Al-Qur'an: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Skigehtut (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 38:
:''"Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur'an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya"''. (Al-Qiyāmah 75:17-18)<ref>{{quran-usc|75|12|style=no sup}}</ref>
 
== Terminologi ==
jancuk
Allah telah berfirman tentang berbagai definisi Al-Qur'an,{{efn|Surah Fussilat: 44, An-Nahl: 89, An-Nahl: 102, [[Surah Maryam|Maryam]]: 97, [[Surah Yasin|Yasin]]: 70, [[Surah An-Naml|An-Naml]]: 76, [[Surah Al-An'am|Al-An'am]]: 70, [[Surah Az-Zumar|Az-Zumar]]:55-59, Shaad: 29, [[Surah Ibrahim|Ibrahim]]: 52}} serta terdapat penegasan bahwa tiada yang mengingkari Al-Qur'an selain golongan yang celaka.<ref>Surah Al-Baqarah: 99, Al-Ankabut: 47, Al-An'am: 26</ref>
 
Mayoritas ahli tafsir sepakat bahwa wahyu pertama yang diterima oleh [[nabi]] [[Muhammad]] adalah surah Al-'Alaq ayat 1-5.<ref>Al-A'zami, M.M., (2005), ''Sejarah Teks Al-Qur'an dari Wahyu sampai Kompilasi'', (terj.), Jakarta: Gema Insani Press, ISBN 979-561-937-3.</ref> Walaupun hal demikian tidak tertulis secara langsung di Al-Qur'an.<ref>[[Surah Al-Qalam]] : 36-44, Al-Qalam : 57, [[Surah Al-An'am|Al-An'am]] : 148-149, [[Surah Yunus|Yunus]] : 35-36</ref>
 
Para ahli tafsir memiliki definisi tersendiri tentang Al-Qur'an, semisal Dr. [[Subhi Saleh]] yang mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:
 
{{quote|''"Kalam Allah yang merupakan [[mukjizat]] yang diturunkan kepada Nabi Muhammad {{saw}} dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan [[mutawatir]], membacanya termasuk [[ibadah]]"''.}}
 
Adapun [[Muhammad Ali Ash-Shabuni]] mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:
 
{{quote|''"Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad {{saw}} penutup para [[nabi]] dan [[rasul]], dengan perantaraan [[Malaikat Jibril]] dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara [[mutawatir]], serta membaca dan mempelajarinya merupakan [[ibadah]], yang dimulai dengan surah [[Al-Fatihah]] dan ditutup dengan surah [[An-Nas]]"''}}
 
Dengan definisi tersebut di atas, firman Allah yang diturunkan kepada nabi selain nabi Muhammad, tidak dinamakan Al-Qur'an, tetapi dinamakan sebagai hadis qudsi.
 
== Nama-nama lain ==
Baris 94 ⟶ 107:
 
=== Periode penurunan Al-Qur'an ===
{{Main|Periode penurunan Al-Qur'an}}
{{Main|Asbabun Nuzul}}
Al-Qur'an tidak turun secara sekaligus dalam satu waktu melainkan berangsur-angsur supaya meneguhkan diri Rasul.<ref>Surah Al-An'am: 89</ref> Menurut sebagian ulama, ayat-ayat al-Qur'an turun secara berangsur-angsur dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari; dan ada pula sebagian ulama lain yang berpendapat bahwa Al-Qur'an diwahyukan secara bertahap dalam kurun waktu 23 tahun (dimulai pada 22 Desember 603 [[Masehi|M]]).<ref>''Chronology of Prophetic Events'', Fazlur Rehman Shaikh (2001) p. 50 Ta-Ha Publishers Ltd.</ref> Para ulama membagi masa turunnya ini dibagi menjadi dua periode, yaitu periode [[Mekkah]] dan periode [[Madinah]] yang membentuk penggolongan surah Makkiyah dan surah Madaniyah. Periode Mekkah berlangsung selama 12 tahun masa kenabian [[Muhammad|Rasulullah]] {{saw}} dan surah-surah yang turun pada waktu ini tergolong surah [[Makkiyyah]]. Sementara periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa [[hijrah]] berlangsung selama 10 tahun dan surah yang turun pada kurun waktu ini disebut surah [[Madaniyah]]. Ilmu Al-Qur'an yang membahas mengenai latar belakang maupun sebab suatu ayat atau beberapa ayat al-Qur'an diturunkan disebut Asbabun Nuzul.
Baris 147 ⟶ 161:
=== Tafsir ===
{{utama|Tafsir Al-Qur'an}}
Upaya penafsiran Al-Qur'an telah berkembang sejak zaman hidupnya nabi Muhammad, saat itu para sahabat dapat menanyakan kepada sang Nabi jika memerlukan penjelasan atas ayat tertentu. Kemudian setelah wafatnya nabi Muhammad hingga saat ini, usaha menggali lebih dalam ayat-ayat Al-Qur'an terus berlanjut. Metodologi yang umum digunakan para mufassirin berupa metode analitik, tematik, hingga perbandingan antar ayat, dan dengan mengetahui ''asbabu nuzul'' nya al qur'an, itu adalah salah satu cara untuk menafsirkan al qur'an <ref>Ismail al-Faruqi dalam The Cultural Atlas of Islam (Atlas Budaya Islam) menjelaskan, "tidak mungkin seseorang bisa memahami ayat Alquran tanpa mengetahui sebab-sebab turunnya ayat Alquran, suatu hal yang mustahil untuk memahami suatu ayat tanpa mengetahui latar belakang dan konteks historis ayat tersebut, kapan turunnya, dan bagaimana keadaan waktu itu.”
 
</ref>. Corak penafsiran yang dihasilkan berupa tafsir bercorak sastra-bahasa, sastra-budaya, filsafat, teologis bahkan ilmiah. Akan tetapi, adanya berbagai ayat Al-Qur'an yang masih misterius bagi para ahli tafsir, membuktikan bahwa pengetahuan dan ilmu manusia yang terbatas tidak sanggup menandingi sebuah Kitab berasal dari Ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu.<ref>Surah At-Talaq: 12, Ta Ha: 98, Al-An'am: 80</ref> Serta terdapat keterangan bahwa inti ajaran Al-Qur'an adalah bagian-bagian tersurat yang mudah dipahami (''muhkamat''), sedangkan bagian-bagian tersirat yang rumit (''mutasyahabihat'') berada dalam Ilmu Allah.<ref>Surah Ali-Imran: 7, Al-Mudassir: 30-31</ref>
Baris 178 ⟶ 192:
* [[Kitab Allah]]
* [[Nabi Islam]]
* [[Majlis Tilawah Al-Qur'an Peringkat Antarabangsa]]
 
== Catatan ==
Baris 268 ⟶ 283:
{{Normdaten}}
 
[[Kategori:Al -Qur'an| ]]
[[Kategori:Islam]]