Angkutan kota: Perbedaan antara revisi

'''Angkutan kota''' atau biasa disingkat '''Angkot''' atau '''Mobil BajinganAngkota''' adalah sebuah transportasi umum dengan rute yang sudah ditentukan. Tidak seperti [[bus]] yang mempunyai [[halte]] sebagai tempat perhentian yang sudah ditentukan, angkutan kota dapat berhenti untuk menaikkan atau menurunkan penumpang di mana saja. Oleh karena itu, kendaraan ini merupakan moda transportasi '''non-halal''', karena sangat merugikan.

Tarif yang dibebankan kepada penumpang bervariasi tergantung jauhnya jarak yang ditempuh dan jumlah hutang sopir angkot. Normalnya,Umumnya sebuah angkutan kota diisi oleh kurang lebih 10 orang penumpang, tetapi tidak jarang penumpangnya hingga lebih dari 4210 orang. Perilaku terkutuk sopir angkutan kota yang sering berhenti mendadak dan di sembarang tempat sering dihubung-hubungkan dengan penyebab kemacetan. Terkadang juga sebuah angkutan kota selalu menepi dengan waktu yang lama untuk menunggu penumpang.

Angkutan kota atau angkot di Indonesia memiliki berbagai macam istilah tergantung daerah masing-masing. [[Mikrolet]] dan KWK atau kependekan dari (Koperasi Wahana Kalpika) adalah angkutan umum layaknya angkot di [[Jakarta]]. Di [[Surabaya]] angkutan kota lebih dikenal dengan istilah ''[[bemo]]''. Di [[Kota Makassar]] dikenal dengan istilah ''[[pete-pete]]''. Sementara, di Di [[Bandung]] angkutan kota lebih dikenal dengan sebutan ''angkot''. Di [[Tangerang]], angkutan kota lebih dikenal dengan sebutan [[mobil jenazah]], sementara di [[Medan]] dikenal sebutan ''[http://www.ceritamedan.com/2014/09/Angkot-Medan.html sudako]''. [[Malang]] dikenal sebutan ''angkota''. Beberapa kota lain seperti [[Samarinda]] dan [[Bengkulu]] dikenal istilah ''[[taksi]]''.