Kopi di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
NaidNdeso (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
NaidNdeso (bicara | kontrib)
k Memindahkan rentang waktu tahun 1800 - 1899 ke bagian abad 19 agar sesuai dengan sub-babnya
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 42:
 
Selain itu di awal tahun [[1720]]-an, [[Belanda]] juga mengirimkan benih [[kopi]] [[Jawa]] ke [[Suriname]], karena tergiur dengan harganya yang tinggi, untuk membuka perkebunan di sana. Dari dua tempat tersebut, benih [[kopi]] [[Jawa]] menyebar ke [[Amerika Tengah]] dan [[Amerika Selatan]]. Jejaknya terlihat di [[Amerika Latin]], yaitu di [[Ethiopia]]. Disana ada tipika yang sekarang sudah memiliki merek '''''Blue Mountain''''' yang ditanam di [[Jamaika]] dan [[Gesha|Geisha]] atau [[Gesha]], dimana nama itu mengacu pada nama dusun penghasil [[kopi]] di [[Ethiopia]] yang tumbuh di [[Panama]]. {{sfn|Taufiqurohman|2018|p=9}}
 
 
=== Abad 19 ===
 
[[Berkas:Roasted coffee beans.jpg|kiri|jmpl|Biji kopi yang telah digoreng]]
Pada era [[Tanam Paksa]] atau ''[[Cultuurstelsel]]'' sekitar tahun ([[1830]] — [[1870]]) di masa penjajahan pemerintah [[Belanda]] di [[Indonesia]], mereka membuka sebuah perkebunan komersial pada koloninya di [[Hindia Belanda]], khususnya di pulau [[Jawa]], pulau [[Sumatera]] dan sebahagian [[Indonesia Timur]]. Jenis [[kopi]] yang dikembangkan di [[Indonesia]] adalah [[kopi]] jenis [[Arabika]] yang didatangkan langsung dari [[Yaman]]. Pada awalnya pemerintah [[Belanda]] menanam [[kopi]] di daerah sekitar [[Batavia]] ([[Jakarta]]), [[Sukabumi]], [[Bogor]], [[Mandailing]] dan [[Sidikalang]]. [[Kopi]] juga ditanam di [[Jawa Timur]], [[Jawa Tengah]], [[Jawa Barat]], [[Sumatra]], [[Sulawesi]], [[Timor]] dan [[Flores]].
 
Pada tahun [[1878]] di hampir semua area perkebunan [[kopi]] [[Indonesia]], terutama yang terletak di dataran rendah, rusak terkena hama [[Hemileia vastatrix|penyakit karat daun]] ([[Hemileia vastatrix]] - [[Hemileia vastatrix|HV]]), dimana pada masa itu [[kopi]]-nya berjenis [[Arabika|kopi Arabika]]. Penyakit ini berupa jamur yang memakan daun layaknya karat yang menggerus besi, sehingga para petani kemudian menyebutnya sebagai [[Hemileia vastatrix|penyakit karat daun]].{{sfn|Taufiqurohman|2018|p=9}} Sekitar tahun [[1880]]-an tersebut, [[Jawa]] kehilangan potensi untuk mengirimkan [[kopi]] ke luar negeri hingga 120.000 ton dan mengakibatkan pasar [[kopi]] dunia menjadi panik.{{sfn|Taufiqurohman|2018|p=9}}
Baris 50 ⟶ 56:
 
Di pasar dunia, kopi ‘’Blue Mountain’’ yang berasal dari [[Gesha]], yang sesungguhnya keturunan dari kopi [[Jawa]], sempat menjadi primadona. Satu kilogramnya bisa mencapai harga di atas US$ 1.000 atau setara dengan Rp 13.000.000,- dalam kurs yang berlaku saat ini. {{sfn|Taufiqurohman|2018|p=9}} Bahkan salah satu cafe di [[Los Angeles]], [[Amerika Serikat]], sempat menjual secangkir [[Gesha|Geisha]] hingga US$ 55 atau Rp 750.000,- Dimana Geisha ini sendiri merupakan persilangan antara kopi [[tipika]] dan varietas lainnya. Biji ini seringkali juga menjadi andalan para baracik dalam ajang kompetisi para peracik kopi internasional.
 
=== Abad 19 ===
 
[[Berkas:Roasted coffee beans.jpg|kiri|jmpl|Biji kopi yang telah digoreng]]
Pada era [[Tanam Paksa]] atau ''[[Cultuurstelsel]]'' sekitar tahun ([[1830]] — [[1870]]) di masa penjajahan pemerintah [[Belanda]] di [[Indonesia]], mereka membuka sebuah perkebunan komersial pada koloninya di [[Hindia Belanda]], khususnya di pulau [[Jawa]], pulau [[Sumatera]] dan sebahagian [[Indonesia Timur]]. Jenis [[kopi]] yang dikembangkan di [[Indonesia]] adalah [[kopi]] jenis [[Arabika]] yang didatangkan langsung dari [[Yaman]]. Pada awalnya pemerintah [[Belanda]] menanam [[kopi]] di daerah sekitar [[Batavia]] ([[Jakarta]]), [[Sukabumi]], [[Bogor]], [[Mandailing]] dan [[Sidikalang]]. [[Kopi]] juga ditanam di [[Jawa Timur]], [[Jawa Tengah]], [[Jawa Barat]], [[Sumatra]], [[Sulawesi]], [[Timor]] dan [[Flores]].
 
Pada permulaan abad ke-20 perkebunan [[kopi]] di [[Indonesia]] mulai terserang hama, yang hampir memusnahkan seluruh tanaman [[kopi]]. Akhirnya pemerintah penjajahan [[Belanda]] sempat memutuskan untuk mencoba menggantinya dengan jenis [[kopi]] yang lebih kuat terhadap serangan penyakit yaitu [[kopi Liberika]] dan [[Ekselsa]]. Namun di daerah [[Timor]] dan [[Flores]] yang pada saat itu berada di bawah pemerintahan bangsa [[Portugis]] tidak terserang hama meskipun jenis [[kopi]] yang dibudidayakan disana juga [[Arabika|kopi Arabica]].