Gajah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 17:
* ''[[Elephas]]''}}
}}
'''Gajah''' adalah mamalia besar dari famili ''[[Elephantidae]]'' dan ordo ''[[Proboscidea]]''. Secara tradisional, terdapat dua spesies yang diakui, yaitu [[gajah afrika]] (''Loxodonta africana'') dan [[gajah asia]] (''Elephas maximus''), walaupun beberapa bukti menunjukkan bahwa [[gajah semak afrika]] dan [[gajah hutan afrika]] merupakan spesies yang berbeda (''L. africana'' dan ''L. cyclotis''). Gajah tersebar di seluruh [[Afrika sub-Sahara]], [[Asia Selatan]], dan [[Asia Tenggara]]. ''Elephantidae'' adalah satu-satunya famili dari ordo ''Proboscidea'' yang masih ada; famili lain yang kini sudah punah termasuk [[mamut]] dan [[mastodon]]. Gajah afrika jantan merupakan hewan darat terbesar dengan tinggi hingga 4 m dan massa yang juga dapat mencapai 7.000  kg. Gajah memiliki ciri-ciri khusus, dan yang paling mencolok adalah belalai atau [[proboscis]] yang digunakan untuk banyak hal, terutama untuk bernapas, menghisap air, dan mengambil benda. [[Gigi seri]]nya tumbuh menjadi taring yang dapat digunakan sebagai senjata dan alat untuk memindahkan benda atau menggali. Daun telinganya yang besar membantu mengatur suhu tubuh mereka. Gajah afrika memiliki telinga yang lebih besar dan punggung yang cekung, sementara telinga gajah asia lebih kecil dan punggungnya cembung.
 
Gajah merupakan hewan [[herbivora]] yang dapat ditemui di berbagai habitat, seperti [[sabana]], hutan, [[gurun]], dan [[rawa-rawa]]. Mereka cenderung berada di dekat air. Gajah dianggap sebagai [[spesies kunci]] karena dampaknya terhadap lingkungan. Hewan-hewan lain cenderung menjaga jarak dari gajah, dan predator-predator seperti [[singa]], [[harimau]]. [[hyena]], dan [[Canidae|anjing]] liar biasanya hanya menyerang gajah muda. Gajah betina cenderung hidup dalam kelompok keluarga, yang terdiri dari satu betina dengan anak-anaknya atau beberapa betina yang berkerabat beserta anak-anak mereka. Kelompok ini dipimpin oleh individu gajah yang disebut [[matriarki|matriark]], yang biasanya merupakan betina tertua. Gajah memiliki struktur [[kelompok fisi-fusi]], yaitu ketika kelompok-kelompok keluarga bertemu untuk bersosialisasi. Gajah jantan meninggalkan kelompok keluarganya ketika telah mencapai masa [[pubertas]], dan akan tinggal sendiri atau bersama jantan lainnya. Jantan dewasa biasanya berinteraksi dengan kelompok keluarga ketika sedang mencari pasangan dan memasuki tahap peningkatan [[testosteron]] dan agresi yang disebut [[musth]], yang membantu mereka mencapai [[dominasi (etologi)|dominasi]] dan keberhasilan reproduktif. Anak gajah merupakan pusat perhatian kelompok keluarga dan bergantung pada induknya selama kurang lebih tiga tahun. Gajah dapat hidup selama 70 tahun di alam bebas. Mereka berkomunikasi melalui sentuhan, penglihatan, penciuman, dan suara; gajah juga menggunakan [[infrasonik]] dan [[komunikasi seismik]] untuk jarak jauh. Kecerdasan gajah telah dibandingkan dengan kecerdasan [[primata]] dan [[cetacea]]. Mereka tampaknya memiliki [[Kesadaran hewan|kesadaran diri]] dan menunjukkan [[empati]] kepada gajah lain yang hampir atau sudah mati.
Baris 24:
 
== Etimologi ==
Dalam [[bahasa Indonesia]], [[bahasa Jawa|Jawa]], [[bahasa Sunda|Sunda]], [[bahasa Minangkabau|Minangkabau]], dan [[bahasa Aceh|Aceh]], hewan ini disebut "gajah". Kata ini sendiri berasal dari [[bahasa Sansekerta]], "''gaja''", yang merupakan kata dasar dari kata benda maskulin. Dalam kasus [[nominativus]] (sebagai subjek yang berdiri sendiri), "''gaja''" yang berbentuk tunggal seharusnya mengalami [[Deklinasi (linguistik)|deklinasi]] menjadi "''gajas''", tetapi kata ini kemudian terkena hukum bunyi s di akhir kata dan berubah menjadi h, sehingga menjadi "''gajah''".<ref>Hardiyanto dan Afendy Widayat, [http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/SANSKRIndWA.pdf Sumbangan Kosa Kata Bahasa Sansekerta terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia dan Jawa Baru], dimuat di jurnal diksi 1 Januari 2006, hlm. 12</ref> Sementara itu, gajah dikenal dengan sebutan "''elephant''" dalam [[bahasa Inggris]]. Kata "''elephant''" berasal dari bahasa [[Latin]] ''elephas'' (bentuk [[genitivus]] ''elephantis''), yang merupakan [[Latinisasi]] dari kata ἐλέφας, ''elephas'' (bentuk genitivus ἐλέφαντος, ''elephantos'') dalam [[bahasa Yunani]];<ref name="LSJ">{{LSJ|e)le/fas|ἐλέφας|ref}}</ref> kata tersebut kemungkinan berasal dari bahasa non-[[bahasa Indo-Eropa|Indo-Eropa]], yaitu [[bahasa Fenisia|Fenisia]].<ref name=etymology>{{cite web|author=Harper, D|title=Elephant|publisher=Online Etymology Dictionary|url=http://www.etymonline.com/index.php?term=elephant|accessdate=25 October 2012}}</ref> Kata ''e-re-pa'' dan ''e-re-pa-to'' digunakan di [[Peradaban Mykenai|Yunani Mikenai]] dalam aksara silabis [[Linear B]].<ref>{{cite web |url=http://www.academia.edu/2229199/Ivory_and_horn_production_in_Mycenaean_texts |title=Ivory and horn production in Mycenaean texts |last1=Lujan |first1=E. R. |last2=Bernabe |first2=A |work= |publisher=Academia |accessdate=22 January 2013}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.palaeolexicon.com/default.aspx?static=12&wid=189|title=elephant|publisher=Palaeolexicon, Word study tool of ancient languages|accessdate=19 January 2013}}</ref> Seperti di Yunani Mikenai, [[Homeros]] menggunakan kata tersebut untuk menyebut [[gading]], namun setelah masa [[Herodotos]] istilah tersebut juga merujuk pada hewan gajah.<ref name="LSJ"/> Pendahulu kata "''elephant''", yaitu ''olyfaunt'', baru muncul dalam bahasa [[Inggris Pertengahan]] sekitar tahun 1300, dan kata tersebut dipinjam dari kata dalam [[bahasa Prancis Kuno|bahasa Prancis Kuno]], ''oliphant'' (abad ke-12).<ref name=etymology/> Sementara itu, ''[[Gajah afrika|Loxodonta]]'', yang merupakan nama genus gajah afrika, berasal dari bahasa Yunani yang berarti "gigi bersisi miring".<ref>{{cite book|author = Kalb, J. E.; Mebrate, A.|title = Fossil Elephantoids from the Hominid-Bearing Awash Group, Middle Awash Valley, Afar Depression, Ethiopia|publisher = The American Philosophical Society|year = 1993|pages = 52–59|isbn = 0-87169-831-5}}</ref>
 
== Taksonomi ==
Baris 43:
Peristiwa radiasi evolusioner kedua berlangsung dengan munculnya [[gomphothere]] pada kala Miosen,<ref name=Sukumar17/> yang kemungkinan berevolusi dari ''Eritreum'';<ref name=link/> famili ini berasal dari [[Afrika]] dan menyebar ke semua benua kecuali [[Australia]] dan [[Antartika]]. Anggota kelompok ini meliputi ''[[Gomphotherium]]'' dan ''[[Platybelodon]]''.<ref name=Sukumar17/> Radiasi evolusioner ketiga terjadi pada akhir Miosen dan mengakibatkan munculnya famili ''Elephantidae'', yang berasal dari gomphothere dan secara perlahan menggantikan mereka.<ref>Sukumar, hlm. 22.</ref> ''[[Primelephas|Primelephas gomphotheroides]]'' dari Afrika menghasilkan ''Loxodonta'', ''Mammuthus'', dan ''Elephas''. ''Loxodonta'' merupakan percabangan pertama, yang berlangsung antara kala Miosen dan [[Pliosen]], sementara ''Mammuthus'' dan ''Elephas'' berpisah pada awal kala Pliosen. ''Loxodonta'' tetap menghuni Afrika, sementara ''Mammuthus'' dan ''Elephas'' menyebar ke Eurasia, dan ''Mammuthus'' mencapai Amerika Utara. Pada saat yang sama, ''[[Stegodontidae]]'' (famili ''Proboscidea'' lain yang merupakan keturunan dari gomphothere) menyebar di Asia, termasuk di anak benua India, [[Tiongkok]], [[Asia Tenggara]], dan [[Jepang]]. ''Mammutidae'' terus berevolusi menjadi spesies baru, seperti [[Mastodon|mastodon amerika]].<ref>Sukumar, hlm. 24–27.</ref>
[[Berkas:Wooly Mammoth-RBC.jpg|jmpl|ka|Model ''[[Mammuthus primigenius]]'' di [[Royal BC Museum]], [[Victoria, British Columbia|Victoria]], [[British Columbia]].]]
Pada awal kala [[Pleistosen]], tingkat [[spesiasi]] ''Elephantidae'' meninggi. ''[[Loxodonta atlantica]]'' menjadi spesies yang paling umum di Afrika bagian utara dan selatan, namun digantikan oleh ''Elephas iolensis'' pada akhir kala Pleistosen. Spesies ''Loxodonta'' modern baru menjadi dominan setelah ''Elephas iolensis'' mengalami kepunahan. ''Elephas'' berdiversifikasi menjadi spesies baru di Asia, seperti ''E.&nbsp;hysudricus'' dan ''E.&nbsp;platycephus'';<ref name=Sukumar28/> ''E.&nbsp;platycephus'' kemungkinan merupakan nenek moyang gajah asia modern.<ref>Sukumar, hlm. 44.</ref> ''Mammuthus'' berevolusi menjadi beberapa spesies, termasuk spesies ''[[Mammuthus primigenius]]'' yang terkenal.<ref name=Sukumar28>Sukumar, hlm. 28–31.</ref> Pada kala [[Pleistosen Akhir]], akibat terjadinya [[glasiasi kuarter]], sebagian besar spesies ''Proboscidea'' mengalami [[Peristiwa kepunahan pada periode Kuarter|kepunahan]], dan kurang lebih 50% genera dengan massa lebih dari 5 &nbsp;kg musnah.<ref>Sukumar, hlm. 36–37.</ref>
 
''Proboscidea'' mengalami beberapa tren evolusi, seperti pembesaran ukuran, yang membuat banyak spesies memiliki tinggi hingga mencapai 4 m.<ref name=evolution/> Seperti [[megaherbivora]] lainnya, termasuk [[Sauropoda]] yang telah punah, ukuran gajah mungkin berkembang untuk memungkinkan mereka bertahan dengan memakan tumbuhan bernutrisi rendah.<ref>{{cite journal |author=Carpenter, K. |year=2006<!-- |chapter=Biggest of the big: a critical re-evaluation of the mega-sauropod ''Amphicoelias fragillimus'' Cope, 1878 -->|editor-last=Foster, J.R. and Lucas, S.G. (eds.) |title= Paleontology and Geology of the Upper Jurassic Morrison Formation |series=New Mexico Museum of Natural History and Science Bulletin |publisher=New Mexico Museum of Natural History and Science |volume=36 |pages=131–138}}</ref> Tungkai mereka tumbuh menjadi lebih panjang dan kakinya menjadi lebih pendek dan luas. ''Proboscidea'' awal memiliki [[tulang rahang]] yang lebih panjang dan kranium (batok kepala) yang lebih kecil, sementara ''Proboscidea'' selanjutnya memiliki tulang rahang yang lebih pendek, yang menggeser [[pusat massa|pusat gravitasi]] kepala. Tengkorak menjadi lebih besar, terutama kraniumnya, sementara leher memendek agar lebih dapat menopang tengkorak. Pembesaran ukuran mengakibatkan munculnya belalai yang membantu menjangkau sesuatu. Jumlah [[gigi geraham kecil]], [[gigi seri]], dan [[gigi taring]] berkurang. Gigi geraham dan geraham kecil menjadi lebih besar dan terspesialisasi. Gigi seri kedua atas berubah menjadi taring, yang mungkin berbentuk lurus, melengkung (ke atas atau ke bawah), atau berputar (tergantung spesies). Pada beberapa spesies ''Proboscidea'', taringnya berasal dari gigi seri bawahnya.<ref name=evolution>{{cite journal|author=Shoshani, J.|year=1998|title=Understanding proboscidean evolution: a formidable task|journal=Trends in Ecology and Evolution|volume=13|issue=12|pages=480–87|doi=10.1016/S0169-5347(98)01491-8}}</ref> Gajah masih menunjukkan beberapa karakteristik yang merupakan turunan dari nenek moyang mereka yang akuatik, seperti anatomi [[telinga tengah]] dan [[testis]] internal pada jantan.<ref name=snorkel/>
Baris 54:
Beberapa spesies ''Proboscidea'' hidup di pulau dan mengalami [[dwarfisme pulau|dwarfisme]]. Hal ini berlangsung pada kala Pleistosen, ketika beberapa populasi gajah terisolasi akibat meningkatnya permukaan laut, walaupun gajah kerdil sudah ada pada kala Pliosen awal. Gajah-gajah tersebut kemungkinan menyusut karena ketiadaan populasi predator yang besar dan sumber daya yang terbatas. Sebaliknya, mamalia seperti hewan pengerat mengalami [[gigantisme pulau|gigantisme]] dalam keadaan seperti ini. ''Proboscidea'' kerdil pernah hidup di [[Indonesia]], [[Kepulauan Channel California]], dan beberapa pulau di [[Laut Tengah]].<ref name=Sukumar31/>
 
''[[Elephas celebensis]]'' di [[Sulawesi]] diyakini merupakan hasil dwarfisme dari ''[[Elephas planifrons]]''. ''[[Palaeoloxodon falconeri|Elephas falconeri]]'' di [[Malta]] dan [[Sisilia]] (yang tingginya hanya mencapai 1 m) kemungkinan berevolusi dari ''[[Palaeoloxodon antiquus]]''. Keturunan ''Palaeoloxodon antiquus'' lainnya pernah ada di [[Siprus]]. Gajah kerdil yang tidak diketahui nenek moyangnya juga pernah hidup di [[Kreta]], [[Kyklades]], dan [[Dodecanese]], sementara mamut kerdil pernah ada di [[Sardinia]].<ref name=Sukumar31>Sukumar, hlm. 31–33.</ref> Sementara itu, [[mamut kolumbia]] memasuki [[Kepulauan Channel California]] dan berevolusi menjadi [[mamut pigmi]] (''Mammuthus exilis''). Tinggi spesies ini mencapai 1,2 hingga 1,8 m dan massanya kurang lebih 200 hingga 2.000 &nbsp;kg. Populasi mamut berbulu kecil pernah bertahan hidup di [[Pulau Wrangel]], kini 140 &nbsp;km di sebelah utara pesisir [[Siberia]], hingga 4.000 tahun yang lalu.<ref name=Sukumar31/> Setelah ditemukan pada tahun 1993, mereka dianggap sebagai mamut kerdil.<ref name="Nature">{{cite journal | author = Vartanyan, S. L., Garutt, V. E., Sher, A. V. | year = 1993 | title = Holocene dwarf mammoths from Wrangel Island in the Siberian Arctic | journal = [[Nature (journal)|Nature]] | volume = 362 | pages = 337–40 | doi=10.1038/362337a0 | issue=6418}}</ref> Klasifikasi ini telah ditinjau ulang dan semenjak Konferensi Mammoth Internasional Kedua pada tahun 1999, hewan-hewan tersebut tidak lagi dianggap sebagai "mamut kerdil" yang sesungguhnya.<ref>{{cite journal |author=Tikhonov, A.; Agenbroad, L.; Vartanyan, S. |year=2003 |title=Comparative analysis of the mammoth populations on Wrangel Island and the Channel Islands |journal=Deinsea |volume=9 |issue= |pages=415–20 |issn=0923-9308}}</ref>
 
== Anatomi dan morfologi ==
[[Berkas:Elephant skeleton.jpg|jmpl|kiri|Kerangka gajah afrika.]]
Gajah adalah hewan darat terbesar di dunia. Tinggi gajah afrika kurang lebih 3 hingga 4 m dan massanya bervariasi antara 4.000 hingga 7.000 &nbsp;kg, sementara tinggi gajah asia adalah 2 hingga 3,5 m dan massanya 3.000 hingga 5.000 &nbsp;kg.<ref name=Shoshani38/> Gajah jantan lebih besar dari gajah betina, baik itu pada gajah asia maupun afrika.<ref name=Asian/><ref name=African/> Di antara gajah-gajah afrika, gajah di hutan lebih kecil daripada gajah di sabana.<ref name=Shoshani42/> Kerangka gajah terdiri dari 326–351 tulang.<ref name=Shoshani68/> Tulang punggungnya terhubung dengan persendian yang erat, sehingga membatasi fleksibilitas tulang tersebut. Gajah afrika memiliki 21 pasang rusuk, sementara gajah asia memiliki 19 atau 20 pasang.<ref>{{cite web|author=Somgrid, C.|title=Elephant Anatomy and Biology: Skeletal system|publisher=Elephant Research and Education Center, Department of Companion Animal and Wildlife Clinics, Faculty of Veterinary Medicine, Chiang Mai University
|url=http://www.asianelephantresearch.com/about-elephant-anatomy-and-biology-p1.php#skeleton|accessdate=21 September 2012}}</ref>
 
Baris 73:
Belalai atau [[proboscis]] adalah penggabungan hidung dengan bibir atas, walaupun pada tahap [[fetus]] bibir atas dan belalai masih terpisah.<ref name=evolution/> Belalai gajah panjang dan terspesialisasi agar dapat dengan mudah digerakkan. Belalai memiliki kurang lebih 150.000 [[fasikulus otot]], tanpa tulang dan sedikit [[lemak]]. Terdapat dua jenis otot: superfisial (di permukaan) dan internal. Otot superfisial terbagi menjadi otot [[dorsoventral|dorsal, ventral]], dan [[lateral dan medial|lateral]], sementara otot internal terbagi menjadi otot melintang dan menyebar. Otot-otot belalai terhubung dengan bukaan bertulang di tengkorak. [[Septum nasal]] terdiri dari satuan-satuan otot kecil yang membentang secara horizontal di antara lubang hidung. Tulang rawan memisahkan lubang hidung di dasarnya.<ref name=Shoshani74>Shoshani, hlm. 74–77.</ref> Sebagai bentuk [[hidrostat otot]], belalai digerakkan dengan mengkoordinasi kontraksi otot secara tepat. Otot-otot bekerja bersama dan berlawanan satu sama lain. Saraf proboscis yang unik – yang terbentuk dari [[saraf maksilaris]] dan [[saraf fasialis|fasialis]] – menjalar di kedua sisi belalai.<ref name=trunk/>
[[Berkas:African elephant warning raised trunk.jpg|jmpl|ka|Gajah afrika sedang mengangkat belalainya; hal ini dilakukan ketika hendak menerompet.]]
Belalai gajah memiliki beberapa fungsi, seperti bernapas, [[penciuman|mencium bau]], menyentuh, menggapai, dan menghasilkan suara.<ref name=evolution/> Indra penciuman gajah mungkin empat kali lebih sensitif daripada anjing [[bloodhound]].<ref name=Sukumar149/> Kemampuan belalai untuk melintir dan melingkar memungkinkan pengambilan makanan, bergelut dengan sesamanya,<ref name=Kingdon9>Kingdon, hlm. 9.</ref> dan mengangkat beban dengan massa hingga 350 &nbsp;kg.<ref name=evolution/> Belalai gajah dapat pula digunakan untuk menyeka mata dan memeriksa lubang pada tubuh,<ref name=Kingdon9/> serta untuk membuka kulit [[kacang]] tanpa memecahkan isinya.<ref name=evolution/> Dengan belalainya, gajah dapat menjangkau ketinggian hingga 7 m dan menggali untuk mencari air di bawah lumpur atau pasir.<ref name=Kingdon9/> Individu gajah dapat memiliki kecenderungan tertentu dalam menggerakkan belalainya saat sedang mencoba menggapai sesuatu dengan menggunakan belalai: beberapa cenderung melintirkan belalainya ke arah kiri, sementara yang lain ke arah kanan.<ref name="trunk">{{cite journal|author=Martin, F.; Niemitz C.|year=2003|title="Right-trunkers" and "left-trunkers": side preferences of trunk movements in wild Asian elephants (''Elephas maximus'')|journal=Journal of Comparative Psychology|volume=117|issue=4|pages=371–79|doi=10.1037/0735-7036.117.4.371|pmid=14717638}}</ref> Gajah dapat menghisap air untuk diminum atau disiramkan ke tubuh mereka.<ref name=evolution/> Gajah asia dewasa dapat menampung 8,5 liter air di belalainya.<ref name=Shoshani74/> Mereka juga menyemprotkan debu atau rumput pada diri mereka sendiri.<ref name=evolution/> Selain itu, saat berada di bawah air, gajah menggunakan belalainya sebagai [[Snorkeling|snorkel]] untuk bernapas.<ref name=snorkel/>
 
Gajah afrika memiliki dua perpanjangan yang berbentuk seperti jari di ujung belalai, yang memungkinkannya untuk menjangkau dan mengangkut makanan ke mulutnya. Gajah asia hanya memiliki satu perpanjangan, dan biasanya membelit makanan dengan belalainya dan kemudian memasukkannya ke mulutnya.<ref name=Shoshani38/> Gajah asia lebih dapat melakukan koordinasi otot dan mampu melakukan tugas yang lebih rumit.<ref name=Shoshani74/> Tanpa belalai, gajah sulit bertahan hidup,<ref name=evolution/> walaupun terdapat beberapa contoh gajah dengan belalai pendek yang berhasil bertahan. Seekor gajah pernah terlihat sedang memakan rumput dengan berlutut di bagian tungkai depan, mengangkat tungkai belakangnya, dan mengambil rumput dengan menggunakan bibir.<ref name=Shoshani74/>
Baris 85:
==== Taring ====
[[Berkas:2010-kabini-tusker-bark.jpg|jmpl|ka|Gajah asia memakan kulit pohon dengan menggunakan taring untuk mengupasnya.]]
Taring gajah merupakan modifikasi gigi seri kedua di rahang atas. Taring tersebut menggantikan gigi susu ketika gajah berumur 6–12 bulan dan tumbuh sekitar 17 &nbsp;cm per tahun. Taring yang baru tumbuh memiliki lapisan [[enamel gigi|enamel]] yang nantinya akan luntur. [[Dentin]] pada taring disebut [[gading]] dan di penampang melintang terdapat pola garis yang berselang-seling, yang menghasilkan area berbentuk berlian. Sebagai jaringan yang hidup, taring sendiri relatif rembut; taring gajah kurang lebih sekeras mineral [[kalsit]]. Sebagian besar taring dapat dilihat dari luar, sementara sisanya melekat pada sendi di tengkorak. Paling tidak sepertiga taring merupakan [[Pulpa (gigi)|pulpa]] dan beberapa taring memiliki saraf yang membentang hingga ke ujung. Maka sulit untuk mengambil taring gajah tanpa melukai hewannya. Jika diambil, gading mulai mengering dan akan pecah bila tidak disimpan di tempat yang dingin dan lembab. Taring memiliki beberapa fungsi. Taring dapat digunakan untuk menggali untuk menemukan air, garam, dan akar; menguliti atau menandai pohon; dan menyingkirkan pohon dan cabang yang menghalangi jalan. Saat sedang berkelahi, taring digunakan untuk menyerang dan bertahan, serta untuk melindungi belalai.<ref name=Shoshani71/>
 
Seperti manusia yang memiliki preferensi menggunakan tangan kanan atau kiri, gajah juga memiliki preferensi dalam menggunakan taring kiri atau kanannya. Taring yang dominan biasanya tampak sudah sering digunakan karena biasanya lebih pendek dan memiliki ujung yang lebih tumpul. Pada gajah afrika, baik jantan maupun betina sama-sama memiliki taring, dan panjangnya kurang lebih sama (yaitu mencapai 3 m),<ref name=Shoshani71/> namun taring jantan cenderung lebih tebal.<ref>Sukumar, hlm. 120</ref> Sementara itu, pada gajah asia, hanya jantan yang memiliki taring besar. Gajah asia betina memiliki taring yang sangat kecil, atau bahkan tidak ada sama sekali.<ref name=Shoshani71>Shoshani, hlm. 71–74.</ref> Terdapat pula gajah jantan yang tak bertaring dan biasanya dapat ditemui di Sri Lanka.<ref>{{cite book|author=Clutton-Brock, J.|year=1986|title=A Natural History of Domesticated Mammals|publisher=British Museum (Natural History)|page=208|isbn=0-521-34697-5}}</ref> Panjang taring gajah asia jantan dapat menyamai taring gajah afrika, tetapi taring gajah asia biasanya lebih tipis dan ringan; taring gajah asia terbesar yang pernah diketahui memiliki panjang 3,02 m dan massa 39 &nbsp;kg. Namun, akibat perburuan gading di Afrika,<ref>{{cite web|title=Elephants Evolve Smaller Tusks Due to Poaching|publisher=Environmental News Network|url=http://www.enn.com/wildlife/article/29620|accessdate=25 September 2012}}</ref> and Asia<ref>{{cite news|url=http://www.chinadaily.com.cn/english/doc/2005-07/16/content_460623.htm|title=Tuskless elephants evolving thanks to poachers|last=Zhuoqiong|first=W.|date=16 July 2005|work=[[China Daily]]|accessdate=27 January 2013}}</ref> terjadi proses [[seleksi alam]] yang menghasilkan taring yang lebih pendek.<ref>{{cite news|url=http://www.telegraph.co.uk/science/science-news/3322455/Why-elephants-are-not-so-long-in-the-tusk.html|title=Why elephants are not so long in the tusk|last=Gray|first=R.|date=20 January 2008|work=[[The Daily Telegraph]]|accessdate=27 January 2013}}</ref>
 
=== Kulit ===
[[Berkas:Asian Elephant at Corbett National Park4.jpg|jmpl|ka|Gajah afrika yang baru selesai berkubang; lumpur mungkin digunakan sebagai pelindung dari matahari.]]
Kulit gajah pada umumnya sangat keras, dengan ketebalan 2,5 &nbsp;cm di punggung dan sebagian kepalanya. Kulit di sekitar mulut, [[anus]], dan di dalam telinga jauh lebih tipis. Warna kulit gajah pada umumnya abu-abu, tetapi gajah afrika tampak berwarna kecoklatan atau kemerahan setelah berkubang di lumpur yang berwarna. Gajah asia mungkin menunjukkan tanda-tanda depigmentasi, terutama di dahi, telinga, dan kulit di sekitarnya. Anak gajah memiliki rambut yang berwarna kecoklatan atau kemerahan, terutama di kepala dan punggungnya. Begitu gajah menjadi dewasa, rambut mereka menjadi lebih gelap dan jarang, tetapi konsentrasi rambut dan [[rambut kejur]] (''bristle'') yang padat masih dapat ditemui di ujung ekor, dagu, alat kelamin, dan di sekitar mata dan bukaan mata. Gajah asia umumnya memiliki lebih banyak rambut daripada gajah afrika.<ref name=Shoshani66>Shoshani, hlm. 66–67.</ref>
 
Gajah menggunakan lumpur untuk melindungi kulitnya dari [[sinar ultraviolet]], walaupun kulit gajah sebenarnya sangat sensitif. Bila gajah tidak secara rutin berkubang dalam lumpur, kulitnya akan mengalami kerusakan akibat sinar matahari, gigitan serangga, dan hilangnya kelembaban. Setelah berkubang, gajah biasanya menggunakan belalainya untuk menyemburkan debu ke tubuhnya, dan debu ini akan mengering menjadi kerak pelindung. Gajah mengalami kesulitan dalam mengeluarkan panas dari kulitnya karena [[rasio luas permukaan terhadap volume]]nya yang jauh lebih rendah dari [[manusia]]. Beberapa gajah bahkan didapati sedang mengangkat tungkai mereka, kemungkinan untuk memaparkan tapak kakinya ke udara.<ref name=Shoshani66/>
Baris 99:
Posisi tungkai gajah lebih vertikal daripada mamalia lain untuk menopang beban gajah. Tulang-tulang yang panjang di [[tungkai]] mereka memiliki [[tulang spongiosa]] sebagai pengganti [[rongga meduler]], sehingga memperkuat tulang dan pada saat yang sama masih memungkinkan [[hemopoesis]].<ref name=Shoshani69>Shoshani, hlm. 69–70.</ref> Baik tungkai depan maupun belakang dapat menopang beban gajah, walaupun 60% beban ditopang oleh tungkai depan.<ref name="cushion">{{cite journal|author=Weissengruber, G. E.; Egger, G. F.; Hutchinson, J. R.; Groenewald, H. B.; Elsässer, L.; Famini, D.; Forstenpointner, G.|year=2006|title=The structure of the cushions in the feet of African elephants (''Loxodonta africana'')|journal=Journal of Anatomy|volume=209|issue=6|pages=781–92|doi=10.1111/j.1469-7580.2006.00648.x|pmid=17118065|pmc=2048995}}</ref> Karena tulang-tulang tungkai berada di bagian bawah tubuh, gajah dapat berdiam diri dalam waktu yang lama tanpa perlu menghabiskan banyak energi. Gajah tidak dapat memutar tungkai depannya karena [[tulang hasta]] dan [[tulang pengumpil|pengumpilnya]] berada pada posisi [[Daftar istilah anatomi#Supinasi dan pronasi|pronasi]] (penelungkupan) yang tetap; "telapak" [[manus (anatomi)|manusnya]] selalu menghadap ke belakang.<ref name=Shoshani69/> [[Otot pronator kuadratus]] dan [[otot pronator teres|pronator teres]] biasanya mengalami reduksi atau tidak ada sama sekali.<ref>Shoshani, hal. 74.</ref> Kaki gajah yang bundar memiliki jaringan lunak di bawah [[manus (anatomi)|manus]] atau [[pes (anatomi)|pes]], yang mendistribusikan beban gajah.<ref name=cushion/> Mereka tampaknya memiliki [[tulang sesamoid]], yang merupakan “jari kaki” tambahan yang serupa dengan “ibu jari” tambahan pada [[panda raksasa]], yang turut membantu mendistribusikan beban.<ref>{{cite web|accessdate=23 December 2011|url=http://news.sciencemag.org/sciencenow/2011/12/elephants-have-a-sixth-toe.html?ref=hp|title=Elephants Have a Sixth 'Toe'|publisher=ScienceMag.org|author=Pennisi, E.|date=22 December 2011}}</ref> Paling tidak terdapat lima jari kaki di kaki depan dan belakang.<ref name=Shoshani38/>
 
Gajah dapat bergerak ke depan atau belakang, tetapi tidak dapat berderap, melompat, atau mencongklang. Mereka hanya memiliki dua gaya berjalan di darat, yaitu berjalan biasa dan berjalan cepat.<ref name=Shoshani69/> Saat berjalan, tungkai bergerak seperti bandul, dengan pinggul dan bahu yang naik dan turun sementara kaki berada di tanah. Tanpa adanya “fase udara”, gaya berjalan yang cepat tidak memenuhi kriteria “berlari”, walaupun gajah menggunakan tungkainya seperti hewan pelari lainnya.<ref name="kinetics">{{cite journal |author = Hutchinson, J. R.; Schwerda, D.; Famini, D. J.; Dale, R. H.; Fischer, M. S. Kram, R.|year=2006|title=The locomotor kinematics of Asian and African elephants: changes with speed and size|journal=Journal of Experimental Biology|volume=209|issue=19|pages=3812–27|pmid=16985198 |doi = 10.1242/jeb.02443}}</ref> Saat sedang bergerak cepat, tungkai depan gajah tampak “berlari”, sementara tungkai belakangnya tampak “berjalan”; laju gajah yang bergerak cepat sendiri dapat mencapai 18 &nbsp;km/jam.<ref>{{cite journal|author=Genin, J. J. Willems, P. A.; Cavagna, G. A.; Lair, R.; Heglund, N. C.|year=2010|title=Biomechanics of locomotion in Asian elephants|journal=Journal of Experimental Biology|volume=213|pages=694–706|doi=10.1242/jeb.035436|issue=5|pmid=20154184}}</ref> Untuk bergerak dengan kecepatan seperti ini, sebagian besar hewan berkaki empat lainnya harus mencongklang. Kinetika yang seperti pegas merupakan perbedaan antara pergerakan gajah dengan hewan lain.<ref>{{cite journal | author = Hutchinson, J. R.; Famini, D.; Lair, R.; Kram, R.|year = 2003 | title = Biomechanics: Are fast-moving elephants really running? | journal = Nature | volume = 422 | pages = 493–94 | doi = 10.1038/422493a | pmid = 12673241 | issue = 6931}}</ref> Selama pergerakan, ''cushion pads'' (struktur khusus pada kaki gajah yang membantu menopang beban) berkontraksi dan mengurangi rasa sakit dan bunyi yang dihasilkan oleh pergerakan hewan yang sangat berat.<ref name=cushion/>
 
Gajah juga merupakan perenang yang handal. Mereka dapat berenang selama enam jam tanpa menyentuh dasarnya, dan dapat berenang sejauh 48 &nbsp;km dengan kecepatan 2,1 &nbsp;km/jam.<ref>Shoshani, hlm. 60.</ref>
 
=== Organ internal dan seksual ===
[[Berkas:Em - Loxodonta africana heart - GMZ 2.jpg|jmpl|kiri|Jantung gajah afrika di dalam botol.]]
Massa otak gajah berkisar antara 4,5 hingga 5,5 &nbsp;kg, sementara massa otak manusia kurang lebih hanya 1,6 &nbsp;kg. Walaupun begitu, berdasarkan [[rasio massa otak terhadap massa tubuh]], otak gajah sebenarnya lebih kecil. Saat lahir, massa otak gajah sudah mencapai 30–40% massa otak dewasa. [[Cerebrum]] dan [[cerebellum]] terbentuk dengan baik, sementara [[lobus temporal]] gajah sangat besar hingga tampak menyembul.<ref name=Shoshani78/>
 
Gajah memiliki kantong di tenggorokan yang dapat digunakan untuk menyimpan air.<ref name=evolution/> Sementara itu, massa jantung gajah kurang lebih 12 hingga 21 &nbsp;kg. Jantung gajah memiliki [[apeks jantung|apeks]] berujung ganda, yang merupakan karakteristik yang tidak biasa pada mamalia.<ref name=Shoshani78/> Saat berdiri, jantung gajah berdetak 30 kali per menit. Tidak seperti hewan lain, kecepatan detak jantung gajah bertambah 8 hingga 10 detak per menit ketika sedang berbaring.<ref>{{cite journal|author=Benedict, F. G.; Lee, R. C.|year=1936|title=The heart rate of the elephant|journal=Proceedings of the American Philosophical Society|volume=76|issue=3|pages=335–41|jstor=984548}}</ref> [[Diafragma]] gajah melekat pada [[paru-paru]], dan pernapasan lebih bergantung pada diafragma daripada perluasan tulang rusuk.<ref name=Shoshani78>Shoshani, hlm. 78–79.</ref> Gajah tidak memiliki [[rongga pleura]], tetapi memiliki [[jaringan ikat]] yang membantu gajah menghadapi perbedaan tekanan saat tubuhnya berada di bawah air dan ketika belalainya keluar dari permukaan air untuk menghisap udara,<ref name="snorkel">{{cite journal|author=West, J. B.|year=2002|title=Why doesn't the elephant have a pleural space?|journal=Physiology|volume=17|issue=2|pages=47–50|url=http://physiologyonline.physiology.org/content/17/2/47.full|pmid=11909991}}</ref> walaupun kebenaran penjelasan ini telah dipertanyakan.<ref>{{cite news|title=How elephants 'snorkel'|publisher=BBC News|date=31 August 2002|accessdate=3 November 2012|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/science/nature/2225846.stm}}</ref> Menurut penjelasan lain, adaptasi ini ada karena membantu gajah menghisap air melalui belalai.<ref name=snorkel/> Gajah menghisap udara dengan menggunakan belalainya, walaupun sebagian udara juga masuk melalui mulut. Gajah juga memiliki sistem [[fermentasi usus belakang]], dan panjang ususnya dapat mencapai 35 m. Sebagian besar asupan makanan gajah tidak dicerna meskipun prosesnya berlangsung hingga sehari.<ref name=Shoshani78/>
 
Testis gajah jantan terletak di dekat [[ginjal]]. Panjang [[penis]] gajah dapat mencapai 100 &nbsp;cm dan diameternya kurang lebih 16 &nbsp;cm. Penis gajah berbentuk S saat sedang ereksi dan memiliki lubang kemih yang berbentuk Y. Gajah betina memiliki [[klitoris]] yang panjangnya dapat mencapai 40 &nbsp;cm. Vulvanya terletak di antara tungkai belakang, sementara pada kebanyakan mamalia vulva terletak di dekat ekor. Penentuan status kehamilan gajah sendiri cukup sulit karena [[rongga abdominal]] gajah yang besar. Sementara itu, [[kelenjar susu]] gajah betina menempati ruang di antara tungkai depan, sehingga bayi gajah yang sedang menyusui dapat dijangkau oleh belalai sang induk.<ref name=Shoshani78/> Gajah juga memiliki organ yang unik, yaitu [[temporin|kelenjar temporal]], yang terletak di kedua sisi kepala. Organ ini terkait dengan perilaku seksual, dan gajah jantan mengeluarkan cairan dari kelenjar tersebut dalam keadaan [[musth]].<ref>Shoshani, hlm. 80.</ref> Gajah betina juga didapati mengeluarkan cairan dari kelenjar temporal.<ref name=Sukumar149>Sukumar, hlm. 149.</ref>
 
== Perilaku dan sejarah kehidupan ==
Baris 115:
[[Berkas:Elephant eating Yala Sri Lanka.ogv|jmpl|[[Gajah sri lanka]] memakan rumput di [[Taman Nasional Yala]].]]
[[Berkas:Kruger Park Elephant 1.jpg|jmpl|ka|Gajah afrika menggunakan taringnya untuk mencari makan.]]
Gajah semak afrika dapat ditemui di berbagai jenis habitat, seperti di [[sabana]], [[gurun]], [[rawa-rawa]], dan pesisir danau, di ketinggian yang bervariasi antara permukaan laut hingga wilayah pegunungan di atas [[garis salju]]. Gajah hutan afrika hidup di hutan-hutan khatulistiwa, tetapi juga akan memasuki [[hutan galeri]] dan [[ekoton]] di antara hutan dan sabana.<ref name=Shoshani42>Shoshani, hlm. 42–51.</ref> Gajah asia lebih menyukai wilayah yang merupakan percampuran antara rerumputan, tumbuhan berkayu yang berketinggian rendah, dan pepohonan, dengan habitat utama di hutan semak belukar berduri yang kering di India selatan dan Sri Lanka dan [[hutan hijau abadi]] di [[Semenanjung Malaya|Malaya]].<ref name=Asian/> Gajah merupakan hewan [[herbivora]] dan akan memakan daun, ranting, buah, kulit pohon, dan akar.<ref name=Shoshani42/> Mereka terlahir dengan usus yang steril, dan memerlukan bakteri yang dapat diperoleh dari feses ibunya untuk mencerna tumbuh-tumbuhan.<ref>{{cite web|url=http://www.bbc.co.uk/nature/adaptations/Coprophagia |title=BBC Nature&nbsp;— Dung eater videos, news and facts |publisher=Bbc.co.uk |accessdate=2011-11-27}}</ref> Gajah afrika pada umumnya merupakan [[pemakan daun]], sementara gajah asia adalah hewan [[perumput]]. Mereka dapat mengonsumsi 150 &nbsp;kg makanan dan 40 liter air dalam satu hari. Gajah cenderung hidup di dekat sumber air.<ref name=Shoshani42/> Periode makan biasanya berlangsung pada pagi, siang, dan malam hari. Pada pertengahan hari, gajah beristirahat di bawah pohon dan mungkin tertidur saat berdiri. Gajah baru berbaring tidur pada malam hari.<ref name=Shoshani69/><ref name=Shoshani124/> Rata-rata waktu tidur gajah adalah 3–4 jam per hari.<ref name="Siegel">{{cite journal|author=Siegel, J.M.|year=2005|title=Clues to the functions of mammalian sleep|journal=Nature |volume=437|issue=7063|pages=1264–71|doi=10.1038/nature04285|pmid=16251951|url=http://www.nature.com/nature/journal/v437/n7063/full/nature04285.html}}</ref> Baik jantan maupun kelompok keluarga umumnya berjalan sejauh 10 hingga 20 &nbsp;km dalam satu hari, tetapi beberapa gajah telah menempuh jarak sejauh 90 hingga 180 &nbsp;km di [[Taman Nasional Etosha]], [[Namibia]].<ref>Sukumar, hlm. 159.</ref> Gajah melakukan migrasi musiman untuk mencari makanan, air, dan pasangan. Di [[Taman Nasional Chobe]], [[Botswana]], kawanan gajah berkelana sejauh 325 &nbsp;km untuk mengunjungi sungai setelah sumber air lokal mengering.<ref>{{cite book|author=Hoare, B.|year=2009|title=Animal Migration: Remarkable Journeys in the Wild|publisher=University of California Press|pages=58–59|isbn=0-520-25823-1}}</ref>
 
Karena memiliki ukuran tubuh yang besar, gajah berdampak besar terhadap lingkungan dan dianggap sebagai [[spesies kunci]]. Perilaku gajah yang sering menumbangkan pohon dan semak dapat mengubah sabana menjadi padang rumput; saat mereka menggali untuk mencari air selama musim kemarau, mereka menemukan sumber air yang juga dapat digunakan oleh hewan lain. Mereka dapat memperbesar sumber air ketika mereka sedang mandi. Di [[Gunung Elgon]], gajah menggali gua yang dapat digunakan oleh [[ungulata]], [[hyrax]], [[kelelawar]], [[burung]] dan [[serangga]].<ref name=Shoshani226/> Gajah juga berperan penting dalam [[penyebaran biji|menyebarkan biji]]; gajah hutan afrika dapat menelan dan mengeluarkan biji tanpa berdampak apa-apa (atau malah memberikan pengaruh positif) terhadap proses [[perkecambahan]]. Biji biasanya disebarkan dalam jumlah besar di jarak yang jauh.<ref>{{cite journal|author=Campos-Arceiz, A.; Blake, S.|year=2011|title=Mega-gardeners of the forest – the role of elephants in seed dispersal|journal=Acta Oecologica|volume=37|issue=6|pages=542–53|doi=10.1016/j.actao.2011.01.014|url=http://faculty.washington.edu/timbillo/Readings%20and%20documents/CO2%20and%20Forests%20readings/Campos%20Arceiz%202011%20Elephant%20seed%20dispersal.pdf}}</ref> Di hutan Asia, biji-biji yang besar perlu diangkut dan disebarkan oleh herbivora besar seperti gajah dan [[badak]]. [[Relung]] ekologi ini tidak dapat diisi oleh herbivora terbesar berikutnya, yaitu [[tapir Malaya|tapir]].<ref>{{cite journal|author=Campos-Arceiz, A.; Traeholt, C.; Jaffar, R.; Santamaria, L.; Corlett, R. T.|year=2012|title=Asian tapirs are no elephants when it comes to seed dispersal|journal=Biotropica|volume=44|issue=2|pages=220–27|doi=10.1111/j.1744-7429.2011.00784.x}}</ref> Sebagian besar makanan yang diasup oleh gajah tidak dicerna, sehingga kotoran mereka dapat menjadi makanan bagi hewan lain, seperti [[kumbang kotoran]] dan [[monyet]].<ref name=Shoshani226>Shoshani, hlm. 226–29.</ref> Gajah juga berdampak buruk terhadap [[ekosistem]]. Di [[Taman Nasional Murchison Falls]] di [[Uganda]], jumlah gajah yang terlalu besar mengancam beberapa spesies burung kecil yang bergantung pada daerah berhutan. Berat mereka dapat mengakibatkan [[pemadatan tanah]], sehingga air hujan akan mengalami [[pelimpasan permukaan|pelimpasan]] yang dapat menyebabkan [[erosi]].<ref name=Shoshani124>Eltringham, hlm. 124–27.</ref>
Baris 151:
=== Kelahiran dan anak gajah ===
[[Berkas:Loxodontacyclotis.jpg|jmpl|ka|Seekor induk gajah afrika sedang mandi dengan anaknya.]]
[[Gestasi]] pada gajah biasanya berlangsung selama dua tahun, dengan rentang waktu antar kelahiran antara empat hingga lima tahun. Kelahiran biasanya berlangsung pada musim hujan.<ref>Sukumar, hlm. 259–62.</ref> Tinggi anak gajah yang baru lahir adalah 85 &nbsp;cm, sementara massanya kurang lebih 120 &nbsp;kg.<ref name=Shoshani106>Moss, hlm. 106–13.</ref> Umumnya, dalam satu kehamilan hanya satu anak gajah yang lahir, tetapi kadang-kadang lahir anak kembar.<ref name=pregnancy/> Kehamilan gajah yang relatif panjang disokong oleh lima [[korpus luteum]] (sementara pada kebanyakan mamalia hanya ada satu) dan memberi lebih banyak waktu bagi [[fetus]] untuk tumbuh, terutama otak dan belalainya.<ref name="pregnancy">{{cite journal|author= Lueders, I.; Niemuller, C.; Rich, P.; Gray, C.; Hermes, R.; Goeritz, F.; Hildebrandt, T. B.|year=2012|title=Gestating for 22 months: luteal development and pregnancy maintenance in elephants|journal=Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences|volume=279|issue=1743|pages=3687–96|pmid=22719030|doi=10.1098/rspb.2012.1038|pmc= 3415912}}</ref> Maka dari itu, gajah yang baru lahir bersifat [[precocial]] dan dapat berdiri, berjalan, dan mengikuti ibu dan keluarganya.<ref name=Sukumar126/> Anak gajah yang baru lahir biasanya menjadi pusat perhatian anggota kelompok. Gajah dewasa dan sebagian besar gajah muda lainnya akan berkumpul di dekat gajah yang baru lahir, kemudian menyentuh dan membelainya dengan menggunakan belalai. Pada hari-hari pertama, sang induk tidak memperbolehkan anggota kelompok lain mendekati anaknya. [[Alloparenting]] – yaitu ketika anak gajah diurus oleh gajah lain – terjadi pada beberapa kelompok. Allomother biasanya berusia dua hingga dua belas tahun.<ref name=Shoshani106/> Ketika predator mendekat, seluruh kelompok keluarga berkumpul dan menjaga anak gajah di tengah.<ref>Kingdon, hlm. 64.</ref>
 
Pada hari-hari pertama, kaki gajah yang baru lahir masih goyah dan perlu dibantu oleh induknya. Gajah yang baru lahir bergantung pada sentuhan, penciuman, dan pendengaran, karena penglihatannya masih buruk. Kendali atas belalai masih lemah, sehingga belalai bergerak maju mundur dan anak gajah dapat tersandung olehnya. Pada minggu kedua, anak gajah dapat berjalan lebih tegap dan kendali atas belalai lebih kuat. Setelah melewati bulan pertamanya, anak gajah dapat mengambil, memegang, dan menempatkan benda di mulutnya, namun belum dapat menghisap air melalui belalainya dan harus minum langsung dari mulutnya. Anak gajah juga masih bergantung pada induknya dan tetap berada di dekatnya.<ref name=Sukumar126/>
Baris 165:
Gajah menunjukkan ancaman dengan mengangkat kepalanya dan membentangkan telinganya. Mereka juga dapat menambah efeknya dengan menggoncangkan kepala, menggertakkan telinga, serta melempar debu dan tumbuhan. Saat melakukan hal-hal tersebut, gajah biasanya hanya menggertak saja. Di sisi lain, gajah yang senang biasanya mengangkat belalainya. Gajah yang tunduk akan menundukkan kepala dan belalainya, serta meratakan telinganya di lehernya, sementara gajah yang menerima tantangan akan membuat telinganya berbentuk V.<ref>Payne and Langbauer, hlm. 119–20.</ref>
 
Gajah menghasilkan suara melalui [[laring]], walaupun beberapa [[resonansi akustik|dimodifikasi]] oleh belalai. Salah satu suara gajah yang paling dikenal adalah suara terompet yang biasanya dibunyikan saat sedang senang, dalam keadaan sulit, atau agresif.<ref name=Shoshani120>Payne and Langbauer, hlm. 120–21.</ref> Gajah yang sedang bertengkar biasanya meraung, dan yang terluka akan melenguh.<ref>Kingdon, hlm. 63.</ref> Bunyi berfrekuensi rendah dihasilkan saat sedang sedikit bergairah,<ref name=Sukumar145/> dan beberapa di antaranya merupakan [[infrasonik]].<ref name=Payne/> Panggilan infrasonik merupakan cara berkomunikasi yang penting, terutama untuk jarak jauh.<ref name=Shoshani120/> Frekuensi panggilan infrasonik pada gajah asia berkisar antara 14–24&nbsp;[[Hertz|Hz]] dengan [[tekanan suara]] sebesar 85–90&nbsp;[[Desibel|dB]] yang biasanya berlangsung selama 10–15 detik.<ref name="Payne">{{cite journal|author=Payne, K.B.; Langbauer, W.R.; Thomas, E.M.|year=1986|title=Infrasonic calls of the Asian elephant (''Elephas maximus'')|journal=Behavioral Ecology and Sociobiology|volume=18|issue=4|pages=297–301|doi=10.1007/BF00300007}}</ref> Sementara itu, frekuensi pada gajah afrika kurang lebih from 15–35&nbsp;Hz dengan tekanan suara yang mencapai 117&nbsp;dB, sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan jarak maksimum 10 &nbsp;km.<ref name="Larom">{{cite journal|author=Larom, D.; Garstang, M.; Payne, K.; Raspet, R.; Lindeque, M.|year=1997|title=The influence of surface atmospheric conditions on the range and area reached by animal vocalizations|journal=Journal of Experimental Biology|volume=200|pages=421–31|pmid=9057305|url=http://jeb.biologists.org/cgi/reprint/200/3/421.pdf|issue=Pt 3}}</ref>
[[Berkas:Loxodonta africana oral rumble visualized with acoustic camera (25fps) - pone.0048907.s003.ogv|jmpl|kiri|Bunyi berfrekuensi rendah yang divisualisasikan oleh kamera akustik.]]
Di Amboseli, beberapa panggilan infrasonik telah diidentifikasi. Bunyi berfrekuensi rendah untuk menyapa dikeluarkan oleh anggota salah satu kelompok keluarga setelah terpisah selama beberapa jam. Panggilan yang dibuat oleh individu yang telah terpisah biasanya lembut dan tidak [[modulasi|termodulasi]]. Panggilan tersebut dijawab oleh panggilan yang awalnya keras, tetapi kemudian menjadi lebih lembut. Bunyi berfrekuensi rendah yang lembut dibunyikan oleh matriark untuk memberitahukan kepada kawanannya untuk pindah ke tempat lain. Gajah jantan yang sedang mengalami musth mengeluarkan bunyi berfrekuensi rendah yang bergetar, sehingga dijuluki “sepeda motor”. Bunyi gajah yang sedang mengalami musth dijawab oleh "paduan suara betina", yaitu suara-suara termodulasi dan berfrekuensi rendah yang dihasilkan oleh beberapa gajah betina. Suara panggilan yang keras dapat dibunyikan oleh gajah betina setelah berkawin, sementara anggota keluarganya mengeluarkan suara kegembiraan yang disebut "hiruk pikuk perkawinan".<ref name=Sukumar145>Sukumar, hlm. 142–45.</ref>
 
Gajah juga dapat melakukan [[komunikasi seismik]], yaitu getaran yang dihasilkan oleh tubrukan ke permukaan tanah atau gelombang akustik yang melintasi tanah. Gajah tampaknya bergantung pada tulang tungkai dan bahunya untuk mentransmisikan sinyal ke telinga tengah. Setelah mendeteksi sinyal seismik, gajah bersandar ke depan dan memberatkan kaki depannya. Gajah memiliki beberapa adaptasi yang cocok untuk melakukan komunikasi seismik. Struktur khusus pada kaki gajah yang membantu menopang beban (''cushion pads'') memiliki nodus tulang rawan dan serupa dengan lemak akustik pada [[mamalia laut]] seperti [[paus bergigi]] dan sirenia. Otot seperti [[sfingter]] di sekitar [[saluran telinga]] menyempitkan jalur masuk, sehingga meredam sinyal akustik dan membuat gajah dapat mendengar lebih banyak sinyal seismik.<ref name="seismic">{{cite journal|author=O'Connell-Rodwell, E.O.|year=2007|title=Keeping an "ear" to the ground: seismic communication in elephants|journal=Physiology|volume=22|issue=4|pages=287–94|doi=10.1152/physiol.00008.2007 |url=http://physiologyonline.physiology.org/content/22/4/287.full.pdf+html}}</ref> Gajah tampaknya menggunakan komunikasi seismik untuk beberapa hal. Individu yang sedang berlari dapat menghasilkan sinyal seismik yang dapat didengar dari jarak yang jauh.<ref>{{cite journal|author=O'Connell-Rodwell C. E.; Arnason, B.; Hart, L. A.|year=2000|title=Seismic properties of Asian elephant (''Elephas maximus'') vocalizations and locomotion|journal=Journal of the Acoustical Society of America|volume=108|issue=6|pages=3066–72|pmid=11144599|doi=10.1121/1.1323460}}</ref> Saat mendeteksi panggilan yang memberi tahu bahaya predator, gajah akan berpostur defensif dan kelompok keluarga akan bergerombol. Gelombang seismik yang dihasilkan oleh pergerakan tampaknya dapat merambat hingga jarak 32 &nbsp;km, sementara gelombang hasil vokalisasi hanya mencapai jarak 16 &nbsp;km.<ref>{{cite journal|author=O'Connell-Rodwell, C. E.; Wood, J. D.; Rodwell, T. C.; Puria, S.; Partan, S. R.; Keefe, R.; Shriver, D.; Arnason, B. T.; Hart, L. A.|year=2006|title=Wild elephant (''Loxodonta africana'') breeding herds respond to artificially transmitted seismic stimuli|journal=Behavioural and Ecological Sociobiology|volume=59|pages=842–50|doi=10.1007/s00265-005-0136-2|url=http://www.sscnet.ucla.edu/anthro/bec/papers/OConnellRodwell_4.16.07.pdf|issue=6}}</ref>
 
=== Kecerdasan dan kognisi ===