Kesultanan Gowa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Penggantian VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
k ←Suntingan 182.1.190.46 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot
Tag: Pengembalian
Baris 1:
{{Infobox Former Country
onenote:///C:\Users\User\Documents\Unfiled%20Notes.one#section-id={0B1B39D0-93DA-4198-AF7D-8FC33AD0CFC2}&page-id={B560D50E-6432-4BAB-844A-0898B6EC5A07}&object-id={C2855757-FFAA-0398-0F44-FCBF8D571387}&2E
|conventional_long_name = Kesultanan Gowa
|common_name = Kesultanan Gowa
|native_name = ''Bate Salapang''
|continent = moved from Category:Asia to Southeast Asia
|region = Asia Tenggara
|image_flag = Flag of the Sultanate of Gowa.svg
|image_map = Peta Kerajaan Kerajaan di Makassar.jpg
|image_map_alt =
|image_map_caption = Wilayah kekuasaan Federasi Kesultanan Gowa-Tallo pada abad ke-16<ref>[http://indonesian-persons.blogspot.com/2012/10/kesultanan-goa-tallo-makassar.html Kesultanan Goa-Tallo (Makassar).]</ref>
|country = Indonesia
|religion = [[Islam]]
|p1 =
|flag_p1 =
|image_p1 =
|s1 = Indonesia
|flag_s1 = Flag of Indonesia.svg
|year_start = 1300
|year_end = 1946
|event_start = Didirikan
|event_end = Bergabung dengan [[Indonesia]]
|capital = [[Sungguminasa]]
|common_languages = <small>'''Bahasa Resmi'''</small> : [[Bahasa Makassar|Makassar]]<br /><small>'''Bahasa Lainnya'''</small> [[Bahasa Mandar|Mandar]]
|government_type = Monarki Kesultanan
|title_leader = Sultan
|leader1 = Tumanurung
|year_leader1 = 1300
|leader2 = [[Sultan Hasanuddin|Sultan Hasanuddin Tuminanga ri Balla'pangkana]]
|year_leader2 = 1653-1669
|leader3 = Sultan Muhammad Abdul Kadir Aiduddin
|year_leader3 = 1946-1978
}}
 
== Sejarah ==
=== Sejarah Awal ===
{{Utama|Sejarah awal Gowa dan Talo}}
Pada awalnya di daerah [[Gowa]] terdapat sembilan [[komunitas]], yang dikenal dengan nama ''Bate Salapang'' (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat Kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk membentuk [[Kerajaan Gowa]]. Cerita dari para pendahulu di Gowa mengatakan bahwa Tumanurung merupakan pendiri Kerajaan Gowa pada awal abad ke-14.
 
=== Abad ke-16 ===
==== ''Tumapa'risi' Kallonna'' ====
Memerintah pada awal abad ke-16, di Kerajaan Gowa bertahta Karaeng (Penguasa) Gowa ke-9, bernama Tumapa'risi' Kallonna. Pada masa itu salah seorang penjelajah [[Portugis]] berkomentar bahwa "''daerah yang disebut Makassar sangatlah kecil''". Dengan melakukan perombakan besar-besaran di kerajaan, Tumapa'risi' Kallonna mengubah daerah [[Makassar]] dari sebuah [[konfederasi]] antar-komunitas yang longgar menjadi sebuah negara kesatuan Gowa. Dia juga mengatur penyatuan Gowa dan Tallo kemudian merekatkannya dengan sebuah sumpah yang menyatakan bahwa apa saja yang mencoba membuat mereka saling melawan (''ampasiewai'') akan mendapat hukuman Dewata. Sebuah perundang-undangan dan aturan-aturan peperangan dibuat, dan sebuah sistem pengumpulan pajak dan bea dilembagakan di bawah seorang syahbandar untuk mendanai kerajaan. Begitu dikenangnya raja ini sehingga dalam cerita pendahulu Gowa, masa pemerintahannya dipuji sebagai sebuah masa ketika panen bagus dan penangkapan ikan banyak.
 
Dalam sejumlah penyerangan [[militer]] yang sukses penguasa Gowa ini mengalahkan negara tetangganya, termasuk Siang dan menciptakan sebuah pola ambisi imperial yang kemudian berusaha ditandingi oleh penguasa-penguasa setelahnya pada abad ke-16 dan ke-17. Kerajaan-kerajaan yang ditaklukkan oleh Tumapa'risi' Kallonna diantaranya adalah Kerajaan Siang, serta [[Kerajaan Bone|Kesultanan Bone]], walaupun ada yang menyebutkan bahwa Bone ditaklukkan oleh Tunipalangga.
 
==== Tunipalangga ====
Tunipalangga dikenang karena sejumlah pencapaiannya, seperti yang disebutkan dalam Kronik (Cerita para pendahulu) Gowa, diantaranya adalah:
# Menaklukkan dan menjadikan bawahan Bajeng, Lengkese, Polombangkeng, Lamuru, Soppeng, berbagai negara kecil di belakang Maros, Wajo, Suppa, Sawitto, Alitta, Duri, Panaikang, Bulukumba dan negara-negara lain di selatan, dan wilayah pegunungan di selatan.
# Orang pertama kali yang membawa orang-orang Sawitto, Suppa dan Bacukiki ke Gowa.
# Menciptakan jabatan ''Tumakkajananngang''.
# Menciptakan jabatan Tumailalang untuk menangani administrasi internal kerajaan, sehingga Syahbandar leluasa mengurus perdagangan dengan pihak luar.
# Menetapkan sistem resmi ukuran berat dan pengukuran
# Pertama kali memasang meriam yang diletakkan di benteng-benteng besar.
# Pemerintah pertama ketika orang Makassar mulai membuat peluru, mencampur emas dengan logam lain, dan membuat batu bata.
# Pertama kali membuat dinding batu bata mengelilingi pemukiman Gowa dan Sombaopu.
# Penguasa pertama yang didatangi oleh orang asing (Melayu) di bawah Anakhoda Bonang untuk meminta tempat tinggal di Makassar.
# Yang pertama membuat perisai besar menjadi kecil, memendekkan gagang tombak (''batakang''), dan membuat peluru Palembang.
# Penguasa pertama yang meminta tenaga lebih banyak dari rakyatnya.
# Penyusun siasat perang yang cerdas, seorang pekerja keras, seorang narasumber, kaya dan sangat berani.
 
=== Abad ke-17 ===
[[Berkas:Stamps of Indonesia, 053-06.jpg|jmpl|280px|Gambar [[Sultan Hasanuddin]] dalam perangko yang diterbitkan tahun [[2006]].]]
Pada tahun [[1666]], di bawah pimpinan [[Cornelis Speelman|Laksamana Cornelis Speelman]], [[VOC]] berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan kecil di [[Sulawesi]], tetapi belum berhasil menundukkan Kesultanan Gowa. Di lain pihak, setelah Sultan Hasanuddin naik tahta, ia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan [[VOC]] (Kompeni).
 
Pertempuran terus berlangsung, Kompeni menambah kekuatan pasukannya hingga pada akhirnya Gowa terdesak dan semakin lemah sehingga pada tanggal [[18 November]] [[1667]] bersedia mengadakan [[Perdamaian Bungaya|Perjanjian Bungaya]] di [[Bungaya, Gowa|Bungaya]]. Gowa merasa dirugikan, karena itu [[Sultan Hasanuddin]] mengadakan perlawanan lagi. Akhirnya pihak Kompeni minta bantuan tentara ke [[Batavia]]. Pertempuran kembali pecah di berbagai tempat. Sultan Hasanuddin memberikan perlawanan sengit. Bantuan tentara dari luar menambah kekuatan pasukan [[VOC]], hingga akhirnya Kompeni berhasil menerobos [[benteng]] terkuat milik Kesultanan Gowa yaitu [[Benteng Somba Opu]] pada tanggal [[12 Juni]] [[1669]]. Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari tahta kerajaan dan wafat pada tanggal [[12 Juni]] [[1670]].
 
=== Abad ke-20 ===
Kesultanan Gowa telah mengalami pasang surut dalam perkembangan sejak Raja Gowa ke-1, Tumanurung, hingga mencapai puncak keemasannya pada abad ke-17, hingga kemudian mengalami masa penjajahan di bawah kekuasaan [[Belanda]]. Dalam pada itu, sistem pemerintahan mengalami transisi pada masa Raja Gowa ke-36, Andi Idjo Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin, menyatakan Kesultanan Gowa bergabung menjadi bagian [[Republik Indonesia]] yang merdeka dan bersatu, dan berubah bentuk dari kerajaan menjadi Daerah Tingkat II [[Kabupaten Gowa]]. Sehingga dengan perubahan tersebut, Andi Idjo pun tercatat dalam sejarah sebagai Raja Gowa terakhir dan sekaligus Bupati [[Kabupaten Gowa]] pertama.
 
== Keadaan Sosial-Budaya ==
[[Berkas:Taopere.jpg|kiri|jmpl|225px|Deretan kapal ''[[Pinisi]]'' di Pelabuhan [[Paotere]].]]
Sebagai negara maritim, maka sebagian besar masyarakat Gowa adalah nelayan dan pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan taraf kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka yang merantau untuk menambah kemakmuran hidupnya. Walaupun masyarakat Gowa memiliki kebebasan untuk berusaha dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi dalam kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap sakral. Norma kehidupan masyarakat diatur berdasarkan adat dan agama [[Islam]] yang disebut ''Pangadakkang''. Dan masyarakat Gowa sangat percaya dan taat terhadap norma-norma tersebut.
 
Di samping norma tersebut, masyarakat Gowa juga mengenal pelapisan sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan keluarganya disebut dengan ''Anakarung'' atau ''Karaeng'', sedangkan rakyat kebanyakan disebut ''to Maradeka'' dan masyarakat lapisan bawah disebut dengan golongan ''Ata''<ref>[http://vracarsa.blogspot.com/2015/05/kerajaan-gowa-tallo-kesultanan-makassar.html Kerajaan Gowa-Tallo / Kesultanan Makassar (Lengkap).]</ref>.
 
Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Gowa banyak menghasilkan benda-benda budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh orang Gowa dikenal dengan nama ''Pinisi'' dan ''Lombo''. Kapal ''Pinisi'' dan ''Lombo'' merupakan kebanggaan rakyat [[Sulawesi Selatan]] dan terkenal hingga mancanegara.
 
== Para Raja dan Sultan Gowa ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Mangi Mangi Karaëng Bontonompo koning van Gowa luistert naar de installatierede van waarnemend gouverneur van Celebes en Onderhorigheden de heer Bosselaar TMnr 10001592.jpg|jmpl|280px|I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonto Nompo Sultan Muhammad Tahur Muhibuddin Tuminanga ri Sungguminasa (bertahta [[1936]]-[[1946]]) mendengarkan pidato pengangkatan pejabat gubernur Celebes, Tn. Bosselaar (awal tahun [[1930]]-an).]]
[[Berkas:Museum-balla-lompoa-gowa.jpg|jmpl|280px|Istana Balla Lompoa di [[Sungguminasa]], [[Kabupaten Gowa]] pada tahun [[2013]].]]
# Tumanurung (±[[1300]])
# Tumassalangga Baraya
# Puang Loe Lembang
# I Tuniatabanri
# Karampang ri Gowa
# Tunatangka Lopi (±[[1400]])
# Batara Gowa Tuminanga ri Paralakkenna
# Pakere Tau Tunijallo ri Passukki
# Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi' Kallonna (awal abad ke-16)
# I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiyung Tunipallangga Ulaweng ([[1546]]-[[1565]])
# I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatte
# I Manggorai Daeng Mameta Karaeng Bontolangkasa Tunijallo ([[1565]]-[[1590]])
# I Tepukaraeng Daeng Parabbung Tuni Pasulu ([[1593]])
# I Mangari Daeng Manrabbia Sultan Alauddin I Tuminanga ri Gaukanna; Berkuasa mulai tahun [[1593]] - wafat tanggal [[15 Juni]] [[1639]], merupakan penguasa Gowa pertama yang memeluk agama [[Islam]]
# I Mannuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Malikussaid Tuminanga ri Papang Batuna; Lahir [[11 Desember]] [[1605]], berkuasa mulai tahun [[1639]] hingga wafatnya [[6 November]] [[1653]]
# [[Sultan Hasanuddin|I Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape Sultan Hasanuddin Tuminanga ri Balla'pangkana]]; Lahir tanggal [[12 Januari]] [[1631]], berkuasa mulai tahun [[1653]] sampai [[1669]], dan wafat pada [[12 Juni]] [[1670]]
# I Mappasomba Daeng Nguraga Sultan Amir Hamzah Tuminanga ri Allu'; Lahir [[31 Maret]] [[1656]], berkuasa mulai tahun [[1669]] hingga [[1674]], dan wafat [[7 Mei]] [[1681]]
# Sultan Mohammad Ali (Karaeng Bisei) Tumenanga ri Jakattara; Lahir [[29 November]] [[1654]], berkuasa mulai [[1674]] sampai [[1677]], dan wafat [[15 Agustus]] [[1681]]
# I Mappadulu Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Jalil Tuminanga ri Lakiyung. ([[1677]]-[[1709]])
# La Pareppa Tosappe Wali Sultan Ismail Tuminanga ri Somba Opu ([[1709]]-[[1711]])
# I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi
# I Manrabbia Sultan Najamuddin
# I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi; Menjabat untuk kedua kalinya pada tahun [[1735]]
# I Mallawagau Sultan Abdul Chair ([[1735]]-[[1742]])
# I Mappibabasa Sultan Abdul Kudus ([[1742]]-[[1753]])
# Amas Madina Batara Gowa (diasingkan oleh [[Belanda]] ke [[Sri Lanka]]) ([[1747]]-[[1795]])
# I Mallisujawa Daeng Riboko Arungmampu Tuminanga ri Tompobalang ([[1767]]-[[1769]])
# I Temmassongeng Karaeng Katanka Sultan Zainuddin Tuminanga ri Mattanging ([[1770]]-[[1778]])
# I Manawari Karaeng Bontolangkasa ([[1778]]-[[1810]])
# I Mappatunru / I Mangijarang Karaeng Lembang Parang Tuminang ri Katangka ([[1816]]-[[1825]])
# La Oddanriu Karaeng Katangka Tuminanga ri Suangga ([[1825]]-[[1826]])
# I Kumala Karaeng Lembang Parang Sultan Abdul Kadir Moh Aidid Tuminanga ri Kakuasanna ([[1826]] - wafat [[30 Januari]] [[1893]])
# I Malingkaan Daeng Nyonri Karaeng Katangka Sultan Idris Tuminanga ri Kalabbiranna ([[1893]] - wafat [[18 Mei]] [[1895]])
# I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembangparang Sultan Husain Tuminang ri Bundu'na; Memerintah sejak tanggal [[18 Mei]] [[1895]], dimahkotai di [[Makassar]] pada tanggal [[5 Desember]] [[1895]], ia melakukan perlawanan terhadap [[Hindia Belanda]] pada tanggal [[19 Oktober]] [[1905]] dan diberhentikan dengan paksa oleh [[Hindia Belanda]] pada [[13 April]] [[1906]], kemudian meninggal akibat jatuh di Bundukma, dekat [[Enrekang]] pada tanggal [[25 Desember]] [[1906]]<ref name="gowa6">[http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/gowa6.htm Genealogi Dinasti Ketiga Kerajaan Gowa di Royal Ark]</ref>
# I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonto Nompo Sultan Muhammad Tahur Muhibuddin Tuminanga ri Sungguminasa ([[1936]]-[[1946]])
# Andi Ijo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin ([[1946]]-[[1978]])<ref name="gowa6" /> sekaligus menjadi Kepala Daerah TK II Gowa (bupati Gowa) pertama dan mendeklarasikan diri sebagai Raja Gowa terakhir setelah Kerajaan Gowa dinyatakan bergabung dengan NKRI
 
== Lihat Pula ==
* [[Kabupaten Gowa]]
* [[Sultan Hasanuddin]]
* [[Suku Makassar]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://history.melayuonline.com/?a=SlZ3L29QTS9VenVwRnRCb20%3D= Sejarah Kerajaan Gowa di MelayuOnline.com]
* {{id}} [http://history.melayuonline.com/?a=SlZ3L29QTS9VenVwRnRCb20%3D= Makalah Lengkap Sejarah Kerajaan Gowa]
 
{{Kerajaan di Sulawesi}}
 
{{indo-sejarah-stub}}
 
[[Kategori:Kesultanan Gowa| ]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Gowa]]
[[Kategori:Kerajaan di Sulawesi Selatan|Gowa]]
<br />