Gayatri (Rajapatni): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Ennio morricone memindahkan halaman Gayatri ke Gayatri (Rajapatni)
Mutaya (bicara | kontrib)
typo
Baris 2:
 
== Silsilah Gayatri ==
''[[Nagarakretagama]]'' menyebutkan [[Raden Wijaya]] menikahi empat orang putri [[Kertanagara]], raja terakhir [[Singhasari]], yaitu '''Tribhuwana''' bergelar [[Tribhuwaneswari]], '''Mahadewi''' bergelar '''Narendraduhita''', '''Jayendradewi''' bergelar '''Prajnyaparamita''', dan '''Gayatri''' bergelar '''Rajapatni'''. Selain itu, ia juga memiliki seorang istri dari [[Melayu]] bernama [[Dara Petak]] bergelar '''Indreswari'''.
 
Dari kelima orang istri tersebut, yang memberikan keturunan hanya [[Dara Petak]] dan Gayatri. Dari [[Dara Petak]] lahir [[Jayanagara]], sedangkan dari Gayatri lahir [[Tribhuwanotunggadewi|Tribhuwanatunggadewi]] dan [[Rajadewi]]. [[Tribhuwanotunggadewi]] inilah yang kemudian menurunkan raja-raja [[Majapahit]] selanjutnya.
 
== Peranan Gayatri dalam Perjuangan ==
''Kitab [[Pararaton]]'' menyebutkan [[Raden Wijaya]] hanya menikahi dua orang putri [[Kertanagara]] saja. Pemberitaan tersebut terjadi sebelum [[Majapahit]] berdiri. Diperkirakan, mula-mula [[Raden Wijaya]] hanya menikahi [[Tribhuwaneswari]] dan Gayatri saja. Baru setelah [[Majapahit]] berdiri, ia menikahi Mahadewi dan Jayendradewi pula. Dalam ''Kidung Harsawijaya'', Tribhuwana dan Gayatri masing-masing disebut dengan nama '''Puspawati''' dan '''Pusparasmi'''.
 
Pada saat [[Singhasari|Singasari]] runtuh akibat serangan [[Jayakatwang]] tahun 1292, [[Raden Wijaya]] hanya sempat menyelamatkan Tribhuwana saja, sedangkan Gayatri ditawan musuh di [[Kadiri]]. Setelah [[Raden Wijaya]] pura-pura menyerah pada [[Jayakatwang]], baru ia bisa bertemu Gayatri kembali.
 
''[[Pararaton]]'' menyebutkan, [[Raden Wijaya]] bersekutu dengan '''bangsa Tatar''' ([[Mongol]]) untuk dapat mengalahkan [[Jayakatwang]]. Konon raja Tatar bersedia membantu [[Majapahit]] karena [[Arya Wiraraja]] menawarkan Tribhuwana dan Gayatri sebagai hadiah.
Baris 20:
[[Raden Wijaya]] menjadi raja pertama [[Majapahit]] sejak tahun 1293. Ia meninggal tahun 1309 dan digantikan putranya, yaitu [[Jayanagara]]. Pada tahun 1328 [[Jayanagara]] mati dibunuh [[Ra Tanca]].
 
Menurut ''[[Nagarakretagama]]'', sebagai sesepuh keluarga kerajaan yang masih hidup, Gayatri berhak atas takhtatahta. Akan tetapi Gayatri saat itu sudah mengundurkan diri dari kehidupan duniawi dengan menjadi [[Bhiksuni]] (pendeta [[Buddha]]). Ia lalu memerintahkan putrinya, yaitu [[Tribhuwanotunggadewi]] naik takhtatahta mewakilinya pada tahun 1329 menggantikan [[Jayanagara]] yang tidak punya keturunan. Pada tahun 1350, [[Tribhuwanotunggadewi]] turun takhtatahta bersamaan dengan meninggalnya Gayatri.
 
''[[Nagarakretagama]]'' seolah memberitakan kalau takhta [[Jayanagara]] diwarisi Gayatri, karena ibu tirinya itu adalah putri [[Kertanagara]]. Mengingat Gayatri adalah putri bungsu, kemungkinan saat itu istri-istri [[Raden Wijaya]] yang lain sudah meninggal semua dan garis keturunan yang masih tersisa adalah dari Gayatri. Karena Gayatri telah menjadi pendeta, maka pemerintahannya pun diwakili oleh puterinya, [[Tribhuwanotunggadewi]] yang diangkat sebagai ''Rajaputri'' (Raja perempuan), sebutan untuk membedakan dengan istilah "Ratu" dalam bahasa Jawa yang berarti "penguasa".