Abad Pertengahan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
IIN QORIAH (bicara | kontrib)
Baris 17:
Tarikh yang paling umum digunakan sebagai tarikh permulaan Abad Pertengahan adalah tarikh 476 M,<ref>"[http://dictionary.reference.com/browse/Middle%20Ages Middle Ages]" Dictionary.com</ref> yang pertama kali digunakan oleh Leonardo Bruni.<ref name="Brunixvii" />{{efn-ua|Inilah tahun ketika para Kaisar Romawi Barat yang terakhir tersingkir dari Italia.<ref name=Wickham86/>}} Bagi Eropa secara keseluruhan, tarikh 1500 M seringkali dijadikan tarikh penutup Abad Pertengahan,<ref>Lihat Watts, ''Making of Polities Europe 1300–1500'', atau Epstein, ''Economic History of Later Medieval Europe 1000–1500'', atau tarikh penutup yang digunakan dalam Holmes (penyunting), ''Oxford History of Medieval Europe''</ref> akan tetapi tidak ada kesepakatan sejagat mengenai tarikh penutup Abad Pertengahan. Tergantung pada konteksnya, tarikh peristiwa-peristiwa penting seperti tarikh pelayaran perdana [[Kristoforus Kolumbus]] ke [[Benua Amerika]] (1492), tarikh [[Kejatuhan Konstantinopel|penaklukan Konstantinopel]] oleh orang Turki (1453), atau tarikh [[Reformasi Protestan]] (1517), kadang-kadang pula digunakan.<ref name=Davies291/> Para sejarawan Inggris seringkali menggunakan tarikh [[Pertempuran Bosworth]] (1485) sebagai tarikh penutup Abad Pertengahan.<ref>Lihat ''Companion to Medieval England 1066–1485'' oleh Saul</ref> Tarikh-tarikh yang umum digunakan di Spanyol adalah tarikh kemangkatan [[Fernando II dari Aragon|Raja Fernando II]] (1516), tarikh kemangkatan [[Isabel dari Kastila|Ratu Isabel I]] (1504), atau tarikh [[Perang Granada|penaklukan Granada]] (1492).<ref>Kamen ''Spain 1469–1714'' hlm. 29</ref> Para sejarawan dari negara-negara [[Rumpun bahasa Roman|penutur rumpun bahasa Romawi]] cenderung membagi Abad Pertengahan menjadi dua kurun waktu, yakni kurun waktu "Tinggi" sebagai kurun waktu yang terdahulu, dan kurun waktu "Rendah" sebagai kurun waktu yang terkemudian. Para sejarawan penutur bahasa Inggris, mengikuti jejak rekan-rekan mereka di Jerman, umumnya membagi Abad Pertengahan menjadi tiga kurun waktu, yakni kurun waktu "Awal", kurun waktu "Puncak", dan kurun waktu "Akhir".<ref name=Power304/> Pada abad ke-19, seluruh Abad Pertengahan kerap dijuluki "[[Zaman Kegelapan|Abad Kegelapan]]",<ref name=mommsen226>Mommsen "Petrarch's Conception of the 'Dark Ages'" ''Speculum'' hlm. 226</ref>{{efn-ua|Sebuah buku rujukan yang diterbitkan pada 1883 menyamakan Abad Kegelapan dengan Abad Pertengahan, namun sejak 1904, dipelopori oleh [[William Paton Ker]], istilah "Abad Kegelapan" pada umumnya dibatasi untuk bagian permulaan dari Abad Pertengahan. Sebagai contoh, ''[[Encyclopædia Britannica]]'' edisi tahun 1911 memberikan definisi Abad Kegelapan dengan cara yang sama. Lihat [[Zaman Kegelapan|Abad Kegelapan]] untuk uraian sejarah selengkapnya mengenai istilah ini.}} namun semenjak Abad Pertengahan dibagi menjadi tiga kurun waktu, pemakaian istilah ini pun dibatasi untuk kurun waktu Awal Abad Pertengahan saja, setidaknya di kalangan sejarawan.<ref name=mommsen236/>
 
== Penghujung zamanZaman Kekaisaran Romawi ==
{{further|Akhir Abad Kuno|Kekaisaran Romawi|Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat|Bizantium pada zaman wangsa Konstantinus dan Valentinianus}}
 
Baris 24:
Luas wilayah [[Kekaisaran Romawi]] mencapai puncaknya pada abad ke-2 Masehi; dalam dua abad berikutnya, Kekaisaran Romawi lambat laun kehilangan kendali atas daerah-daerah di tapal batas wilayahnya.<ref name=Cunliffe391>Cunliffe ''Europe Between the Oceans'' hlmn. 391–393</ref> Permasalahan-permasalahan ekonomi, termasuk inflasi, dan tekanan asing di tapal batas wilayah kekaisaran adalah penyebab timbulnya [[Krisis Abad Ketiga|krisis pada abad ke-3]]. Selama masa krisis ini, kaisar demi kaisar dinobatkan hanya untuk dimakzulkan dengan segera oleh perampas takhta berikutnya.<ref name=Collins3>Collins ''Early Medieval Europe'' hlm. 3–5</ref> Belanja militer terus meningkat sepanjang abad ke-3, terutama untuk membiayai [[Perang Romawi-Persia#Perang Romawi–Sasaniyah|perang]] melawan [[Kekaisaran Sasaniyah|Kekaisaran Sasani]] yang kembali berkobar pada pertengahan abad ke-3.<ref name=Heather111/> Bala tentara dilipatgandakan, dan pasukan berkuda serta satuan-satuan ketentaraan yang lebih kecil mengambil alih fungsi [[legiun Romawi]] sebagai satuan taktis utama.<ref name=Brown24-25>Brown ''World of Late Antiquity'' hlmn. 24–25</ref> Kebutuhan akan pendapatan mengakibatkan kenaikan pajak dan penurunan jumlah ''[[curialis]]'', atau golongan tuan-tuan tanah, serta penurunan jumlah tuan-tuan tanah yang bersedia memikul beban selaku pejabat di kota asalnya.<ref name=Heather111>Heather ''Fall of the Roman Empire'' hlm. 111</ref> Meningkatnya kebutuhan akan tenaga birokrat dalam administrasi pemerintah pusat untuk menangani kebutuhan-kebutuhan tentara mengakibatkan munculnya keluhan-keluhan dari masyarakat bahwasanya jumlah pemungut pajak di dalam wilayah kekaisaran lebih besar daripada jumlah pembayar pajak.<ref name=Brown24-25/>
 
Pada 286, Kaisar [[Diokletianus|Dioklesianus]] (memerintah 284–305) membagi wilayah kekaisaran menjadi [[Kekaisaran Romawi Timur|wilayah timur]] dan [[Kekaisaran Romawi Barat|wilayah barat]], masing-masing dengan dengan administrasi pemerintahan sendiri; Kekaisaran Romawi tidak dianggap telah terbagi dua, baik oleh rakyat maupun penguasanya, karena keputusan-keputusan hukum dan administrasi yang dikeluarkan oleh salah satu wilayah juga dianggap sah oleh wilayah yang lain.<ref name=Collins9>Collins ''Early Medieval Europe'' hlm. 9</ref>{{efn-ua|Tatanan yang pada akhirnya terdiri atas dua kaisar bersama senior dan dua kaisar bersama junior ini disebut [[Tetrarki]].<ref name=Collins9/>}} Pada 330, setelah masa perang saudara berakhir, [[Konstantinus Agung]] (memerintah 306–337) membangun kembali kota [[Bizantium]] sebagai ibu kota wilayah timur yang baru, dan menamainya [[Konstantinopel]].<ref name=Collins24>Collins ''Early Medieval Europe'' hlm. 24</ref> Upaya-upaya pembaharuan yang dilakukan Kaisar Dioklesianus berhasil memperkukuh birokrasi pemerintah, menata kembali sistem perpajakan, dan memperkuat angkatan bersenjata. Tindakan ini mampu menyelamatkan kekaisaran tetapi tidak menuntaskan masalah-masalah yang dihadapinya, antara lain pajak yang terlampau tinggi, penurunan angka kelahiran, dan tekanan-tekanan asing di tapal batas wilayah.<ref name=Cunliffe405>Cunliffe ''Europe Between the Oceans'' hlmn. 405–406</ref> Perang saudara di antara kaisar-kaisar yang saling bersaing menjadi hal yang lumrah pada pertengahan abad ke-4. Perang-perang saudara ini menguras tenaga militer yang menjaga tapal batas wilayah sehingga memudahkan para [[orang Barbar|penyerang asing]] menerobos ke dalam wilayah kekaisaran.<ref name=Collins31>Collins ''Early Medieval Europe'' hlmn. 31–33</ref> Hampir sepanjang abad ke-4, masyarakat Romawi menjadi terbiasa hidup dalam suatu tatanan baru yang berbeda dari tatanan kemasyarakatan Romawi pada [[Kebudayaan Romawi kuno|Abad Kuno]], dengan melebarnya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin, serta meredupnya gairah hidup kota-kota kecil.<ref name=Brown34>Brown ''World of Late Antiquity'' hlm. 34</ref> Perkembangan baru lainnya adalah [[penyebaran Kristen]], atau peralihan keyakinan warga kekaisaran ke [[Kekristenan|agama Kristen]], suatu proses yang berjalan sedikit demi sedikit sejak abad ke-2 sampai abad ke-5.<ref name=Brown65>Brown ''World of Late Antiquity'' hlmn. 65–68</ref><ref name=Brown82>Brown ''World of Late Antiquity'' hlmn. 82–94</ref>
 
[[Berkas:Europe map 450.PNG|jmpl|upright=1.6|kiri|Peta perkiraan batas-batas wilayah politik di Eropa sekitar 450 Masehi]]