Combiphar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
Baris 21:
Combiphar didirikan pada tahun 1971 dari sebuah industri rumahan di Bandung, yang memproduksi obat-obat antibiotika, analgesika dan obat batuk hitam legendaris. Combiphar kian berkembang, hingga pada 1983, Combiphar mendirikan pabrik dengan skala yang lebih besar di Padalarang.
 
Pada tahun 1985, dua figur penting dalam perkembangan dunia farmasi di Indonesia, DR. Biantoro Wanandi, Doctor of Natural Sciences dari Swiss Federal Institute of Technology di Zurich Switzerland yang pernah menjabat sebagai Chief, Drug Policies and Management Unit di World Health Organisation (WHO) serta Bapak Hamadi Widjaja, lulusan dari INSEAD Fontainebleau di PerancisPrancis, memulai era baru dalam Combiphar. Dengan satu visi besar, untuk memberikan akses lebih baik kepada masyarakat terhadap produk obat-obatan berkualitas. Melalui kepemimpinannya, Combiphar terus berkembang dengan berbagai langkah strategis untuk meraih peluang. Bahkan di saat krisis finansial melanda Indonesia, periode ini menjadi cikal bakal perkembangan OBH Combi di seluruh nusantara.
 
Di bawah bendera Anugerah Group, Combiphar menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan farmasi terkemuka yang berasal lebih dari 19 negara di seluruh dunia melalui kerja sama lisensi dan joint-venture. Melalui kerja sama ini, Combiphar secara berkala menjalankan audit quality control serta dibekali pelatihan dan ilmu terbaru dari para mitra berkaliber internasional, sehingga lebih menguatkan fondasinya untuk selalu mengutamakan kualitas tinggi.