Kerajaan Franka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 223:
Pipin mengukuhnya kedudukannya pada 754 dengan menjalin persekutuan dengan [[Paus Stefanus II]], yang memberinya selembar salinan dokumen palsu "[[Donasi Konstantinus]]" di Paris. Dalam sebuah upacara meriah di [[Basilika Santo Denisius|Saint-Denis]], Sri Paus mengurapi Pipin beserta keluarganya, dan mempermaklumkan Pipin sebagai ''patricius Romanorum'' (pelindung orang Romawi). Pada tahun berikutnya, Pipin menunaikan janjinya kepada Sri Paus dan merebut kembali [[Eksarkatus Ravenna|Eksarkat Ravenna]] yang baru saja jatuh ke tangan [[Langobardi|orang Lombardi]], untuk diserahkan kepada Sri Paus.
 
Pipin menghibahkan daerah-daerah taklukannya di sekitar Roma kepada Sri Paus dalam surat [[Donasi Pipin]] yang ia letakkan di atas makam Santo Petrus. Daerah-daerah yang dihibahkan Pipin ini menjadi cikal bakal dari [[negara-negaraNegara kepausanGereja]]. Lembaga kepausan memiliki alasan kuat untuk mendukung Pipin, karena berharap pembentukan monarki Franka yang baru akan menjadi pangkalan kekuatan (''potestas'') yang mendukung upaya penciptaan suatu tatanan dunia baru dengan Sri Paus sebagai pusatnya.
 
Ketika Pipin mangkat pada 768, putra-putranya, Karel dan [[Karlmann I|Karloman]], sekali lagi membagi-bagi wilayah Negeri Franka. Akan tetapi Karloman kemudian berkhalwat ke sebuah biara dan wafat tak lama kemudian, sehingga seluruh wilayah Negeri Franka jatuh ke tangan Karel. Di kemudian hari, Karel lebih dikenal dengan julukan "Karel Agung" ({{lang-la|Carolus Magnus}}, {{lang-fr|Charles le Magne}} atau ''Charlemagne'', {{lang-de|Karl der Große}}), sosok perkasa, bijaksana, dan sedikit terpelajar, yang melegenda dalam sejarah negara Perancis maupun Jerman. Karel Agung memulihkan kesimbangan antara kekuasaan kaisar dan kekuasaan Sri Paus.