Empu Prapañca: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambah info
k menambah info
Baris 9:
|death_place =
|othername =
|occupation = [[pujangga]], <br>[[pendeta Buddha]], <br>[[Dharmadyaksa Kasogatan]]
|yearsactive =
|nationality = [[Berkas:Flag of the Majapahit Empire.svg|22x20px|tepi]] [[Majapahit]]
|other_names = Winada
|spouse =
|known_for =
|notable_works = [[kakawin Nagarakretagama|Kakawin Nāgarakṛtâgama]] (1365)
}}
 
Empu '''Prapañca''' adalah nama samaran dari [[pujangga]] [[sastra Jawa]] yang hidup pada [[abad ke-14]] pada zaman [[Majapahit]] dan kemungkinan selain pujangga juga merupakan mpu yang paling ternama pada masanya. Namanya dikenal oleh di [[Indonesia]] modern sebagai penulis [[kakawinKakawin Nagarakretagama|kakawinKakawin Nāgarakṛtâgama]] yang termasyhur.
 
Prapañca menulis [[kakawin]] ini ketika bekerja pada raja [[Rajasanagara|Rājasanagara]]. Konon menurutnya sendiri ia adalah seorang mantan ''dharmādhyakṣa kasogatan'' atau penghulu agama [[Buddha]] kerajaan. Walaupun hal ini ditentang pakar [[Sastra Jawa Kuno]], seperti [[Th. Pigeaud]] dan [[P.J. Zoetmulder]].
Baris 22 ⟶ 25:
Sejarawan [[Slamet Muljana]] meyakini Prapanca adalah [[nama samaran]], berdasarkan kata ''maparab Prapañca'' dalam ''Nagarakrtagama''. Menurut sejarawan [[Hadi Sidomulyo]], nama asli Prapañca adalah '''Dhang Acarya Nadendra''', yang terdaftar sebagai ''dharmadyaksa ring kasogatan'' dalam [[Prasasti Canggu]] 1358 M masa [[Hayam Wuruk]], dan [[Prasasti Sekar]] yang dikeluarkan beberapa tahun kemudian. Ayahnya adalah Dhang Acarya Kanakamuni, dharmadyaksa yang menyerahkan jabatan kepada puteranya setelah mengabdi selama lebih dari 30 tahun. Nadendra sendiri mengganti namanya menjadi '''Winada''' setelah dipecat dari jabatannya, karena rasa malunya kehilangan jabatannya sebagai dharmadyaksa kerajaan.
 
Nama ''prapañcaPrapañca'' kemungkinan merupakanadalah [[nama pena]] danyang digunakan di [[Kakawin Nagarakretagama|Kakawin Nāgarakṛtâgama]], artinya adalah "bingung". Nama "Prapanca" mengisyaratkan bahwa nama asli si pengarang terdiri dari lima aksara, pancaksara. Setelah tidak menjabat, ia tinggal di desa [[Kamalasana]] di lereng sebuah gunung (Nagarakretagama pupuh 95/3), tempat ia menulis karyanya. Ada dugaan juga bahwa ayah Prapanca adalah Acarya Nada, penyusun [[prasasti Wuware]] tahun 1289, tapi hal ini tidak bisa dibuktikan.
 
Siapa sesungguhnya Prapanca sampai sekarang tidakbelum diketahui. Iapasti, namun ia melukiskan dirinya sendiri dalam Negarakretagama Pupuh 96: Prapanca itu pra lima buah/ Cirinya: omongannya lucu/ Pipinya tembam, matanya ngeliyap/ Gelaknya ngakak. Terlalu kurangajar dia, tidak bisa ditiru/ Tolol, tidak mengikuti anjuran tutur/ Memerlukan pimpinan yang baik dalam tatwa/ Pantasnya ia dipukul pantatnya berulang kali.
 
Prapanca hidup pada zaman keemasan Majapahit, sebagai hasil perluasan wilayah keluar Jawa mengikuti haluan politik ekspansif [[Kertanegara]] yang dilancarkan oleh Mahapatih [[Gajah Mada]]. Ia menguraikan kebesaran Majapahit, kemakmurannya, hubungan antara pusat dan daerah, dan hubungan dengan luar negeri.