Gunung Penanggungan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Kembangraps (bicara | kontrib)
Baris 30:
Ditilik dari usia pembentukan, Gunung Penanggungan terbentuk dari aktivitas generasi ketiga di kompleks Arjuno-Welirang-[[Gunung Anjasmoro|Anjasmoro]], satu periode pembentukan dengan Gunung Arjuno muda, Gunung Welirang, dan [[Gunung Kelud]], diperkirakan terbentuk pada kala [[Holosen]]<ref>Carstenz. A. [https://klinikgeografi.wordpress.com/2015/02/01/geomorfologi-kompleks-vulkan-arjuno-welirang-jawa-timur/ GEOMORFOLOGI KOMPLEKS VULKAN ARJUNO-WELIRANG JAWA TIMUR]. Artikel pada blog Klinik Geografi Fisik. Diakses 2 Januari 2019.</ref><ref>Bahar. H. 2017. [https://www.researchgate.net/publication/324776229_INTERPRETASI_KONDISI_GEOLOGI_WILAYAH_VULKANIK_MENGGUNAKAN_ANALISA_CITRA_SATELIT_LANDSAT_8_Daerah_Studi_Gunung_Penanggungan_Jawa_Timur INTERPRETASI KONDISI GEOLOGI WILAYAH VULKANIKMENGGUNAKAN ANALISA CITRASATELIT LANDSAT 8(Daerah Studi: Gunung Penanggungan, Jawa Timur]. Jurnal IPTEK Vol.21 No.2 : 43-50.</ref>. Aliran [[lava]] (tua) dari kawah tepi mengalir ke seluruh sisi dan tumpukan sisa [[awan panas]] (aliran piroklastik) membentuk punggungan di sekitarnya. Kajian oleh tim [[Rein van Bemmelen|van Bemmelen]] (1937) mendapati gunung api ini telah tidak aktif paling tidak 1000 tahun, dan erupsi terakhir diperkirakan terjadi sekitar 200 M<ref name="GVP">Global Volcanism Program. [https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=263291 Penanggungan].</ref>. Dalam radius 5 km dari puncak dihuni oleh hampir 20 000 jiwa, namun dalam jarak 10 km dihuni lebih daripada 400 ribu jiwa<ref name="GVP"/>
 
== Arkeologi dan nilai budaya ==
 
[[Berkas:2017-02-19_Hike_around_gunung_Bekel_19.jpg|300px|jmpl|Candi Kendalisodo.]]
Baris 36:
:''Lihat pula: [[Daftar objek kepurbakalaan di Kawasan Cagar Budaya Gunung Penanggungan]].''
 
Dilihat dari sisi sejarah, gunung ini memiliki nilai yang penting karena di sekujur lerengnya dipenuhi oleh ratusan situs-situs arkeologi dan spiritual Indonesia dari era Hindu-Buddha. Lebih daridaripada seratus bangunan atau sisa bangunan ditemukan, kebanyakan berada pada sisi barat sampai utara (Kecamatan Trawas, Mojokerto)<ref>Bachtiar JA, Jaelani LM. 2017. Visualisasi Peta Cagar Budaya menggunakan Geoportal Palapa pada Kawasan Situs Trowulan dan Gunung Penanggungan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2: 2337-3520.</ref>.
 
Menurut mitos Jawa, sebagaimana tertulis dalam Kitab [[Tantu Panggelaran]], Gunung Penanggungan (Pawitra) merupakan bagian puncak [[Gunung Mahameru]] yang tercecer ketika dipindahkan ke Jawadwipa (Pulau Jawa). Penanggungan merupakan salah satu dari sembilan gunung yang dianggap suci di Jawa. Kakawin [[Negarakertagama]] menyebutkan bahwa Gunung Pawitra merupakan satu dari tujuh gunung tempat para ''resi'' bertapa (gunung lainnya adalah Pucangan, Sampud, Rupit, Pilan, Jagadhita, dan Butun<ref>Risa Herdahita Putri. [https://historia.id/kuno/articles/tempat-menyepi-dan-belajar-agama-P14Gg Tempat Menyepi dan Belajar Agama]. Majalah Historia daring. Edisi 7 Juni 2018, 19:16. Diakses 2 Januari 2019.</ref>). Tampaknya, referensi kesucian tersebut tidak terlepas dari morfologi kompleks gunung ini, berupa satu puncak tertinggi yang dikelilingi oleh delapan puncak yang posisinya sedikit banyak mengingatkan pada gambaran [[mandala]] dalam [[kosmologi]] Hindu-Budha.
Baris 42:
Di sekujur lereng gunung ini ditemukan berbagai peninggalan purbakala, baik candi, ceruk pertapaan, maupun petirtaan dari periode Hindu-Buddha di Jawa Timur. Inventarisasi dan dokumentasi pertama kali dilakukan oleh tim [[Oudheidkundige Dienst|Dinas Kepurbakalaan Hindia Belanda]] 1935 –1940, di bawah pimpinan [[Willem Frederik Stutterheim|W.F. Stutterheim]] dan A. Gall, setelah sebelumnya banyak laporan dari berbagai sumber sejak 1900, beberapa bahkan menyertakan foto dan menemukan prasasti angka tahun dari abad ke-15 M<ref name="arkenas">Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. 1974. Laporan Hasil Survai Kepurbakalaan di Gunung Penanggungan (Jawa Timur). ''Berita Penelitian Arkeologi'' no. 1. Hal. 1-21.</ref>. Tim mencatat 81 kepurbakalaan ("Kep.") yang diberi angka Romawi I–LXXXI. Hasil penelitian ini baru diterbitkan pada 1951, tetapi datanya tidak lengkap lagi<ref name=Uzone>Chairul Akhmad. [https://travel.uzone.id/wac-2017-jejak-arkeologis-gunung-penanggungan WAC 2017: Jejak Arkeologis Gunung Penanggungan]. U-Zone Travel. Edisi 04 Mei 2017. Diakses 2 Januari 2019.</ref>.
 
Berdasarkan studi selama dua tahun (2012-2014) ditemukan 116 situs percandian atau objek kepurbakalaan, mulai dari kaki sampai mendekati puncak gunung<ref>Utomo, YW. [http://sains.kompas.com/read/2014/01/16/1126232/Ditemukan.116.Situs.di.Gunung.Penanggungan Ditemukan 116 Situs di Gunung Penanggungan.]. Kompas Daring. Edisi Kamis, 16 Januari 2014. Diakses 16 Oktober 2014.</ref>. Eksplorasi oleh tim dari Universitas Surabaya (Ubaya) hingga 2017 telah menginvetarisasi 198 situs/bangunan kepurbakalaan<ref>Miftakhul F.S. [https://www.jawapos.com/pendidikan/20/05/2017/kenalkan-198-cagar-budaya-di-gunung-penanggungan Kenalkan 198 Cagar Budaya di Gunung Penanggungan]. JawaPos daring Edisi 20 Mei 2017, 15:48:29 WIB. Diakses 2 Jannuari 2019.</ref>. Beberapa struktur yang ditemukan adalah [[Gapura Jedong]] (926 Masehi), [[Petirtaan Jalatunda]] (abad ke-10), [[Petirtaan Belahan]] (l.k. 1009 M), [[Candi Kendalisodo]] (Kep. LXV), [[Candi Merak (Jawa Timur)|Candi Merak]] (Kep. LXVII), [[Candi Yudha]], [[Candi Pandawa]] (Kep. VI), dan [[Candi Selokelir]] (pertama kali dilaporkan tahun 1900 oleh seorang kontrolir bernama Broekveldt<ref name="arkenas" />). Selain bangunan, ditemukan pula [[punden berundak]] dan tempat pertapaan. Candi-candi di Gunung Penanggungan memiliki gaya yang unik, yaitu bangunannya menempel pada dinding gunung/lereng, tidak berdiri sendiri. Banyak di antaranya bergaya [[punden berundak]], yang dianggap sebagai ciri khas asli gaya bangunan pemujaan di Nusantara. PenemuanTerbukanya "jalur ziarah" kuna setelah kebakaran hebat pada tahun 2015 juga menegaskan bahwa gunung ini adalah tempat suci bagi masyarakat Jawa di paruh pertama milenium kedua era modern<ref name="Uzone"/>.
 
Karena kekayaan peninggalan budaya ini, kawasan Gunung Penanggungan telah ditetapkan sebagai "Satuan Ruang Geografis Kawasan Penanggungan sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Provinsi" melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur no. 188/18/Kpts/013/2015 tanggal 14 Januari 2015<ref>Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur. [https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/penetapan-kawasan-cagar-budaya-oleh-gubernur-jawa-timur/ Penetapan Kawasan Cagar Budaya oleh Gubernur Jawa Timur]. Indonesiana Platform Kebudayaan. 16 Desember 2014. Diakses 3 Januari 2019.</ref><ref> Fahrizal Tito. [http://beritajatim.com/pendidikan_kesehatan/267865/pemprov_jatim_terbitkan_sk_dukung_ubaya_ungkap_situs_gunung_penanggungan.html Pemprov Jatim Terbitkan SK Dukung Ubaya ungkap Situs Gunung Penanggungan]. Edisi Senin, 30 Mei 2016 13:41:53 WIB. Diakses 3 Januari 2019.</ref>.