Ibrahim: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 42:
}}
{{Ibrahim}}
'''Ibrahim''' ([[bahasa Arab]]: <font size=4>إبراهيم </font>) merupakan [[nabi]] dalam [[agama Samawi]]. Ia bergelar '''''Khalilullah''''' (خلیل اللہ, Kesayangan Allah).<ref>Tercantum di Surah An-Nisa:125 "...dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang ia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya."</ref> Ibrahim bersama anaknya, [[Ismail]],
Ibrahim termasuk golongan manusia pilihan di sisi Allah, serta termasuk golongan [[Ulul azmi|Ulul Azmi]]. Nama Ibrahim diabadikan sebagai nama sebuah [[Surah Ibrahim|surah]], serta disebut sebanyak [[Daftar makhluk dan benda yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|69 kali di Al-Qur'an]].
Baris 64:
== Mukjizat ==
=== Melihat burung dihidupkan kembali ===
Sewaktu Ibrahim
{{quotation|"...dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, "Wahai Tuhanku, perlihatkanlah kepada diriku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman, "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab, "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap." Allah berfirman, "Ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggilah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana."|{{quran-s|Al-Baqarah|2|260}}}}
Baris 80:
== Kisah ==
=== Kelahiran dan masa muda ===
Pada 2295 SM. Kerajaan Babilonia waktu itu diperintah oleh [[Namrudz]], seorang raja bengis yang berkuasa secara absolut dan zalim. Kerajaan itu mendapat pertanda langka pada bintang-bintang bahwa akan ada seorang anak laki-laki perkasa lahir dan keturunannya akan memenuhi seisi bumi, dengan salah seorang keturunannya akan membunuh Namrudz. Ketakutan terhadap kabar ini, maka ada perintah keji supaya bayi laki-laki itu harus dibunuh.<ref name=louis>Ginzberg, Louis, ed. (1909). ''[https://ia800302.us.archive.org/8/items/legendsofjews01ginz/legendsofjews01ginz.pdf The Legends of the Jews]'' (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.</ref> Pada waktu yang hampir bersamaan, Azar merasakan kebahagiaan sekaligus kekhawatiran karena ia mendengar kabar bahwa istrinya sedang mengandung seorang anak, beberapa waktu setelah ia dinobatkan sebagai panglima kerajaan sehingga Azar diperintah Namrudz supaya kelak menyerahkan bayinya itu.
Ketika telah menempatkan istrinya bersama seorang bidan supaya berlindung di sebuah gua sampai hari bersalin; Azar mengambil seorang bayi dari seorang hambanya untuk diserahkan ke Namrudz. Ketika penyembelihan bayi dilakukan, Namrudz bergembira sebab ia menyangka ancaman bagi kerajaannya telah lenyap. Sementara itu, ketika istri Azar telah mengalami persalinan, ia bersama seorang bidan merawat bayi yang dinamai Ibrahim. Setelah beberapa waktu, Ibrahim masih ditempatkan di dalam gua tersebut supaya menghindari kecurigaan Namrudz. Kemudian Ibu kandung Ibrahim bersama seorang bidan harus beranjak pergi dalam keadaan berat hati, sehingga sang ibu menangis seraya berdoa: "Semoga Sang Pelindung selalu menyertaimu, wahai anakku....." maka Allah mengutus malaikat [[Jibril]] supaya hadir dan merawat Ibrahim.<ref name=louis/>
==== Mencari Tuhan yang sebenarnya ====
Ketika Ibrahim telah beranjak dewasa, ia merasa kehilangan sosok yang sebelumnya memberi makan dan perlindungan untuk dirinya, terlebih ia telah mendapati banyak orang yang merupakan para penyembah berhala tetapi Ibrahim mengingkari anggapan bahwa patung berhala adalah dewa; sehingga Ibrahim berniat untuk mencari Tuhan yang sesungguhnya. Maka Ibrahim memilih untuk berpindah ke rumah [[nabi Nuh]] selama beberapa waktu.<ref name=louis/> Beberapa waktu kemudian, Ibrahim memutuskan pergi sebab ia belum mendapat jawaban yang
Terdapat beberapa ayat yang menjelaskan sebagian kisah tentang pencarian Ibrahim mengenai Tuhannya:
Baris 103:
=== Peringatan terhadap para penyembah berhala ===
Semasa remaja, Ibrahim masih sering bertanya kepada sang ayah tentang Tuhan yang sesungguhnya. Walau demikian, ayahnya tetap tak menghiraukan Ibrahim. Sampai suatu ketika Ibrahim bertanya: "Terbuat dari apakah patung-patung ini?" maka ayahnya menunjukkan kayu sebagai bahan. Ibrahim pun mempertanyakan: "Patutkah kayu disebut sebagai sembahan? benda mati yang hangus lenyap di perapian?" untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan lain, Azar menyuruh Ibrahim menjual patung-patung. Tetapi didasari iman dan tauhid yang telah Allah ilhamkan, Ibrahim menyadari kesia-siaan patung berhala sehingga ia justru berdakwah kepada banyak orang tentang betapa tak berdaya patung buatan ayahnya, Ibrahim berkata: "Siapakah yang mau membeli patung-patung diam dan tidak berguna ini?" melalui berbagai cara, Ibrahim berusaha menyadarkan tentang kesia-siaan patung berhala, juga Ibrahim berupaya menyebarkan dakwah tentang Tuhan yang sesungguhnya.
Sewaktu mendapati Azar, ayah kandungnya, tetap tidak mau meninggalkan penyembahan patung berhala kayu, Ibrahim merasa sedih dan ingin menyadarkan sang ayah tentang kekeliruan ini. Ibrahim berusaha memperingatkan secara berulang-ulang, hingga Ibrahim menyatakan: "Sekiranya kayu memang sembahan, bukankah api dapat menghanguskan kayu? sekalipun api dianggap sebagai sembahan, maka air dapat memadamkan dan melenyapkan api; meskipun air dianggap sebagai sembahan, maka air akan lenyap diserap oleh tanah; sekalipun tanah dianggap sebagai sembahan, maka matahari mengeringkan tanah dan menjadikannya tandus; sekalipun matahari bersinar terang, tidaklah itu patut dianggap sebagai sembahan sebab matahari akan kehilangan cahaya karena awan yang bergumpal-gumpal dan lenyap dalam kegelapan malam lalu tergantikan sinar bulan dan bintang-bintang; Awan-awan ataupun malam tidaklah patut dianggap sebagai sembahan; apakah sembahan hanya hadir dalam waktu tertentu dan menghilang dalam waktu tertentu pula, sementara umat manusia beserta segala makhluk di bumi selalu hidup dan hadir setiap waktu? Bukankah Yang telah Menciptakan langit dan bumi beserta segala hal yang berada antara keduanya merupakan Tuhan yang sesungguhnya? kiranya kamu mau merenungkan." Ibrahim berseru kepada kaumnya: "Apapun yang kalian sembah itu adalah segala yang kubenci selain Tuhannya alam semesta, Dialah yang menciptakan diriku dan membimbing diriku."<ref>Surah Asy-Syu'ara: 78</ref>
Sewaktu telah memperoleh berbagai risalah Allah, Ibrahim tetap bertekun dalam menyampaikan berbagai dakwah menentang tindakan penyembahan berhala yang berlangsung di tengah-tengah kaumnya; hingga ketika Ibrahim menyadarkan ayah kandungnya beserta kaumnya, tentang kesesatan penyembahan berhala:
Baris 117:
Sewaktu Ibrahim telah menyadarkan kesesatan berbagai jenis penyembahan berhala, juga berbagai dakwahnya telah tersebar ke berbagai negeri; Namrudz, yang telah mendakwakan diri sebagai raja di muka bumi, memerintahkan seluruh rakyatnya datang membawa banyak batu dan patung untuk mendirikan sebuah tugu menjulang tinggi di Babilonia sebagai tempat berhala khusus sehingga seluruh orang di negeri itu diajak bersatu sebagai sebuah kaum penyembah patung berhala agar orang-orang tersebut menganggap segala jenis ibadah yang tidak menyembah patung berhala sebagai ibadah menyimpang. Ketika mendapati berbagai patung berhala dijadikan sebagai sembahan, maka Ibrahim bertekad untuk Allah,<ref>Surah Al-Anbiya' : 51-58</ref> sewaktu berjihad meremukkan berbagai patung berhala sebagai bentuk perlawanan terhadap kesesatan serta kebodohan di tengah-tengah kaumnya,<ref>Surah Al-Mujadilah : 22, An-Nisa : 135</ref> serta membuktikan bahwa patung batu hanyalah benda mati yang tidak dapat bertindak apapun untuk para penyembahnya.<ref>Surah At-Tahrim: 9, Al-Maidah: 54</ref> Ibrahim datang untuk meruntuhkan segala patung batu yang berada di Babilonia terkecuali sebuah patung terbesar yang dianggap sebagai sembahan paling hebat bagi kaumnya.
Mendapati terdapat batu-batu yang remuk beserta puing reruntuhan di tempat berhala mereka, para penyembah berhala merasa marah, kemudian mereka hendak menghukum orang yang melakukan tindakan ini.<ref>Surah Al-Anbiya' : 59-60</ref> Ibrahim; yang dikenal berani menentang penyembahan berhala, dipanggil untuk dihakimi. Mereka bertanya: "Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap sembahan-sembahan kami, wahai Ibrahim?" ia menjawab: "Sebenarnya patung terbesar itulah yang melakukan hal ini, cobalah tanyakan kepada benda itu jika memang dapat berbicara." mereka pun mulai tersadar, lalu ia mengatakan: "Sesungguhnya kalian memang orang-orang yang zalim" lalu dengan kepala tertunduk, mereka berkata: "Sesungguhnya kamu telah menyadari bahwa berhala-berhala itu memang tidak dapat berbicara." ia berkata: "Lalu mengapakah kalian menyembah kepada yang selain Allah, kalian menyembah berbagai sembahan yang tidak sedikit pun dapat mengaruniakan manfaat, tidak pula menimpakan nasib buruk untuk kalian?<ref>Surah Al-Anbiya' : 62-67
==== Perapian Babilonia ====
Ketika Ibrahim hendak dilempar ke perapian, sesosok malaikat hadir untuk menawarkan pembebasan untuk Ibrahim supaya dapat melarikan diri menghadapi hukuman kaumnya, namun Ibrahim berkata: "Cukuplah Yang Maha Melindungi yang memberi keselamatan kepada diriku, sebab selama ini Dialah yang melindungi nyawaku terhadap Maut bahwasanya segala penyelamatan hanya berasal dari Dia; sekalipun aku harus mati, maka aku bersedia jika hal itu yang Dia kehendaki" lalu malaikat tersebut beranjak pergi.<ref>Surah Al-Imran: 173-174</ref><ref name=louis/>
Mendapati Ibrahim selamat dari tengah-tengah perapian yang membara, seketika itu pula Haran bergegas mendekat
▲Ketika Ibrahim hendak dilempar ke perapian, sesosok malaikat hadir untuk menawarkan pembebasan untuk Ibrahim supaya dapat melarikan diri menghadapi hukuman kaumnya, namun Ibrahim berkata: "Cukuplah Yang Maha Melindungi yang memberi keselamatan kepada diriku, sebab selama ini Dialah yang melindungi nyawaku terhadap Maut bahwasanya segala penyelamatan hanya berasal dari Dia; sekalipun aku harus mati, maka aku bersedia jika hal itu yang Dia kehendaki" lalu malaikat tersebut beranjak pergi.<ref>Surah Al-Imran: 173-174</ref><ref name=louis/> Allah turut bersaksi dengan para malaikat ketika mendapati bahwa banyak manusia di muka bumi pada zaman itu memiliki satu pemikiran dari satu sudut pandang terhadap peristiwa perapian ini, maka Allah hendak melaksanakan ketetapan kepada pikiran orang-orang tersebut dengan menampakkan berbagai hal berbeda dalam penglihatan mereka; yang kemudian satu umat dan satu bangsa di bumi menjadi berbagai bangsa yang memiliki pendirian dan pola pikir yang berbeda. Tatkala Ibrahim melompat ke perapian yang membara, seketika Allah berfirman kepada perapian supaya menjadi keselamatan terhadap Ibrahim,<ref>Surah Al-Anbiya: 69</ref> maka api dari Allah hadir untuk melindungi Ibrahim supaya dapat berjalan dalam keadaan selamat dari tengah-tengah perapian.
▲Mendapati Ibrahim selamat dari tengah-tengah perapian yang membara, seketika itu pula Haran bergegas mendekat untuk memeluknya; akan tetapi Haran seketika mati disambar oleh kobaran api, sebab Haran tanpa memiliki keimanan sewaktu mendekat kepada api yang dihadirkan Allah supaya menjadi keselamatan untuk orang yang bersungguh-sungguh mengimani Allah, yakni Ibrahim.<ref name=louis/> Pada saat semacam ini, muncul banyak pandangan dalam pengamatan orang-orang yang menyaksikan, sehingga mereka menyatakan tentang kepercayaan masing-masing akibat munculnya berbagai pendapat berbeda terhadap kejadian ini. Orang-orang yang saling bersepakat tentang pandangan serupa; kemudian membentuk sebuah kelompok tersendiri untuk membantah serta berselisih dengan pihak yang berseberangan pandangan; disebabkan mereka saling berkeras pada pendapat masing-masing dan mereka mendengki untuk menerima kebenaran dari pihak lain,<ref>Surah Asy-Syura: 8, Yunus: 19</ref> termasuk untuk menerima kebenaran bahwa Allah yang telah menyelamatkan Ibrahim sewaktu menghadapi perapian. Sebagian besar orang berpegang pada pendapat masing-masing serta tidak mengakui satu sama lain bahkan mereka enggan mengakui Allah. Walaupun orang-orang tersebut mengakui kebenaran ajaran Ibrahim di dalam hati, mereka memiliki kedengkian serta tidak mau menanggung rasa malu.<ref>Surah Al-'Ankabut : 70, Al-Baqarah: 213, Al-Imran: 19, Al-Jatsiyah: 17, Al-Baqarah: 90, Al-Baqarah: 109</ref> Sejak saat itulah terdapat banyak kelompok orang yang saling menjauh berpencar dari tempat perapian ini, kemudian mengada-adakan bahasa dan budaya serta bentuk kepercayaan yang dianggap oleh masing-masing sebagai hal paling benar. Kemudian terdapat tujuh puluh bahasa di muka bumi.<ref name=louis/><ref>Surah Asy-Syura: 21</ref> Di antara banyak manusia yang menghendaki hawa nafsu serta kepercayaan masing-masing,<ref>Surah An-Nisa : 27, Al-Maidah : 49, Al-Furqan : 43, An-Najm : 23</ref> Ibrahim maju seraya menyatakan bahwa ia hanya beriman kepada Allah; juga ia hanya berserah diri kepada Kehendak Allah.<ref>Surah Al-Baqarah: 131</ref><ref>Al-Baqarah: 213, Hud: 118-119, Muhammad: 14, Fussilat: 33</ref> Maka Allah memilih Ibrahim dari tengah-tengah umat manusia sebagai manusia pilihan Allah,<ref>Surah Al-Baqarah: 130</ref> sehingga Allah memberkati Ibrahim beserta golongan yang mengikuti pribadi Ibrahim.<ref>Surah Az-Zukhruf: 26-28, Ali-Imran : 68</ref> Setelah itu, Ibrahim mengatakan kepada orang-orang yang saling berselisih: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kalian sembah selain Allah, hanyalah didasari rasa tentram dan kasih sayang bagi kalian sendiri dalam kehidupan dunia ini. Kelak pada Hari Kiamat, sebagian kalian mengingkari sebagian lain dan sebagian kalian mengutuk sebagian lain, dan tempat kembali kalian memang Neraka dan takkan ada satupun yang membela kalian."<ref>Surah Al-Mujadilah : 22, Al-'Ankabut : 25, Az-Zukhruf : 26-30, Al-Mumtahanah : 3-6</ref>
=== Perdebatan dengan Namrudz dan hijrah dari tanah leluhur ===
Setelah memahami bahwa Allah yang telah menyelamatkan Ibrahim sewaktu menghadapi perapian yang membara, Namrudz beserta para pengikutnya merasa dipermalukan serta merasa takut bahwa akan ada lebih banyak orang yang percaya kepada Ibrahim dibanding kepada kerajaannya. Akibat telah mendakwakan diri secara angkuh sebagai raja dan dewa atas umat manusia maka Namrudz enggan mengakui mu'jizat Ilahi pada diri Ibrahim. Kemudian Namrudz berupaya mengalahkan Ibrahim dengan memberi pertanyaan sebagai tantangan: “Kami sadari bahwa kamu memang tetap hidup dari tengah-tengah perapian tetapi kamu tidak menghadirkan sembahanmu di hadapan kami, maka kami takkan percaya kepadamu” Ibrahim mengatakan: "Tuhankulah Yang Menghidupkan maupun Yang Mematikan siapa yang Dia kehendaki, sebab Dialah Yang Maha Kuasa atas segala hal yang berada di langit maupun di bumi." Seketika Namrudz memanggil dua orang budak lalu Namrudz membunuh salah seorang budak serta membiarkan seorang yang lain tetap hidup, Namrudz semakin menyombongkan diri: "Aku pun memiliki kuasa di bumi terhadap orang-orang itu sebab akulah raja, dan aku pun dewa yang sanggup menghidupkan maupun mematikan
Dengan diiringi banyak pengikut, Ibrahim meninggalkan Babilonia sewaktu Azar memanggil anak-anaknya supaya hadir di rumah Haran untuk pembagian warisan. Kedua anak perempuan Haran masing-masing dijadikan istri untuk dua saudaranya, Ibrahim dan Nahor, sedangkan anak laki-laki Haran, Luth, memilih ikut bersama Ibrahim; selain karena keberadaan Ibrahim yang pernah tinggal di rumah Haran, Luth juga telah memiliki keimanan terhadap ajaran Ibrahim.<ref>Surah Al-Ankabut: 26</ref> Ibrahim sempat mengajak ayah kandungnya supaya meninggalkan penyembahan berhala supaya berangkat bersamanya dalam mengikut kepada Allah. Namun, sang ayah telah merasa lelah terhadap seruan-seruan semacam ini, kemudian menghendaki Ibrahim pergi meninggalkannya untuk waktu yang lama. Meskipun demikian, Ibrahim masih sempat berdoa memohonkan pengampunan untuk ayahnya sebagai janji dan wujud anak yang berbakti terhadap orang tua.<ref>Surah Maryam : 42-48</ref> Akan tetapi terdapat peringatan Allah yang menyadarkan nabi Ibrahim supaya tidak lagi memohonkan pengampunan untuk ayahnya, sebab ayahnya merupakan orang yang menolak serta memusuhi penyembahan kepada Allah.<ref>Surah Al-Mumtahanah : 3-4, At-Taubah : 114</ref>
Mendapati kaum di negeri ayahnya yang dipenuhi orang jahat, Allah memerintahkan Ibrahim supaya berpindah menuju negeri yang lebih baik sebagai hadiah atas keimanannya.<ref>[https://www.biblegateway.com/passage/?search=Genesis+12&version=KJV Genesis 12]</ref> Maka Ibrahim bersama Sarah, [[Luth]],<ref>Surah Al-Anbiya' : 71</ref> serta para pengikutnya meninggalkan rumah Haran untuk berangkat ke manapun sesuai dengan yang Allah perintahkan.<ref>Surah Az-Zukhruf : 27, Al-Mumtahanah : 4-6</ref> Oleh karena Ibrahim telah beriman, [[jihad|berjihad]] dan [[hijrah|berhijrah]] untuk Allah,<ref>Surah Al-Ankabut: 69, At-Taubah: 20, Ali-Imran: 195, An-Nahl: 110</ref> maka Allah memberkati Ibrahim; juga Allah berjanji akan menghadiahi Ibrahim beserta keturunannya maupun kaum pengikutnya berupa pewarisan "sebuah negeri yang diberkahi atas alam semesta."<ref>Surah Al-Anbiya : 105, Al-Anbiya: 71, Al-Hajj: 58, An-Nahl: 41, Asy-Syuara : 85</ref> Perjanjian Ilahi untuk Ibrahim tersebut kelak diwariskan kepada Ishaq, yang kemudian diterima Ya'qub, lalu beralih kepada dua belas putra Ya'qub hingga sampai kepada umat Bani Israil. Selain itu, Perjanjian langka ini berisi karunia ganda berupa anugerah istimewa di dunia beserta karunia [[surga]] di [[Akhirat]].<ref>Surah Dukhan : 32-33, Al-Maidah : 12</ref>
Tatkala menjadi pendatang di negeri Mesir, Ibrahim disambut sebagai tamu kehormatan yang diberi berbagai pemberian, sebab Sarah hendak dijadikan istri oleh raja Mesir; lantaran Ibrahim telah memperkenalkan Sarah, yang berparas sangat cantik, sebagai saudaranya sendiri agar Ibrahim tidak mendapat celaka di negeri Mesir. Semenjak tinggal di rumah Haran, Ibrahim telah menganggap anak perempuan kakaknya ini sebagai saudaranya sendiri, serta sebagai saudara dalam keimanan. Allah menimpakan kemalangan dan azab kepada raja Mesir tatkala hendak mengambil Sarah ke istana Mesir, sehingga raja Mesir dihalangi untuk menjadikan Sarah sebagai istri. Sewaktu raja Mesir tersadar bahwa azab telah ditimpakan akibat Sarah yang merupakan istri Ibrahim, maka raja Mesir merasa bersalah karena hendak menikahi wanita yang telah bersuami dan ia merasa takut terhadap nabi Ibrahim.<ref>[https://www.biblegateway.com/passage/?search=Genesis+12&version=KJV Genesis 12]</ref> Sebagai tanda permintaan maaf, raja Mesir memberi banyak hadiah kepada Ibrahim juga sebuah tanah milik di Mesir agar Ibrahim tetap tinggal di Mesir. Bahkan anak perempuan raja Mesir; yakni Hajar, telah diserahkan sebagai budak kepada Sarah untuk penebus kesalahan yang hendak diperbuat raja Mesir.
=== Tamu Ibrahim ===
|