Sejong yang Agung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 65:
Sejong merombak sistem [[kalender Korea]] yang saat itu berdasarkan pada garis lintang ibukota di Tiongkok.<ref name="kim 1998 57">Kim (1998), 57.</ref> Untuk pertama kalinya, ia membuat kalender yang berdasarkan posisi utama garis lintang ibukota Joseon, [[Seoul]], dengan bantuan para astronomisnya.<ref name="kim 1998 57"/> Sistem baru ini membuat para astronomis dapat melakukan prediksi yang sangat tepat akan munculnya peristiwa gerhana matahari dan bulan.<ref name="kim 1998 57"/><ref>{{ko}}[http://www.reportnet.co.kr/knowledge/pop_preview.html?dn=2075262 Science and Technology during Sejong the Great of Joseon]</ref>
 
Sejong juga berjasa dalam bidang [[Obat tradisional Korea]], dengan 2 karya penting yang ditulis pada masanya, yakni ''Hyangyak chipsŏngbang'' dan ''Ŭibang yuch'wi'', yang membedakan cara pengobatan CinaTiongkok dengan Korea."<ref name="kim 1998 57"/>
 
== Sastra ==
Baris 87:
Jasa Raja Sejong yang paling besar adalah penciptaan abjad [[Hangeul]], sistem abjad fonetik yang cocok untuk [[bahasa Korea]].<ref>Kim Jeong Su(1990), <<한글의 역사와 미래>>(History and Future of Hangul) ISBN 10 - 8930107230</ref>
 
Sebelum penggunaan hangeul meluas, hanya anggota masyarakat dari kalangan bangsawan yang bisa membaca tulisan ([[Hanja]] dasarnya dipergunakan untuk menulis kata di dalam bahasa Korea dengan tulisan CinaTiongkok, sedangkan sistem [[Hanmun]] adalah tulisan Tiongkok klasik yang digunakan untuk menulis dokumen). Seseorang harus mempelajari sistem penulisan hanja yang sulit untuk membaca atau menulis.<ref>''[[Hunmin Jeongeum Haerye]]'', postface of [[Jeong Inji]], p. 27a, translation from [[Gari K. Ledyard]], ''The Korean Language Reform of 1446'', p. 258</ref>
 
Raja Sejong memperkenalkan 28 buah abjad baru agar semua golongan rakyat dapat membaca dan menulis dengan mudah. Hangeul dianggap perlambang identitas budaya untuk Joseon. Abjad hangeul dikeluarkan pada tahun 1446 dan dilarang penggunaanya di awal abad ke-20 saat penjajahan Jepang.