Kereta api ekonomi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{kegunaanlain|Ekonomi}}
[[Berkas:Economy Coach Code K309608 SMC.jpg|jmpl|311x311px|Penomoran kereta terletak di bagian bawah kereta.]]
'''Kereta api ekonomi''' adalah kelas [[kereta api penumpang|kereta penumpang]] di bawah [[kereta api bisnis|kelas bisnis]] dalam pelayanan oleh [[PT Kereta Api Indonesia]]. Sama halnya dengan [[kereta]] kelas bisnis, kini hampir semua kereta kelas ekonomi telah dilengkapi dengan ''Air Conditioner'' (AC) seiring dengan pelayanan [[PT Kereta Api Indonesia]] yang semakin berkembang. Kereta ekonomi yang ada di [[Indonesia]] dibagi menjadi tiga beserta klasifikasinya dalam tiket kereta api, yakni kereta kelas Ekonomi AC (PSOSubsidi/non PSOKomersial/lokal), Ekonomi AC Plus Kemenhub (penulisan '''ek'''onomi), Ekonomi AC Plus New Image (Plus Non-PSO/Plus Lokal), dan Ekonomi AC Premium (penulisan Premium; pada pemesanan tiket kereta masih dituliskan Ekonomi). Kelas ekonomi pada pengoperasiannya banyak yang memanfaatkan Subsidi berdasarkan kesepakatan PSO ([[Kewajiban pelayanan publik|''public service obligation'']]) (kebijakan [[Pemerintah Indonesia|Pemerintah]] dalam hal [[subsidi]] moda transportasi bagi masyarakat).
 
== Pengoperasian ==
Satu [[kereta]] penumpang ekonomi berkapasitas 64 hingga 106 [[orang]] dengan formasi tempat duduk 2-2 maupun 3-2. Terdapat juga kereta kelas ekonomi eks-[[Kereta rel diesel MCW 301|KRD MCW 301]] dan [[Kereta rel diesel MCW 302|MCW 302]]. Kereta eks KRD masih ada yang tidak ber-AC. Unit AC yang digunakan pada kereta ekonomi biasa adalah 6 unit AC split (seperti di gedung atau rumah), dan pada KA Ekonomi AC Plus produksi INKA menggunakan AC sentral seperti di kereta eksekutif.
 
Kereta ini menjadi idaman para penumpang pada saat hari raya ataupun hari libur, walaupun dalam setiap perjalanan, kereta ini harus berhenti untuk "mengalah" (bersilang) dengan kereta api kelas atasnya. Harga [[tiket]] kereta api kelas ekonomi pun cukup terjangkau. Dalam setiap rangkaian kereta ekonomi jarak jauh, terdapat 1 gerbong kereta ekonomi, restorasi, dan pembangkit (KMP) (maupun kereta restorasi dan pembangkit (MP)). SemuaTak KAjarang ekonomimenggunakan kinikereta ber-ACrestorasi (M1) dan pembangkit (P) secara terpisah).
 
== Tipe kelas pada Kereta Ekonomi ==
=== Kereta Ekonomi AC (PSOSubsidi/Non PSOKomersial/Lokal) ===
[[Berkas:Kamandaka-Int01.JPG|jmpl|Interior kereta api ekonomi PSO, seperti pada [[kereta api Kalijaga]].]]
Kereta ekonomi AC adalah kelas Kereta api terbawah di Indonesia, dengan tarif yang menyesuaikan dengan perekonomian negara (karena beberapa perjalanan menggunakan Subsidi berdasarkan kesepakatan PSO.). Kereta ini, pada awal sebelum 2014, memiliki ciri-ciri berupa striping (''livery'') jingga orange-biru bergaris kuning-orange, dengan (atau tidak dengan) logo [[Kementerian Perhubungan Indonesia|Kemenhub]] di dekat pintu kiri dan logo [[PT Kereta Api Indonesia|PT KAI]] di dekat pintu kanan, serta merupakan produk [[impor]] sejak masa PJKA maupun buatan [[PT Inka|PT INKA]].
 
Pada kereta ekonomi PSObiasa juga terdapat ''livery'' lain berupa warna orange-[[hijau]] bermotif daun dengan logo Kemenhub dan PT KAI (sering disebut [[NutriSari]] karena kemiripannya), yang merupakan produk dari [[PT Inka|PT INKA]] produksi 2008-2009. Setelah 2014, kereta Ekonomi AC disamakan ''livery''-nya seperti KA Jayabaya, dengan pintu berwarna oranye, meski pada awalnya terdapat kesalahan pengecatan warna pintu dalam beberapa kereta, yang seharusnya warna oranye menjadi warna biru, yang seharusnya untuk kelas eksekutif.
 
Kereta ekonomikelas PSOekonomi pada umumnya ditarik [[lokomotif]] besar seperti [[CC201]], [[CC203]], atau [[CC204]]. Terkadang [[CC206]] dioperasikan untuk menggantikan ketiga jenis lokomotif tersebut.
 
Pada [[Januari]] [[2015]] subsidi PSO untuk kereta ekonomi AC jarak jauh dan jarak menengah mulai dihapus. Tidak ada lagi nama dan istilah "tarif ''flat''" untuk semua jurusan dan tarif dibatasi oleh tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB), dan ini serupa dengan kereta bisnis maupun eksekutif. Pada [[1 Maret]] [[2015]], kontrak PSO ditandatangani<ref>Majalah KA Edisi Januari 2015</ref>, namun mengalami penundaan karena pada [[1 April]] [[2015]] tarif kereta api jarak jauh dan menengah dinaikkan hingga dua kali lipatnya. Setelah 1 Januari 2019, beberapa layanan kereta api dicabut kontrak PSO nya sehingga menjadi kereta kelas komersial.
 
Kereta ekonomi lama diproduksi pada tahun [[1953]]-[[1954]], [[1964]]-[[1966]], [[1968]], [[1973]], [[1975]]-[[1976]], [[1978]], [[1980]], [[1985]], dan merupakan produk impor dari berbagai pabrik yakni [[Nippon Sharyo]] dan [[Arad]] [[Rumania]]. Khusus untuk kereta ekonomi buatan tahun [[1993]] dan seterusnya adalah produk rakitan baru ataupun modifikasi [[PT Inka|PT INKA]] Madiun. Pada tahun 2010 ke atas INKA sudah tak lagi memproduksi kereta ekonomi PSObiasa, dan difokuskan pada kereta ekonomi AC plus.
 
=== Kereta Ekonomi AC Plus Nonpesanan PSO (Kemenhub) ===
[[Berkas:Jayby-Int02.JPG|jmpl|Interior kereta api ekonomi non-PSO, seperti pada [[kereta api Jayabaya|Jayabaya]]]]Kereta kelas ini mulai diperkenalkan pada tahun 2010 sebagai upaya penggantian kereta kelas Bisnis serta untuk meremajakan rangkaian kereta yang ada. Kereta ekonomi ini diproduksi oleh PT INKA Madiun dan merupakan kereta kerjasama antara PT KAI dengan Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Kereta pertama yang diperkenalkan adalah [[Kereta api Bogowonto]]. Susunan kereta ini adalah 64-80 tempat duduk berhadapan, dengan ciri khas pintu plus yaitu pintu "kupu-kupu" (kecuali Kereta khusus [[Difabel]]), serta pola jendela yang khas. Stripping pada awalnya berwarna biru muda bermotif gelombang warna biru tua dengan logo Kemenhub dan tulisan '''ek'''onomi AC. Sekarang rangkaian kereta ini telah mengikuti striping selendang pecut seperti KA Jayabaya.
 
=== Kereta Ekonomi AC Plus New Image 2016 ===
Baris 30:
Kereta api tersebut kemudian direncanakan untuk mengganti rangkaian kereta api bisnis milik [[kereta api Fajar Utama Yogya|Fajar]], [[kereta api Senja Utama Yogya|Senja Utama Yogya]] dan [[kereta api Mutiara Selatan]] yang kemudian dimutasi untuk rangkaian kereta bisnis untuk perjalanan Semarang dan Cirebon. Akan tetapi, kereta tersebut kemudian dikritik oleh sejumlah pengguna jasa dan bahkan sampai kepada para pecinta kereta api (''[[railfans]]'') karena jarak antarkursi yang sempit dan mengakibatkan kaki penumpang tidak leluasa. Oleh karena itulah, PT KAI memutuskan menarik kereta ekonomi tersebut dan mengembalikan sejumlah rangkaian lama untuk tiga kereta api tersebut. Kereta ekonomi AC kemudian dijalankan hanya di sebagian KA jarak menengah saja, menanti giliran desain ulang kereta tersebut.<ref>[https://idrailnews.wordpress.com/2016/10/11/kereta-ekonomi-terbaru-dipetisi-berikut-tindak-lanjut-dari-pt-kai/ Kereta Ekonomi Terbaru Dipetisi, Berikut Tindak Lanjurt dari PT KAI]</ref>
 
Rangkaian Kereta ekonomi 2016 kebanyakan dialokasikan ke KA jarak menengah seperti [[Kereta api Kaligung Mas|Kereta api Kaligung]] (Semarang Poncol-Brebes pp.), [[kereta api Ambarawa Ekspres]] (Surabaya Pasar Turi-Semarang Poncol pp.), serta [[Kereta api Menoreh]] (Semarang Tawang-Pasarsenen pp.) (Pengecualian karena kereta api ini tergolong KA jarak jauh); maupun kelas campuran seperti [[Kereta api Tegal Bahari]] (Gambir-Tegal pp.), [[Kereta api Sancaka]] (Surabaya Gubeng-Yogyakarta pp), dan [[Kereta api Argo Parahyangan]] (Gambir-Bandung pp.). Karakteristiknya adalah kaca panorama dupleks (seperti [[Kereta api Argo Bromo Anggrek]]), tempat duduk yang menghadap ke tengah rangkaian (dengan ''pivot'' tempat duduk nomor 11 dan 12), serta "jarak tempat duduk menyerupai jarak antar tempat duduk kelas ekonomi di [[Boeing 747]]".
 
=== Kereta Ekonomi AC Premium produksi 2017 (livery Bunga Teratai) ===
Baris 38:
Pada tanggal 15 Juni 2017, kereta ekonomi premium dijalankan untuk keperluan arus mudik-lebaran sebagai kereta api Mataram Premium (Lempuyangan-Pasarsenen pp.), Mantab Premium (Madiun-Semarang Tawang-Pasarsenen pp.), dan GBMS Premium (Surabaya Gubeng-Pasarsenen pp.). Sementara Tawang Jaya Premium (Semarang Poncol-Pasarsenen pp.) dijalankan pada tanggal 20 Juni 2017. Mulai tanggal 26 September 2017, rangkaian ekonomi premium juga dialokasikan untuk [[Kereta api Wijaya Kusuma|KA Wijaya Kusuma]] (Solo Balapan - Yogyakarta - Cilacap pp) yang akan diluncurkan dan beroperasi secara reguler, lalu 2 hari berikutnya, KA GBMS Premium (Surabaya Gubeng - Pasarsenen) yang dalam perkembangannya beroperasi reguler dengan nama [[kereta api Jayakarta]] Premium.<ref>[http://www.tribunnews.com/bisnis/2017/06/15/jadwal-dan-harga-tiket-kereta-api-ekonomi-premium-untuk-mudik-lebaran Tribun Bisnis: Jadwal dan Harga Tiket Kereta Api Ekonomi Premium untuk Mudik Lebaran]</ref>
 
RangkaianPada Nataru 2017-2018, rangkaian kereta ekonomi premium ini sebagian besar hanya dialokasikan untuk kereta api tambahan saja, termasuk pada angkutan natal dan tahun baru (nataru) Desember 2017 - Januari 2018. Kereta api tambahan saat nataru di antaranya [[kereta api Tawang Jaya]] premium (Semarang-Pasar Senen pp.), [[kereta api Argo Parahyangan|Argo Parahyangan Premium]] (Gambir-Bandung pp.), kereta api Tambahan Surabaya-Malang pp., dan [[kereta api Mutiara Timur]] Tambahan (Yogyakarta-Banyuwangi pp.).<ref>http://suryamalang.tribunnews.com/2017/06/20/kereta-api-premium-ini-siap-angkut-warga-malang-catat-tarif-tiketnya-saat-mudik-lebaran</ref><ref>https://www.jawapos.com/radarbanyuwangi/read/2017/12/18/34072/ka-mutiara-timur-jurusan-jogja-dioperasikan-ini-alasannya</ref> Sejak 2019, rangkaian kereta ini sudah mulai digunakan reguler di Sumatera dan Jawa.
 
=== Kereta Ekonomi AC Premium produksi 2018 (''[[Baja nirkarat|Stainless Steel]]'') ===
Baris 45:
Rangkaian ini diuji coba tanggal 19 Januari di lintas Madiun-Cirebon lewat Purwokerto lalu kembali ke Madiun lewat Semarang. Selain itu, INKA juga memproduksi kereta eksekutif terbaru 2018 yang juga akan diujicobakan.<ref>https://www.kaorinusantara.or.id/newsline/104347/berbodi-stainless-rangkaian-ekonomi-premium-produksi-2018-diuji-coba</ref>
 
Rangkaian ini merupakan rangkaian kelas Ekonomi AC pertama sejak Ekonomi AC Plus 2010 yang tidak menyertakan kereta difabel, serta rangkaian pertama yang memiliki kereta makan kelas eksekutif (M1) dan pembangkit (P) langsung dari pabrik PT INKA Madiun, tidak lagi menggunakan Kereta MakanRestorasi Berpembangkit (MP3) untuk sumber dayanya.
 
== Penomoran ==
Baris 102:
| [[Stasiun Pasar Senen|Pasar Senen]] - Purwokerto - [[Stasiun Kutoarjo|Kutoarjo]]
| Kutoarjo (KTA)
| Ekonomi AC Premium ''Stainless Steel''
| 2018 (Trainset campuran)
| ''Beroperasi''
Baris 202:
|}
 
'''Layanan kereta api kelas ekonomi AC PSOSubsidi / non-PSOKomersial / KRD / KA Lokal di Pulau Jawa'''
 
{| class="wikitable"
Baris 215:
| [[Stasiun Pasar Senen|Pasar Senen]] - [[Surabaya Gubeng]]
| Jakarta Kota (JAKK)
| Ekonomi AC '''PSOKomersial'''
| ''Beroperasi''
|-
Baris 221:
| [[Stasiun Pasar Senen|Pasar Senen]] - [[Stasiun Blitar|Blitar]]
| Blitar (BL)
| Ekonomi AC '''PSOKomersial'''
| ''Beroperasi''
|-
Baris 227:
| [[Stasiun Pasar Senen|Pasar Senen]] - [[Stasiun Malang|Malang]]
| Malang (ML)
| Ekonomi AC '''PSOKomersial'''
| ''Beroperasi''
|-
Baris 233:
| [[Stasiun Pasar Senen|Pasar Senen]] - [[Surabaya Pasar Turi]]
| Surabaya Pasarturi (SBI)
| Ekonomi AC '''non-PSOKomersial'''
| ''Beroperasi''
|-
Baris 239:
| [[Stasiun Pasar Senen|Pasar Senen]] - [[Stasiun Lempuyangan|Lempuyangan]]
| Yogyakarta (YK)
| Ekonomi AC '''non-PSOKomersial'''
| ''Beroperasi''
|-
Baris 245:
| [[Stasiun Pasar Senen|Pasar Senen]] - [[Stasiun Semarang Poncol|Semarang Poncol]]
| Semarang Poncol (SMC)
| Ekonomi AC '''non-PSOKomersial'''
| ''Beroperasi''
|-
Baris 251:
| [[Stasiun Pasar Senen|Pasar Senen]] - [[Stasiun Purwokerto|Purwokerto]]
| Purwokerto (PWT)
| Ekonomi AC '''PSOSubsidi'''
| ''Beroperasi''
|-
Baris 257:
| [[Stasiun Pasar Senen|Pasar Senen]] - [[Stasiun Purwosari|Purwosari]]
| Solo Balapan (SLO)
| Ekonomi AC '''PSOSubsidi'''
| ''Beroperasi''
|-
Baris 263:
| [[Stasiun Kiaracondong|Kiaracondong]] - [[Stasiun Blitar|Blitar]]
| Blitar (BL)
| Ekonomi AC '''PSOSubsidi'''
| ''Beroperasi''
|-
Baris 269:
| [[Stasiun Kiaracondong|Kiaracondong]] - [[Stasiun Kutoarjo|Kutoarjo]]
| Kutoarjo (KTA)
| Ekonomi AC '''PSOSubsidi'''
| ''Beroperasi''
|-
Baris 275:
| [[Stasiun Surabaya Pasarturi|Surabaya Pasar Turi]] - [[Stasiun Semarang Poncol|Semarang Poncol]]
| Surabaya Pasarturi (SBI)
| Ekonomi AC '''PSOSubsidi'''
|''Beroperasi''
|-
Baris 281:
| [[Stasiun Kiaracondong|Kiaracondong]] - [[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]]
| Sidotopo (SDT)
| Ekonomi AC '''PSOKomersial'''
| ''Beroperasi''
|-
Baris 287:
| [[Stasiun Purwokerto|Purwokerto]] - [[Stasiun Jember|Jember]]
| Purwokerto (PWT)
| Ekonomi AC '''PSOKomersial'''
| ''Beroperasi''
|-
Baris 293:
| [[Stasiun Lempuyangan|Lempuyangan]] - [[Stasiun Banyuwangi Baru|Banyuwangi]]
| rowspan="2" | Banyuwangi (BW)
| Ekonomi AC '''PSOSubsidi'''
| ''Beroperasi''
|-
| [[Kereta api Tawang Alun|Tawang Alun]]
| [[Stasiun Malang|Malang]] - [[Stasiun Banyuwangi|Banyuwangi]]
| Ekonomi AC '''PSOSubsidi'''
| ''Beroperasi''
|-
Baris 304:
| [[Stasiun Pasar Senen|Pasar Senen]] - [[Stasiun Tegal|Tegal]]
| Yogyakarta (YK)
| Ekonomi AC '''PSOSubsidi'''
| ''Beroperasi''
|-