Torro Margens: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perapihan artikel
Perbaikan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 29:
Namun, di awal kariernya sebagai aktor, Torro pernah berpindah profesi sebagai penerjemah. Namun karena ia tidak betah, Torro memutuskan untuk keluar dan kembali ke seni peran. Ia kembali memulai kariernya di bidang tersebut dari nol–siang hari melakukan syuting film dan malam hari Torro bahkan pernah mengecat trotoar untuk menyambung hidup.<ref>{{cite web|url=http://www.harnas.co/2016/04/11/torro-margens-pernah-ngecat-trotoar-untuk-menyambung-hidup|title=Torro Margens Pernah 'Ngecat' Trotoar Demi Menyambung Hidup |first=Herman |last=Sina |date=11 April 2016 |accessdate=12 April 2016 |website=Harian Nasional}}</ref>
 
DariSejak tahun 1974 hingga 2018, Torro Margens sudah terlibat didalam banyakberbagai film maupun sinetron. Peran antagonis menjadi spesialiasinya. Beberapa dari puluhan judul film yang pernah dibintanginya antara lain: ''Ciuman Beracun'' (1976), ''[[Si Buta dari Gua Hantu]]'' (1977), ''[[Sirkuit Cinta]]'' (1978), ''Sirkuit Kemelut'' (1980), ''[[Perawan Rimba]]'' (1982), ''[[Ken Arok-Ken Dedes]]'' (1983), ''[[Tutur Tinular III]]'' (1992), ''[[Si Kabayan Mencari Jodoh]]'' (1994), ''[[Janus: Prajurit Terakhir]]'' (2003), ''[[9 Naga]]'' (2006), ''[[Tendangan dari Langit]]'' (2011), ''[[Mencari Hilal]]'' (2014), hingga film terakhir yang ia perankan, ''[[Love for Sale]]'' (2018).<ref>{{cite web|url=https://www.imdb.com/filmosearch?sort=year&explore=title_type&role=nm1098463&ref_=nmbio_ql_flmg_1|title=Latest Titles With Torro Margens |language=en |website=[[Internet Movie Database]] |accessdate=4 Januari 2019}}</ref>
 
Torro juga pernah menjajal karier sebagai sutradara. Beberapa film yang pernah disutradarai oleh Torroolehnya antara lain: ''Bercinta dalam Duka'' (1984), ''[[Preman (film)|Preman]]'' (1985), ''Yang Perkasa'' (1986), ''[[Pernikahan Berdarah]]'' (1987), ''[[Lukisan Berlumur Darah]]'' (1988) dan ''Cinta Berdarah'' (1989), ''Sepasang Mata Maut'' (1989), ''Prabu Anglingdarma'' (1990), ''Prabu Anglingdarma 2'' (1990), ''[[Saur Sepuh V|Saur Sepuh V (Istana Atap Langit)]]'' (1992), ''Surgaku Nerakaku'' (1994) dan ''[[Kabut Asmara]]'' (1994). Selain menjadi sutradara, di antara beberapa film yang disebut di atas, Torro pun bertindak sebagai pemain sekaligus penata skenario.
 
Saat [[perfilman Indonesia]] mengalami "mati suri", Torro Margens hijrah ke [[sinetron]] demi kelangsungan ekonomi keluarganya. Cobaan kembali menghadang Torro saat krisis ekonomi melanda Tanah Air di pengujung 1990-an. Ia tidak punya penghasilan karena tidak main sinetron untuk beberapa lama. Untuk menghidupkanmenghidupi keluarganya, ia terpaksa menjadi supir omprengan.<ref>{{cite web|url=https://gaya.tempo.co/read/1161663/karier-torro-margens-dari-aktor-hingga-supir-omprengan/full&view=ok|title=Karier Torro Margens, dari Aktor Hingga Supir Omprengan |website=[[Tempo.co]] |editor=Mitra Tarigan |date=4 Januari 2019 |accessdate=4 Januari 2019}}</ref>
 
Setelah tahun 1999, perekonomian Torro Margens mulai bangkit. Banyak sinetron yang ia bintangi diantaranya ''Melangkah Di Atas Awan'', ''Balada Dangdut'', ''Keluargaku Sorgaku'', ''PadaMu Kubersimpuh'', ''Serpihan Badai'', ''[[Hidayah]]'', ''[[Rahasia Ilahi]]'', ''[[Tukang Bubur Naik Haji The Series]]'' dan ''[[Utusan Dari Surga]]''.
 
Dari tahun 2004 hingga 2006, Torro juga sempat menjajal kemampuannya sebagai presenter ''[[Gentayangan]]'', semacam program uji nyali yang pernah ditayangkan di stasiun televisi [[MNCTV|TPI]].<ref>{{cite web|url=https://hot.detik.com/tv-news/295436/tambah-sinetron-spiritual-tpi-kurangi-gentayangan|title=Tambah Sinetron Spiritual, TPI Kurangi ''Gentayangan'' |date=21 Februari 2005 |accessdate=22 Februari 2005 |website=[[Detik.com|detikHOT]]}}</ref>