Jalur kereta api Purwosari–Wonogiri–Baturetno: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Sejarah: Tidak valid
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 47:
Fakta menarik dari SoTM adalah, perusahaan ini sudah berkeinginan untuk memiliki sebuah lokomotif uap sejak tiga tahun jalur beroperasi, yaitu tahun 1895. Hal ini diperparah dengan banyaknya unit kuda SoTM yang terjangkit penyakit pada tahun 1899. Akhirnya, pada tahun 1906, SoTM resmi menandatangani kontrak kerja sama operasional dengan [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS),<ref name=":0" /> yang membuat SoTM mengerdil dan akhirnya diakuisisi NIS.
 
Konsesi baru akhirnya diterbitkan untuk perpanjangan jalur Solo–Wonogiri–Kakap, pada tanggal 9 Agustus 1920. Perpanjangannya diresmikan sejak tanggal 1 April 1922 ini semula tidak hanya menghubungkan Wonogiri dengan kota Solo namun juga mencapai [[Baturetno, Wonogiri|Baturetno]] sejak 1 Oktober 1923.<ref>{{Cite book|title=Indische Spoorweg-Politiek|last=Reitsma|first=S.A.|publisher=Landsdrukkerij|year=1916|isbn=|location=|pages=}}</ref> Namun, sejak 1 Mei 1978 lintas Wonogiri–Baturetno ditutup. Soekirlan, Kepala Humas PJKA Eksploitasi Tengah menyatakan bahwasanya jalur kereta api dari Wonogiri menuju Baturetno telah dinonaktifkan sehubungan dengan dimulainya pembangunan Bendung Gajah Mungkur di Wonogiri. <ref name="koran pelita">{{Citenews|title=Setelah dipakai 54 tahun: Lintas KA Baturetno–Wonogiri ditutup|publisher=Pelita|location=Semarang}}</ref>
 
Semasa aktifnya, selain mengangkut penumpang juga mengangkut batu gamping untuk memenuhi kebutuhan beberapa pabrik gula seperti Pabrik Gula Tasikmadu, Gondang Baru, Colomadu dan Mojo. Pada tahun 1975, jalur ini telah berhasil memenuhi kebutuhan pabrik gula dengan mengangkut gamping sebanyak 22.539 ton dan pendapatan sebesar Rp. 23.374.380,00. Lalu pada tahun 1976 sebanyak 21.470 ton gamping dengan pendapatan sebesar Rp. 22.265.280,00, kemudian pada tahun 1977 tercatat mengangkut 9.310 ton dengan pendapatan Rp. 9.655.110,00. Terakhir pada tahun 1978 (satu kwartal / tiga bulan pertama) mengangkut batu gamping sebanyak 5.717 ton dengan pendapatan Rp 4.888.470,00.<ref name="koran pelita"/>
 
Perjalanan kereta api terakhirnya sendiri berangkat dari [[Stasiun Baturetno]] pada 30 April 1978 pukul 12.20 WIB dan tiba di [[Stasiun Wonogiri]] pada pukul 13.22 WIB.<ref name="koran pelita"/>
 
Saat ini jalur ini dilayani oleh [[bus rel Bathara Kresna]] dengan relasi [[Stasiun Purwosari|Purwosari]]–[[Stasiun Wonogiri|Wonogiri]], p.p.