Hidangan Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ibra Bintang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
bentuk baku
Baris 13:
Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan dunia berkat lokasi, dan sumber daya alamnya.
 
Menurut sejarahnya dulu, jejak kuliner Indonesia telah didapati dalam sejumlah prasasti abad ke-8 sampai ke-10 Masehi. Ketika itu, istilah ''boga'' telah dikenal, yakni makanan yang berhubungan dengan dapur, dibuat dengan sentuhan srni dan memberikan kenikmatan. Hal itu banyak didapati pada prasasti Jawa dan Sumatera. Namun semakin ke timur Indonesia, tak banyak catatan, dan bahannya makin homogen, yakni [[sagu]]. Teknik memasak, dan bahan makanan asli Indonesia berkembang, dan kemudian dipengaruhi oleh seni kuliner India, Timur Tengah, [[Cina]], dan akhirnya Eropa.<ref name=tempo> Tim Info Tempo (14-20 Mei 2018). "Menolak Lupa Jajanan Pasar". ''[[Tempo (majalah)|Tempo]]''. [[Jakarta]]: Tempo Media Grup.</ref> Para pedagang [[Spanyol]] dan [[Portugis]] membawa berbagai bahan makanan dari benua [[Amerika]] jauh sebelum [[Belanda]] berhasil menguasai Indonesia. Pulau [[Maluku]] yang termahsyur sebagai "Kepulauan Rempah-rempah", juga menyumbangkan tanaman rempah asli Indonesia kepada seni kuliner dunia. Seni kuliner kawasan bagian timur Indonesia mirip dengan seni memasak [[Polinesia]] dan [[Melanesia]].
 
Masakan Sumatera, sebagai contoh, seringkali menampilkan pengaruh Timur Tengah, dan India, seperti penggunaan bumbu [[kari]] pada hidangan daging, dan sayurannya, sementara [[masakan Jawa]] berkembang dari teknik memasak asli nusantara. Unsur budaya [[masakan Cina]] dapat dicermati pada beberapa masakan Indonesia. Masakan seperti [[bakmi]], [[bakso]], dan [[lumpia]] telah terserap dalam seni masakan Indonesia.
Baris 37:
== Bumbu ==
[[Berkas:Sambal ulek.JPG|jmpl|ka|[[Sambal]] ulek, pelengkap yang lazim ditemukan di Indonesia. ]]
Termahsyur di seluruh dunia sebagai "Pulau Rempah-rempah", kepulauan [[Maluku]] menyumbangkan tanaman rempah aslinya bagi seni kuliner dunia. Rempah atau bumbu seperti [[pala]], [[kapulaga]], [[cengkehcengkih]], [[laos]] adalah tanaman asli Indonesia; sementara [[lada hitam]], [[kunyit]], [[sereh]], [[bawang merah]], [[kayu manis]], [[kemiri]], [[ketumbar]], dan [[asam jawa]] diperkenalkan dari [[India]] sebagaimana [[jahe]], [[daun bawang]], dan [[bawang putih]] yang diperkenalkan dari [[China]]. Tanaman bumbu dari benua Asia itu telah dikembangkan sejak zaman dahulu kala, dan telah menjadi bagian integral seni kuliner Indonesia.
 
Pada masa lalu, [[Kerajaan Sunda]] dan kemudian [[Kesultanan Banten]] terkenal di seluruh dunia sebagai penghasil utama lada hitam dengan kualitas terbaik. Kemaharajaan bahari seperti [[Sriwijaya]] dan [[Majapahit]] juga berkembang, dan makmur berkat perdagangan rempah-rempah antara pulau rempah Maluku di Nusantara dengan India, dan China. Kemudian [[VOC]] juga meraih keuntungan besar dari perdagangan rempah dunia. Kegemaran orang Indonesia akan makanan pedas semakin diperkaya dengan diperkenalkannya [[cabai]] dari benua Amerika oleh pedagang Spanyol sejak abad ke-16. Sejak saat itu [[sambal]] menjadi bagian penting dalam masakan Indonesia.