Kota Surakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tamitawibisono (bicara | kontrib)
→‎Keberagaman: menghilangkan tanda koma dan mengedit huruf L pada kata Kelenteng menjadi Klenteng
k ←Suntingan Tamitawibisono (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Gilang Bayu Rakasiwi
Tag: Pengembalian
Baris 235:
[[Berkas:Great Mosque of Solo.jpg|jmpl|275px|[[Masjid Agung Kraton Surakarta|Masjid Agung Surakarta]].]]
[[Berkas:Tien Kok Sie.jpg|jmpl|275px|Klenteng Tien Kok Sie.]]
Bangunan ibadah bersejarah di Surakarta beragam, yang mencerminkan keberagaman kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Surakarta, mulai dari masjid terbesar dan paling sakral yang terletak di bagian barat Alun-alun Utara Keraton Kasunanan, Surakarta, yaitu [[Masjid Agung Kraton Surakarta|Masjid Agung Surakarta]] yang dibangun sekitar tahun [[1763]] atas prakarsa dari [[Pakubuwana III|Sunan Pakubuwana III]], [[Masjid Wustho Mangkunegaran|Masjid Al Wustho Mangkunegaran]], [[Masjid Laweyan]] yang merupakan masjid tertua di Surakarta<ref>[http://student.d3ti.mipa.uns.ac.id/sofyan/PAGE/tempat_3.html Masjid Laweyan, Tertua di Solo]</ref>, [[Gereja Katolik Santo Petrus Surakarta|Gereja St. Petrus]] di Jl. Slamet Riyadi, [[Gereja Katolik Santo Antonius Surakarta|Gereja St. Antonius]] Purbayan, hingga Tempat Ibadah Tri Dharma [[Tien Kok Sie]], Vihara [[Am Po Kian]], dan [[Sahasra Adhi Pura]]<ref>[http://www.sahasraadhipura.org/ Sahasra Adhi Pura]</ref>.
 
Selain dihuni oleh [[Suku Jawa]], ada banyak pula penduduk beretnis [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], dan [[Arab-Indonesia|Arab]] yang tinggal di Surakarta. Walaupun tidak ada data pasti berapa jumlah masing-masing kepercayaan maupun etnis penduduk dalam sensus terakhir (2010), namun mereka banyak membaur di tengah-tengah warga Surakarta pada umumnya.
Baris 242:
dapat dilihat adanya penurunan jumlah penduduk keturunan Arab di Pasar Kliwon. Hal ini disebabkan karena lahan di kelurahan Pasar Kliwon semakin sempit sehingga terjadi perpindahan di daerah lain.<ref name="Zunainingsih">[http://eprints.uns.ac.id/519/ Zunainingsih, Memik (2010) Sekolah Islam Diponegoro Surakarta Tahun 1966-2005. Other thesis, UNS.]</ref>
 
Sementara itu perkampungan Tionghoa banyak terfokus di wilayah Balong, Coyudan, dan Keprabon. Hal ini dapat dilihat dengan adanya bangunan-bangunan klentengkelenteng dan tempat ibadah, seperti KlentengKelenteng Tien Kok Sie<ref>[http://www.digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/109520202201002079.pdf Nilai-nilai Simbolik Prosesi Ritual Etnis China di Kelenteng Tien Kok Sie]</ref>.
 
== Pendidikan ==