Film suara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
Baris 11:
{{details|Kinetoskop}}
[[Berkas:Dickson Film Still 2.jpg|jmpl|ka|300px|alt=Di sebelah kiri adalah corong akustik sangat besar, digantung dengan seutas tali. Seorang laki-laki bermain biola di depan corong. Di sebelah kanannya, dua laki-laki menari bersama.|Gambar dari [[Dickson Experimental Sound Film]] (1894 atau 1895), diproduksi oleh [[William Kennedy Laurie Dickson|W.K.L. Dickson]] sebagai percobaan versi awal [[Kinetoskop#Kinetofon|Edison Kinetofone]] yang menggabungkan [[Kinetoskop]] dan [[fonograf]].]]
Ide menggabungkan gambar bergerak dengan rekaman suara hampir sama tuanya dengan konsep sinema itu sendiri. Pada tanggal 27 Februari 1888, beberapa hari setelah pelopor fotografi [[Eadweard Muybridge]] memberikan kuliah tidak jauh dari laboratorium [[Thomas Edison]], kedua penemu itu bertemu secara pribadi. Muybridge kemudian mengklaim bahwa pada kesempatan itu, enam tahun sebelum pertunjukan film komersial pertama, ia mengusulkan sebuah skema untuk film suara yang akan menggabungkan gambar [[zoopraksiskop]] dengan rekaman suara teknologi Edison.<ref>Robinson (1997), p. 23.</ref> Persetujuan tidak tercapai, tetapi dalam setahun Edison menugaskan pengembangan Kinetoskop yang pada dasarnya adalah sistem "pertunjukan intip" gambar sebagai pelengkap visual untuk [[fonograf silinder]] ciptaannya. Kinetoskop dan fonograf silinder digabungkan menjadi alat bernama [[kinetoscope#Kinetofon|Kinetofon]] pada tahun 1895. Namun, lemari untuk melihat gambar bergerak untuk perorangan segera ketinggalan zaman setelah suksesnya sistem proyeksi film.<ref>Robertson (2001) mengklaim bahwa penemu Jerman dan pembuat film [[Oskar Messter]] mulai memproyeksikan film suara pada 21 Unter den Linden, September 1896 (p. 168), namun pernyataan ini sepertinya salah. Koerber (1996) mencatat bahwa setelah Messter mengakuisisi Cinema Unter den Linden (berlokasi di ruangan belakang sebuah restoran), gedung bioskop itu dibuka kembali di bawah manajemennya pada 21 September 1896 (p. 53), namun tidak ada sumber selain Robertson yang menyatakan Messter mempertunjukkan film suara sebelum tahun 1903.</ref> Pada 1899, sistem proyeksi film suara yang disebut Cinemacrophonograph atau Phonorama, terutama dibuat berdasarkan pemikiran penemu kelahiran Swiss, François Dussaud, dipamerkan di Paris. Meski mirip dengan Kinetofon, sistem ini memerlukan penggunaan penyuara kuping individual.<ref>Altman (2005), p. 158; Cosandey (1996).</ref> Sistem silinder yang lebih baik, Phono-Cinéma-Théâtre dikembangkan oleh Clément-Maurice Gratioulet dan Henri Lioret dari PerancisPrancis, dan dipakai untuk memutar film-film pendek cuplikan teater, opera, dan balet di [[Exposition Universelle (1900)|Paris Exposition]] tahun 1900. Pemutaran tersebut tampaknya merupakan pertunjukan film pertama berupa proyeksi gambar berikut rekaman suara. Phonorama dan sistem film bersuara lainnya, Théâtroscope juga dipamerkan di Paris Exposition 1900.<ref>Lloyd and Robinson (1986), p. 91; Barnier (2002), pp. 25, 29; Robertson (2001), p. 168. Nama pertama Gratioulet adalah Clément-Maurice, dan sering disebut dengan nama itu pada banyak sumber, termasuk Robertson dan Barnier. Robertson secara keliru menyatakan bahwa Phono-Cinéma-Théâtre sebagai presentasi dari Gaumont Co., padahal dipamerkan atas usaha Paul Decauville (Barnier, ibid.).</ref>
 
Tiga masalah utama tetap ada, menyebabkan film dan rekaman suara tidak dapat dijadikan satu selama satu generasi. Sinkronisasi menjadi masalah utama: gambar dan suara direkam dan diputar kembali oleh perangkat terpisah, sehingga sulit untuk memulai dan memainkannya serentak.<ref>Sound engineer Mark Ulano di [http://www.filmsound.org/ulano/talkies2.htm "The Movies Are Born a Child of the Phonograph"] (bagian 2 dari esai "Moving Pictures That Talk"), menjelaskan versi Phono-Cinéma-Théâtre untuk film suara tersinkronisasi:
Baris 18:
[[Berkas:Expo1900SoundFilm.jpg|jmpl|kiri|300px|alt=Ilustrasi wanita berambut merah mengenakan topi besar, gaun kuning sepanjang mata kaki dan sepatu hak tinggi. Dia memegang sebuah tongkat panjang dan bersandar ke sebuah proyektor film. Sebuah gramofon berada di kakinya. Judul ilustrasi "Phono-Cinéma-Théâtre". Tulisan di sebelah kiri wanita itu terbaca sebagai "Visions Animées des Artistes Celèbres", diikuti daftar para artis.|Poster [[Sarah Bernhardt]] dan nama delapan belas "artis terkenal" yang dipertunjukkan sebagai "gambar hidup" di [[Exposition Universelle (1900)|1900 Paris Exposition]] memakai sistem Gratioulet-Lioret.]]
 
Inovator sinema berusaha mengatasi masalah dasar sinkronisasi dengan berbagai cara. Film-film mulai banyak mengandalkan [[rekaman gramofon]] yang dikenal sebagai teknologi suara pada pelat. Pelat rekaman suaranya sendiri sering disebut "piringan Berliner" karena salah satu penemu utama dalam bidang ini adalah orang Amerika-Jerman bernama [[Emile Berliner]]. Pada tahun 1902, [[Léon Gaumont]] mendemonstrasikan sistem suara pada pelat Chronophone yang memakai rangkaian listrik yang baru saja dipatenkan olehnya di hadapan [[Société française de photographie|Ikatan Fotografi PerancisPrancis]].<ref>Barnier (2002), p. 29.</ref> Empat tahun kemudian, Gaumont memperkenalkan Elgéphone, sebuah sistem penguat udara mampat berdasarkan Auxetophone yang dikembangkan oleh penemu Inggris Horace Short dan Charles Parsons.<ref>Altman (2005), p. 158. "''If there was a drawback to the Elgéphone, it was apparently not a lack of volume''". Dan Gilmore menjelaskan teknologi sebelumnya dalam esai tahun 2004 di [http://www.angelfire.com/nc3/talkingmachines/auxetophone.html "What's Louder than Loud? The Auxetophone"]: "Was the Auxetophone loud? It was painfully loud." Laporan terinci mengenai ketidaknyamanan yang disebabkan Auxetophone, lihat [http://www.aqpl43.dsl.pipex.com/MUSEUM/COMMS/auxetophone/auxetoph.htm The Auxetophone and Other Compressed-Air Gramophones].</ref> Meskipun diperkirakan bakal sukses besar, inovasi suara dari Gaumont hanya mencapai kesuksesan komersial terbatas. Setelah melalui perbaikan, sistem Faumon masih tidak dapat mengatasi tiga masalah dasar pada film bersuara dan harganya juga mahal. Selama beberapa tahun, Cameraphone ciptaan penemu Amerika Serikat E.E. Norton adalah pesaing utama untuk sistem Gaumont (penjelasan mengenai Cameraphone berbeda menurut sumbernya, sebagian menyebut memakai piringan, lainnya menyebut memakai silinder). Cameraphone juga akhirnya gagal karena alasan-alasan serupa yang dihadapi Chronophone.<ref name=Alt>Altman (2005), pp. 158–65; Altman (1995).</ref>
 
Pada tahun 1913, Edison memperkenalkan sebuah alat baru untuk sinkronisasi suara yang berbasis silinder yang diberi nama seperti penemuannya pada tahun 1895, yakni Kinetofon. Tidak seperti lemari Kinetoskop yang memperlihatkan film untuk penonton perseorangan, Kinetofon yang telah disempurnakan itu memproyeksikan film di layar. Sebuah fonograf dihubungkan dengan pengaturan katrol yang rumit ke proyektor film, sehingga memungkinkan dilakukannya sinkronisasi di bawah kondisi ideal. Kondisi di lapangan ternyata jauh dari ideal, dan Kinetofon model baru dipensiunkan setelah lebih dari setahun.<ref>Gomery (1985), pp. 54–55.</ref> Pada pertengahan dekade 1910-an, minat terhadap pertunjukan film komersial bersuara telah surut.<ref name=Alt/> Mulai tahun 1914, film ''[[The Photo-Drama of Creation]]'' yang mempromosikan konsepsi penciptaan manusia menurut [[Saksi-Saksi Yehuwa]] diputar di seluruh Amerika Serikat. Gambar proyeksi sepanjang delapan jam yang terdiri dari slide dan ceramah disinkronisasikan dengan ceramah yang direkam terpisah dan permainan musik dari fonograf.<ref>Lindvall (2007), pp. 118–25; Carey (1999), pp. 322–23.</ref>
 
Sementara itu, inovasi terus berlangsung di bidang lain. Pada tahun 1907, penemu kelahiran PerancisPrancis berbasis di London [[Eugene Augustin Lauste|Eugene Lauste]] yang bekerja untuk laboratorium Edison antara 1886–1892 mendapatkan paten pertama untuk teknologi [[suara pada film]]. Penemuannya mengubah suara menjadi gelombang cahaya yang direkam secara fotografis di atas [[seluloid]]. Seperti dijelaskan oleh sejawaran Scott Eyman,
<blockquote>
"Penemuannya merupakan sistem ganda, suara dijadikan bagian berbeda dari film pada film yang sama.... Pada intinya, suara ditangkap oleh mikrofon dan diterjemahkan menjadi gelombang cahaya melalui sebuah katup cahaya yang berupa sebuah pita tipis dari logam sensitif melalui celah kecil. Suara yang mencapai pita ini akan diubah menjadi cahaya oleh getaran diafragma, memfokuskan gelombang cahaya yang dihasilkan melalui celah, lalu gelombang cahaya itu difoto pada bagian lain dari film, pada sebuah jalur yang lebarnya kira-kira sepersepuluh inci."<ref>Eyman (1997), pp. 30–31.</ref>