Maria Theresia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 178:
Kaisar Franz mangkat pada tanggal 18 Agustus 1765 saat ia sedang berada di [[Innsbruck]] untuk merayakan pernikahan putra keduanya, [[Leopold II, Kaisar Romawi Suci|Leopold]]. Maria Theresia sendiri sangat terguncang. Ia sungguh berduka sampai-sampai ia tidak lagi memakai perhiasan, memotong rambutnya menjadi pendek, melukis kamarnya menjadi hitam, dan juga mengenakan pakaian berduka hingga ajal menjemput. Ia menarik diri dari kehidupan istana, acara publik, dan teater. Pada masanya sebagai seorang janda, ia menghabiskan seluruh bulan Agustus dan setiap tanggal ke-18 sendirian di dalam kamarnya, dan hal ini sangat berdampak terhadap kondisi kejiwaannya.{{sfn|Yonan|2003|pp=112}} Ia menjelaskan keadaan pikirannya tidak lama setelah kematian Franz: "Aku sudah tidak mengenal diriku lagi, karena aku kini bagaikan seekor binatang yang tidak menjalani kehidupan yang sesungguhnya dan tak berakal."{{sfn|Crankshaw|1970|pp=267}}
 
Setelah Joseph menjadi Kaisar Romawi Suci, ia memerintah wilayah yang lebih kecil daripada wilayah ayahnya pada tahun 1740. Maria Theresia menyadari bahwa wilayah kekuasaan anaknya harus diperbesar untuk memperkuat posisinyakedudukannya sebagai kaisar,{{sfn|Beales|2005|p=194}} alhasil ia mengumandangkan Joseph II sebagai penguasa pendamping pada 17 September 1765.{{sfn|Beales|2005|pp=192}} Semenjak itu, mereka berdua seringkali berselisih pandang. Warisan sebesar 22 juta gulden yang diterima oleh Joseph dari ayahnya dimasukkan ke dalam kas negara. Kemudian, Maria Theresia kembali berduka setelah kematian Haugwitz pada Februari 1766. Ia lalu menyerahkan kekuasaan militer mutlak kepada Joseph setelah wafatnya Leopold Joseph von Daun.{{sfn|Crankshaw|1970|pp=268, 271}}
 
Menurut sejarawan Austria-Amerika Serikat [[Robert A. Kann]], Maria Theresia adalah seorang penguasa monarki yang cakap, tetapi Joseph dan Leopold lebih unggul darinya dalam hal intelektual. Walaupun begitu, Kann menegaskan bahwa ia memiliki hati yang baik, berpikir secara pragmatis, pantang menyerah, dan mempunyai persepsi yang matang. Ia juga mau mengakui keunggulan akal beberapa penasihatnya, dan ia selalu mempertimbangkan nasihat mereka sebelum membuat kebijakan. Pada saat yang sama, ia tetap didukung oleh para menterinya bahkan saat mereka berselisih pandang dengan Maria. Namun, Joseph gagal membangun hubungan yang baik dengan para penasihat ibunya, walaupun cara pandang mereka mengenai pemerintahan lebih dekat dengan Joseph daripada ibunya.{{sfn|Kann|1980|pp=157}}