Istana Presiden Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan konten Gedung Negara yang ada di Papua
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Dikembalikan ke revisi 12204175 oleh HsfBot (bicara): Rujukan?
Tag: Pembatalan
Baris 7:
* [[Istana Tampaksiring]] di [[Bali]]
* Istana [[Gedung Agung]] di [[Yogyakarta]]
* [[Gedung Negara]] di [[Jayapura]]
 
Dari Sejarahnya, Istana Merdeka, Istana Negara, Gedung Agung, Istana Cipanas, dan Istana Bogor dibangun pada masa Pemerintah [[Hindia Belanda]]. Istana Tampaksiring dibangun pada masa [[Presiden]] [[Soekarno] Dan Gedung Negara dibangun pada masa [[Presiden]] [[Joko Widodo]].
 
Karena pemerintahan Republik Indonesia sejak pengakuan kedaulatan berpusat di Jakarta, maka Istana yang sering digunakan adalah Istana Negara dan kadang-kadang Istana Merdeka yang dulu dikenal dengan Istana Gambir. Baik untuk pemerintahan maupun upacara maupun acara resmi kenegaraan. Selain berfungsi sebagai kantor, Istana Negara digunakan sebagai kediaman Presiden yang sebelumnya merupakan kediaman Gubernur Jendral [[Hindia Belanda]] dan [[Panglima pendudukan Jepang]]. Sejak Indonesia merdeka tercatat Presiden [[Soekarno]] (sejak tahun [[1950]], sebelumnya di kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur 56, dan di Gedung Agung Yogyakarta), Presiden [[Abdurrahman Wahid]], dan Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]]. Sementara Presiden [[Soeharto]] dan Presiden B.J.[[Habibie]] lebih sering menggunakan [[Bina Graha]] sebagai ruang kerjanya. Presiden Soeharto sendiri memilih tinggal di Jalan Cendana sementara Presiden B.J.Habibie tinggal di kawasan Patra Kuningan. Pada masa Presiden [[Megawati Soekarnoputri]], ruang kerja presiden pindah di Istana Negara dengan alasan karena Bina Graha berada di [[Jalan Veteran]] yang lalu lintasnya ramai sehingga mengganggu, selain pertimbangan keamanan. Bina Graha sendiri diubahfungsinya menjadi Museum Istana. Untuk kediamannya, Presiden Megawati memilih tinggal di kediamannya di Jalan kebagusan atau Jalan Teuku Umar.