerintah Umum ketersdiaan saran dan presarana Desa mencerminkan bagaimana Pemerintah Desa Melayani warganya. Dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 5 Sarana dan Prasarana Desa
NO
JENIS SARANA DAN PRASARANA DESA
JLH
KETERANGAN
 
1
Kantor Desa
1
 
 
2
Sekretariat BPD
1
 
 
3
Gedung SD
1
Perlu rehab gedung
 
4
Gedung PAUD/ TK
2
Butuh dana Operasional
 
5
Gedung SMA
-
Belum ada
 
6
Gedung SMP
-
Belum ada
 
7
Gereja
1
Perlu pembengunan lanjutan
 
8
Masjid/ Mushalla
2
Kelengkapan fasilitas
 
9
Pasar Desa
-
Belum ada
 
10
Polindes
1
Masih dibutuhkan 1
 
12
PUSTU
1
Rusak Berat
 
13
Posyandu
1
Masih kurang
 
14
POSKAMLING
1
Perlu perbaikan
 
 
 
 
 
 
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa :
Pasar Desa belum ada, mengingat Matotonan yang jarak tempuh dari Kecamatan sangat jauh, namun dalam RPJMDesa ini akan dimasukan.
Gedung SD Perlu penambahan ruang kelas dan rehab ruangan dan WC siswa dan Guru.
Posyandu Perlu dibangun Karena Wilayah Desa terbagi 5 dusun yang letaknya berjauhan.
Rumah ibadah perlu biaya lanjutan untuk menyelesaikannya
Secara umum sarana dan prasara di Desa Matotonan masih minim.
 
2.3.2.Keadaan Ekonomi
Perekonomian Desa Matotonan masih jauh apa yang diharapkan karena masih mengandalkan Dana Bantuan dari PEMDA. Mengingat besarnya kebutuhan untuk menunjang Operasional Desa sedangkan Pendapatan Asli Desa Masih nihil.
 
Tabel 6. Sumber Penerimaan Desa
 
NO
Sumber Penerimaan Desa
Tahun
 
1
PAJAK
-
 
 
 
2
Pendapatan Asli Desa
-
 
 
 
3
Iuran Lampu PLTS
2017
2018
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
2.4. SEJARAH BUDAYA LOKAL DESA MATOTONAN
Sejarah Kepercayaan Masyarakat Desa Matotonan
Ulau Manua ( Penguasa alam semesta)
Sabulungan ( roh nenek moyang, daun-daunan, roh binatang)
 
Zaman dahulu kepercayaan Mentawai dinamakan Sabulungan/ ulau manua. Melakukan ritual keselamatan melalui binatang dan tumbuh-tumbuhan. Adapun pusat ritualnya dinamakan bakkat katcailah. Alat atau sarana ritual dari binatang babi dan ayam, bunyi doanya menurut bahasa mentawai atau sabulungan/ulaumanua buru-buru teinungnu kina sainak areu akek bolomai, singumai, simakataik nga-nga katubumai, lepakna leek alak matat simakekeccat, ibamai sipanga-ngasa, sipukakla, sipumago, sipuaggag, lepakna leek eddak kut teinungnu simaeruk kutteinungnu simaeruk kemudian ayam sebelum dimatikan Sikebbukat mengadakan ritual “ekeu kina gouk-gouk kutsalounu simaeruk, alak iba mai, areu ake kai kasingu, kokloh, bolo, simakataik nganga Setelah itu babi dan ayam di bantai dengan pisau dinamakan parittei, Orang yang menyembelih di sebut pasi gogokgok (pembantai babi), kalau ayam tidak perlu alat, cara mematikannya hanya dengan tangan saja caranya mematahkan leher ayam tersebut. Kemudian tempat atau rumah di sebut Uma, di artikan tempat ritual sabulungan/ ulaumanua juga di artikan rumah ibadah.
Adapun rumah menurut budaya Mentawai terbagi tiga (3) bagian :
Uma;
Sapou;
Rusug;
Uma adalah tempat perkumpulan suku dan tempat bakkat katcaila untuk melakukan kegiatan budaya yang tingkatannya skala besar, Sapou merupakan tempat perkumpulan keluarga dan bakkat katcaila hanya untuk sekeluarga, serta bisa digunakan untuk tempat beternak babi, ayam, dan lokasinya jauh dari wilayah Uma. Adapun rusug merupakan tempat keluarga Kaum Suku dan lokasinya berdampingan dengan Uma di dalam rusug tersebut tidak ada Bakkat Katcaila. Bakkat katcaila merupakan tempat pusat ritual adat mentawai, adapun yang dilakukan di bakkat katcailaritulanya di sebut, Pasisokggi katcaila, Pasi kut irig toitet,pasiliakek goukgouk, pasisikut irik atei goukgouk dan subbet (gettek).Isi dari pada bakkatkatcailah adalah Keliu dari kulit kayu (tumu) ini merupakan tempatnya, dan isinya, 1. Lailajet bakkatkatcaila dan isinya, Uat duru,uat mumunen,uat aileleppet,uat poula, uat bebeget,uat toktukgeta,uat kela-kelak,uat simagkainauk,uat kainenean, uat taimalauk-lauk dan bungkusannya buluk toktuk geta serta bungkusan luarnya tapit toitet pengikatnya lai-lai dari rotan yang sudah di buat khusus untuk alat adat.Sikelaknia bulau (dari tima)artinya simanene dan ettet dari batang kayu ( karahmaggah) harus dekat tempat manusia yang meninggal tidak dikubur dalam tanah. sikelak bakkatkatcaila yang lain buat toktukgeta. Kemudian buat poula dan buat duruk.
macam-macam pesta (LIA Mentawai )
Eeruk
Irig
Pangurei
Paabat
Simamatei
Sipututukmata
Gurut uma
Liat abag
Tuptup-jaujau
Liat sagu
Liat Tinuggluh
 
Eeruk merupakan penutupan lia (pesta) ,dalam proses pelaksanaan pesta diawali dengan lia kecil atau lia siboitok, prosesnya sebagai berikut ,
Mempersiapkan segala kebutuhan pesta atau lia,sepierti, Mencari ikan tawar dan udang sesuai kebutuhan ritual adat , lebih kurang 7 bambu, ( 7 ogbug).
Kaad artinya persiapan pesta seperti uloinak,uobbuk,upurud,pasiselat gettek,besok harinya baru melakukan pesta namanya pesta kecil( lia si boitok). awalnya sikepbukatbakkat kaccila pasisoggi kaccaila, kaccaila edda dorot poula, kud irik,lepak irikliaakek goukgouk siboitok
Ia marak ateinia kut irik , lepakna leek uko siberikabaga takop laitak kau goukgouk siboitok lat bakkat kaccaila
Besok harinya lia sibeugak (Eeruk)
Awalnya bagian sikerei memakai atribut kerei setela itu usoksok kasosorat kiniu sikataik kiniu simaeruk kaddutta leek soggy kaccaila kut irik toitet lepak irik paeruksainak dilakukan oleh sikerei lak-laki lepak edda lia goukgouk kabakkat kacaila oleh sikebbukat uma lepaknalek mateiakek sainak beberapa ekor kemudian siap di galat dan di pinai kemudian babi itu di gantung selama satu malam, selesai itu ibu-ibuk pasikut gettek simaigi ,kut irik sikebbukat atei goukgouk ,lepat irik ukop siberikabaga ,kemudian pasikud pusikebbukat,ukop sikebbukat,sekitar jam 4:00 sore sikerei meisia pasiruruk buluk batak simaeruk sikataik kemudian pasikut gojo pasibele satulagi umat simagre
Kemudian salasatu sikerei mei pasibelek karate pasinoni ayam kecil setela itu
Jam8:00 sikerei pasibitbit uma termasuk pasikukru sipittok, setela itu langsumg melakukan turuk sikerei namanya sogat simagre,setela itu matikan ayam dan babi satu ekor.
Pagiharinya sikepbukat bakkat kaccaila ,soggykaccaila,kut irik, lepaknalek matei akek goukgouk baru dibakar babi yang digantung. Kemudian raalak ibat sikebbukat,yaitu,ateisainak untuk pukalaibok, kemudin babi dan ayam yang dimatikan dimasak dan dibagi rata semua orang yang ada dalam satu uma kut pusikebbukat dari luccurou sainak
Setelah membuat pusikebbukat sikebbukat uma makan,
Pada malam harinya bagi laki-laki ukop katengan uma.
Sok harinya pergi kaleleu mencari monyet ,kalau monyetnya dapat mereka membunyikan kentongan tanda mendapat monyet,kalau tidak dapat monyet,langsung mereka membuat satu ritual lagi namanya pasi buluakek ibasibau.kemudian ada lagi acara terakhir di sebut liat lajuk, maka dengan terlaksananya liat lajuk maka berakhiir pula acara Lia (pesta ). Selanjutnya Irig, adalah perkumpulan keluarga dalam satu suku, di hitung melalui irig,dilakukan apa bila ada salah seorang dalam suku yang baru nikah (usirop lalep) maka disebut irig artinya meresmikan keluarga baru supaya terhitung irignya. Kemudian pangurei adalah pesta nikah, susunan dari pada pangurei yang di lakukan sesuai dengan budaya/adat, mengali pernikahan adat , orang tua laki-laki mengunjungi orang tua perempuan atau memberikan Alaket ( Tukar cincin). Dengan persetujuan kedua belah pihak maka waktu pasibelek mone akan di tentukan. Waktu sudah sampai saatnya pasibelek mone,orang tua pihak laki-laki akan memberikan alattoga di sebut Mahar kepada orang tua perempuan. Setelah selesai pemberian alattoga (mahar) maka mempelai perempuan di jemput lagi oleh orang tua laki-laki di sebut pasoga. Waktu berjalan maka tibalah saatnya untuk melakukan pesta nikah di sebut pangurei, dengan beberapa proses yang dilakukan yaitu, Mempersiapkan Babi, ayam , gettek, toitet, sesuai kebutuhan yang sudah di perkirakan jumlah mahar yang di berikan.Kemudian pesta nikah (Pangurei) dilaksanakan dengan mempertimbangkan persiapan kedua belah pihak laki-laki maupun pihak perempuan. Selanjutnya pihak pengantin baru pergi kerumah orang tua perempuan untuk di hiasi dengan bunga-bunga sesuai ketentuan adat, sekaligus untuk menjemput daging babi,ayam,keladi,toitet. Bunga-bunga yang di pasangkan pada pengantin baru , yaitu batang totonan yang sudah di buat serta bunganya dan diwarnai dengan kiniu disebut Kinibet, dan bunga lainnya seperti surak,katcaila,sinaigiat. Alat lat kerei yang bisa dipakai pada waktu pangurei .sbb, Luat,singenyet,ngalou,letcuh.untuk khusus laki-laki :Kabit,Sabot kerei,jara-jarah,lekkau,di tambah bunga yang disebut totoirak.kemudian pakaian perempuan; Sineibak,Tetekuk,Lai-lai,sibodhag.setelah terpasangkan semua alat atau pakaian pada pengantin baru,dilanjutkan pemotongan babi,ayam, juga ada ketentuan jumlah babi yang di potong sesuai dengan mahar yang diberikan.yang mengiringi kedua pengantin, ibu pengantin laki-laki. Kemudian proses akan kembali kerumah pengantin perempuan,dengan membawak ayam per orang kedua pengantin 2 ekor ,dengan jumlah 4 ekor dan sama ibu 2 ekor, maka jumlah ayam 6 ekor, ayam ini di namakan Onien,dan ini merupakan simbol bahwa pengantin perumpuan kerumah pengantin laki-laki,juga merupakan symbol penyerahan daging babi,ayam,keladi,kelapa kepada pihak pengantin laki-laki,
PAABAT,
Pada zaman dahulu terjadi perang suku maupun perorangan, ada yang terbunuh dalam perang ini sudah ada yang terbunuh,maka kedua belah pihak ada rencana untuk menuntut sipembunuh.tentunya di adakan acara yang di sebut paabat.sebelum pelaksanaan pesta paabat kedua belah pihak sepakati dulu pembayaran atau denda bagi sipembunuh atau sipamatei/sipategle yang di sebut Lulu. Adapun lulu /denda sebagai berikut ;
Ngong ini denda dinamakan Utek
Sagu sangamata ganti seeming
Sainak simatteu liat Uma
Selanjutnya pembayaran sesuai dengan jumlah orang yang terbunuh,juga mengukur kemampuannya Menyediakan babi untuk kebutuhan pesta abat,artinya tidak ada ketentuan.
1 ekor babi sigelak
1 batang duruian
Sangamata sagu
Sangamata gettek
Sagkaju toitet.
Lulu atau denda ini per orang pihak yang korban
SIMAMATEI
Pesta duka ,liat simamatei juga di artikan mengusir rohnya dari kehidupan keluarganya. Adapun proses Liat simamatei ,pertama dinamakan panasai. Liat panasai ini di lakukan setelah menguburkan mayat dan menumbang tanaman seperti pohon durian, kelapa, sagu, pisang, keladi, dinamakan Pasisarak money, pesta duka /Liat smamatei dilaksanakan. Kemudian sebulan waktu berjalan diadakan lagi pesta dinamakan Panusruh.
Sejarah Sikerei
Dasar pendirian Sikerei berasal dari Simalinggai kemudian diturunkan pada sipageta sabbau, dahulu orang tua menceritakannya, nama kampung sebenarnya asal kata sikerei maka dinamakan SAREREIKET HULU artinya sikerei berasal dari hulu. Sikerei ini identik dengan makhluk halus karena menurut kepercayaan sikerei, bagi yang melakukan kerei berkomunikasi dengan mahluk halus dengan bahasa aslinya buimajojo ukkui yang artinya jangan tergesah-gesah dengan kepercayaan pada mahluk halus pada saat melakukan usailuppa sikerei tidak terbakar oleh api dan masih banyak lagi ritual lainnya yang aneh-aneh. sehingga Sarereiket kususnya Desa matotonan sangat berpotensi dengan wisata budaya yang masih kental ini.
Proses Pelaksanaan Kerei
Pelaksanaan Kerei di awali dengan hijrah dari Uma (rumah besar) ke sapou (rumah kecil) , bagi yang melaksanakan kerei, di namakan PULAEAT. Sehariannya bagi yang melaksanakan kerei tinggal dan makan di rumah atau sapou pulaeat,sampai proses persiapan.setelah pindah /hijrah selanjutnya mulai menyagu.Rentetan kegiatan dalam proses persiapan sebagai berikut :
Menyagu lebih kurang 10 batang
Membuat pakaian (Kabit) Panaslat
Membuat Salipak
Membuat Bakluh
Membuat Singenyet
Membuat Luat
Membuat Talatak
Sabot kerei
Sineibak
Dan perlengkapan kerei yang lainnya.
Setelah selesai menyagu dengan jumlah yang telah di tentukan ,dan juga menimbang persiapan alat kerei lainnya.Maka akan mempersiapkan kebutuhan komsumsi pada waktu pelaksanaan,adapun kebutuhan tersebut yaitu :
Lulup-lup (kandang babi)
Mengambil Ikan yang dibutuhkan,sesuai kebutuhan ritual kerei
Uloinak , Mengambil kayu bakar
Uokbuk,Mengambil bambu
Ugettek,Mengambil keladi.
Pungsi atau keguanaan alat atau kebutuhan yang tersebut diatas,adalah Lulup-lup merupakan tempat babi yang akan di semblih pada waktu pelaksanaan kegiatan, sebelumnya sudah ada ketentuan /,target /jumlah babi yang di butuhkan,itu akan di kumpulkan dalam kandang disebut Lulup-lup. Selanjutnya Ikan,udang. Ikan ini di masak dalam bambu,dan ada ketentuan jumlah bambu sesuai dengan kebutuhannya.kemudian kayu bakar untuk memasak sagu, daging babi, ayam dan yang lainnya. Begitu juga bambu untuk alat masak daging, keladi, sagu. daging di masak dengan bambu. Keladi juga merupakan alat yang penting dalam ritual adat yang di sebut IRIG, dan untuk komsumsi sikerei.
Setelah persiapan sudah cukup atau lengkap, maka kegiatan kerei akan dilaksanakan. Pertama pesta di hulu atau tempat sikerei baru, yang disebut Pulaeat,disinilah mulai membuat ritual kerei disebut juga LAKOT SIKEREI.Lakot sikerei berpungsi untuk membuat sikerei baru bisa bernyanyi /lagu sikerei, dan situlah letak kekuatan sekerei baru. Dan isi lakot sikerei itu ada bermacam-macam daun dan buah ,urat serta batang.. sbb:
Daun poula sebagai bungkusannya
Duruk, daun ,urat,buah
Bulau
Taipa ali
Batang sipeu
Sibukah
Pesta dihulu ini atau kapulaeat memotang babi satu ekor dan ayam lebih kurang 5 atau 10 ekor , dan sikerei sibau sudah mulai mengatur waktu ,tempat makan.
Setelah pesta kerei pertama selesai , maka mereka pindah kerumah besar disebut UMA. Sebelum berangkat sapou pulaeat bubuk di bongkar bagian depan,tujuannay supaya sikerei sibau lancer bernyanyi lagi pula memang sudah aturan kerei. Sekerei sibau atau sikerei baru beserta kariawan lainnya berangkat menujuh rumah besar atau disebut UMA.begitu sampai di UMA sikerei sibau mulai belajar nyanyi atau lagu sikerei, yang diajarkan pertama adalah nyanyi atau lagu dinamakan Urai SUPPAH bunyinya Ekeu bajak kina bulungan artinya Engkau penguasa alam .
Begitu sampai di Uma Pesta mulai di laksanakan di sebut pesta TADDEK artinya Pesta kerei perkumpulan.
Syarat mendirikan kerei :
Permintaan sendiri
Diperintah
Karena Sakit.
Langkah-langkah
Menentukan Guru (SIPAUMAT)
Mengangkat Kariawan (SINURUG)
 
Ada beberapa syarat menjadi sikerei
Banyak babinya
Cukup umur minimal 40 tahun
Sanggup melakukan larangan/pantangannya
Sanggup mematuhi aturan kerei atau kei-kei
Ada beberapa acara adat atau pesta adat dalam bahasa mentawainya (lia)
Eeruk ( pesta besar )
Irig ( Menengah )
Pesta Perkawinan dan masih banyak lagi acara-acara adat lainnya ,seperti pesta sampan baru( lia abak si bau),pestaanak bayi (lia toga si boitok) pesta sagu(lia sagu) pesta uma (lia uma) masih banyak pesta lainnya .
Proses untuk melakukan pesta besar dan menengah biasanya diawali dengan menyagu kerena sagu merupakan makanan pokok dan merupakan kebutuhan utama pada saat pesta (lia), mengumpulkan kayu api. Setelah menyiapkan keperluan dari pesta baru melangsungkan pesta kecil atau lia siboitok, setelah itu baru melakukan pesta besar. Pada saat pesta biasanya berkumpul dirumah besar biasa bisebut UMA dan biasanya pesta ini dilakukan oleh satu suku ,semua anggota suku yang ikut dalam pesta harus mengenakan pakaian adat bagi sikerei memakai pakaian kerei seperti sabungan atau baiko atau toggro ( terbuat dari kulit kayu ) dikenakan sikerei yang laki-laki dan memakai bunga-bunga . Pesta atau lia berlangsung lebihkurang tujuh hari,biasanya setelah lia selesai sebagai penutup pergi berburu kehutan.
Sebelum berburu terlebih dahulu menyiapkan racun panah atau tombak, kemudian malamnya melakukan acara makan bersama(ukop katengan uma), untuk yang pergi berburu bagi laki-laki.Paginya baru pergi dan setelah kembali kalau hasil buruan dapat akanmembunyikan kentongan (tuddukat) sebagai tanda adanya hasil buruan dan sikebbukat uma atau kabagkatkatcaila mengadakan pesta yang dinamakan lia lajuk sekaligus penutup /boleh bekerja seperti biasa .
Dengan kehadiran pemerintah merubah pola pikirr masyarakat kearah yang lebih memikirkan kondisi pendidikan ,ekonomi kesehatan ,dan pendidikan kebudayaan .Pembangunan atau bantuan dari pemerintah dapat diterima dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab tanpa mengurangi semangat berswadaya sehingga apapun pembangunan yang direncanakan di Desa matotonan dapat berjalan denganda baik.Pembangunan yang direncanakan dilaksanakan secara merata tiap-tiap dusun agar tidak terjadi kecamburuan diantara masyarakat dan menjaga keharmonisan dan kesatuan dan persatuan di Desa matotonan, walaupun desa matotonan terbagi atas lima dusun .Meskipun sasaran pembangunan hanya pada dibeberapa dusun saja tetapi dalam pelaksanaan melibatkan perwakilan dari masing-masing dusun ,sehingga ada rasa memiliki.
HUKUMNYA MENURUT KEREI ADA 2 MACAM
Wajib
Sunat.
Wajib adalah bila yang menawarkan sikerei lama kepada belum sikerei,maka yang bersangkutan wajib melaksanakan, bila di tolak yang bersangkutan akan mendapatkan penyakit atau kutukkan dari ULAU Manua/Sabulungan. Dan juga pada salah seorang kaum suku, ada yang sakit sudah lama, pengobatan secara adat sudah cukup, penyakit belum juga sembuh,maka sikerei ini akan memberikan saran bahwa bisa sembuh penyakit dengan melaksanakan Kerei.sehingga yang bersangkutan tidak ada kata tolak, wajib dilaksanakan.
Sunat adalah bila yang menawarkan bukan sikerei,maka yang bersangkutan bisa terima atau tidak, karna tidak begitu ada pengaruhnya. Kecuali yang bersangkutan ada niat jadi sekerei,maka kalau tidak dilaksanakan akan mendapat kutuhkan/penyakit.
Zaman dahulu Menurut orang tua dan nenek moyang menceritakannya, dasar pendirian arat Sabulungan berasal dari Simalinggai kemudian diturunkan pada sipageta sabbau nama kampung sebenarnya asal kata sikerei maka dinamakan SAREREIKET HULU artinya sikerei berasal dari hulu. Sikerei ini identik dengan makhluk halus karena menurut kepercayaan sikerei, bagi yang melakukan kerei % berkomunikasi dengan mahluk halus dengan bahasa aslinya buimajojo ukkui (JANGAN TERGESAH-GESAH TUAN) yang artinya jangan tergesa-gesa dengan kepercayaan pada mahluk hulus pada saat melakukan usai luppa sikerei tidak terbakar oleh api dan masih banyak lagi hal yang aneh-aneh. Sehingga Sarereiket kususnya Desa Matotonan sangat berpotensi dengan wisata budaya yang masih kental ini.
Ada beberapa syarat menjadi sikerei
Banyak babinya
Cukup umur minimal 40 tahun
Sanggup melakukan larangan/pantangannya
Sanggup mematuhi aturan kerei atau kei-kei
Ada beberapa acara adat atau pesta adat dalam bahasa mentawainya lia
Eeruk ( pesta besar )
Irig ( Menengah )
Pesta Perkawinan dan masih banyak lagi acara-acara adat lainnya
Prose unutk melakukan pesta biasanya diawali dengan menyagu kerena sagu merupakan makanan pokok dan merupakan kebutuhan utama pada saat pesta /lia, mengumpulkan kayu api. Setelah menyiapkan keperluan dari pesta baru melangsungkan pesta kecil atau lia siboitok, setelah itu baru melakukan pesta besar .Pada saat pesta biasanya berkumpul dirumah besar biasa bisebut UMA dan biasanya pesta ini dilakukan oleh satu suku ,semua anggota suku yang ikut dalam pesta harus mengenakan pakaian adat bagi sikerei memakai pakaian kerei seperti sabungan atau baiko atau toggro ( terbuat dari kulit kayu ) dikenakan sikerei yang laki-laki dan memakai bunga-bunga. Pesta (lia) berlangsunglebihkurang tujuh hari,biasanya setelah lia selesai sebagai penutup pergi berburu kehutan. Sebelum berburu terlebih dahulu menyiapkan racun panah atau tombak kemudian malamnya melakukan acara makan bersama uantuk yang pergi berburu bagi laki-laki. Paginya baru pergi dan setelah kembali kalau hasil buruan ada maka akan membunyikan tuddukat sebagai Tanda keberhasilan. dan berakhilah pesta tersebut. Dengan kehadiran pemerintah merubah pola masyarakat kearah yang lebih memikirkan kondisi pendidikan, ekonomi kesehatan, dan pendidikan kebudayaan. Pembangunan atau bantuan dari pemerintah dapat diterima dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab tanpa mengurangi semangat berswadaya sehingga apapun pembangunan yang direncanakan di Desa matotonan dapat berjalan dengan baik. Pembangunan yang direncanakan dilaksanakan secara merata tiap-tiap dusun agar tidak terjadi kecamburuan diantara masyarakat dan menjaga keharmonisan dan kesatuan dan persatuan di Desa matotonan, walaupun desa matotonan terbagi atas lima dusun. Meskipun sasaran pembangunan hanya pada dibeberapa dusun saja tetapi dalam pelaksanaan melibatkan perwakilan dari masing-masing dusun, sehingga ada rasa memiliki.
D
asar pendirian arat Sabulungan berasal dari Simalinggai kemudian diturunkan pada sipageta sabbau, zaman dahulu orang tua menceritakannya, nama kampung sebenarnya asal kata sikerei maka dinamakan SAREREIKET HULU artinya sikerei berasal dari hulu. Sikerei ini identik dengan makhluk halus karena menurut kepercayaan sikerei, bagi yang melakukan kerei ike berkomunikasi dengan mahluk halus dengan bahasa aslinya buimajajo ukkui yang artinya jangan tergesa-gesa dengan kepercayaan pada mahluk halus pada saat melakukan usailuppa sikerei tidak terbakar oleh api dan masih banyak lagi hal yang aneh-aneh.sehingga Sarereiket kususnya Desa matotonan sangat berpotensi dengan wisata budaya yang masih kental ini.
Ada beberapa syarat menjadi sikerei
Syarat wajib menjadi Sikerei
Banyak babi,Ayam,Keladi,
Cukup umur minimal 40 tahun
Sanggup menjauhi larangan/pantangannya
Sanggup mematuhi aturan kerei atau kei-kei.
Larangan/Kei-kei bagi sikerei
Selama dalam proses kerei tidak boleh bersihtubuh dengan istrinya
Tidak boleh makan sembarangan waktu
Tidak boleh makan siamang,monyet berkulit putih (Bilou dan simabulau
Tidak boleh makan ikan panjang( belut)
Yang berhak menjadi sekeri
Diperintah orang tua
Permintaan sendiri
Karena sakit
LANGKAH-LANGKAH MENDIRIKAN KEREI BARU
Menentukan Guru ( Sipaumat )
Mengangkat Kariawan ( Sinuruk )
Kegiatan dalam persiapan pelaksanaan Kerei
Kebutuhan pada Pelaksanaan Kegiatan Kerei ;
Menyagu
Luluplup (kandang
Uloinak
Ugettek
U ogbug
Pasigabah iba
Perlengkapan alat kerei dalam pelaksanaan kerei baru ;
Panaslah ( membuat Pakaian) kabit.
Salipak dan Bakluh
Talatak
Tetekuk
Luat
Singenyet
Sibodhag
Lai-lai
Lekkau
Sabot kerei
Sineibag.
Ngalou.
Ada beberapa acara adat atau pesta adat dalam bahasa mentawainya lia
Eeruk ( pesta besar )
Irik ( Menengah )
Pesta Perkawinan dan masih banyak lagi acara-acara adat lainnya
Prose unutk melakukan pesta biasanya diawali dengan menyagu kerena sagu merupakan makanan pokok dan merupakan kebutuhan utama pada saat pesta /lia, mengumpulkan kayu api . Setelah menyiapkan keperluan dari pesta baru melangsungkan pesta kecil atau lia siboitok ,setelah itu baru melakukan pesta besar .Pada saat pesta biasanya berkumpul dirumah besar biasa bisebut UMA dan biasanya pesta ini dilakukan oleh satu suku ,semua anggota suku yang ikut dalam pesta harus mengenakan pakaian adat bagi sikerei memakai pakaian kerei seperti sabungan atau baiko atau toggro ( terbuat dari kulit kayu ) dikenakan sikerei yang laki-laki dan memakai bunga-bunga . Pesta atau lia berlangsunglebihkurang tujuh hari,biasanya setelah lia selesai sebagai penutup pergi berburu kehutan.
Sebelum berburu terlebih dahulu menyiapkan racun panah atau tombak kemudian malamnya melakukan acara makan bersama uantuk yang pergi berburu bagi laki-laki.Paginya baru pergi dan setelah kembali kalau hasil buruan ada maka akan membunyikan tuddukat sebagai
Tanda keberhasilan.dan berakhilah pesta tersebut.
 
2.5. Kondisi Pemerintah Desa
2.5.1. Wilayah Pemerintah Desa
Kondisi wilayah Desa Matotonan dapat dilihat pada tabel berikut ini
 
Tabel 7. Kondisi Geografis
NO
URAIAN
KETERANGAN
 
1.
Luas Wilayah : 8988 ha
 
 
2
Jumlah dusun = 5 Dusun
Dusun Kinigdog =
Dusun Onga= Ha
Maruibaga =
Dusun Mabekbek=
Dusun Matektek=
 
 
4
Batas batas Wilayah
Sebelah Utara dengan Desa Saibi Samukop
Sebelah selatan dengan Desa Madobag
Sebelah Barat dengan Desa Sagulubbek
Sebelah timur dengan Desa Saliguma
 
 
4
TOPOGRAFI /PERPETAAN
Luas kemiringan lahan rata-rata dataran
Ketinggian diatas Permukaan Laut = 384 dpl / 25km dari dari permukaan laut
 
 
 
5
HIDROLOGI PERAIRAN
Air sungai
 
 
6
Klimatologi/Iklim
Suhu 22˚C - 31˚C
Curah Hujan 3,320mm
Kelembapan Udara 81-85%
 
 
7
Luas Lahan Pertanian /Perkebunan
Lahan Kosong : 5372 Ha
Kebun Coklat : 150 Ha
Kebun Nilam : 150 ha
Kebun rotan : 200 Ha
Kebun Pisang dan sagu 300 Ha
 
 
8
Lauas Pemukiman ± 2996 Ha
 
 
9
Kawasan Rawan Bencana
Banjir
Tanah longsor
Gempa bumi
 
 
Desa Matotonan terbagi 5 Dusun yakni : Dusun Kinikdog, Dusun Ongah Dusun Maruibaga, Dusun Mabekbek, Dusun Matektek. Kelima Dusun Merupakan Dusun Definitif Sesui Peraturan Bupati No.14 Tahun 2013 (19 Maret 2013).