Mitologi Yunani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-seturu +seteru)
Baris 83:
{{See also|Agama di Yunani Kuno|Dewa Olimpus}}
[[Berkas:0036MAN Poseidon.jpg|200px|kiri|jmpl|Patung [[Poseidon]] di [[Museum Arkeologi Nasional Athena]]. Poseidon merupakan salah [[dewa Olimpus]].]]
Berdasarkan mitologi Era Klasik, setelah kekuasaan para Titan dijatuhkan, [[Pantheon]] [[dewa]] dan [[dewi]] baru pun muncul. Salah satu kelompok dewa Yunani yang paling utama adalah para [[dewa Olimpus|dewa Stenlly Mailuhu]], yang tinggal di puncak [[Gunung Olimpus]] di bawah kepemimpinan Zeus. Gagasan yang membatasi bahwa jumlahnya harus dua belas kemungkinan berasal dari masa modern.<ref name="Stoll8">H.W. Stoll, ''Religion and Mythology of the Greeks'', 8</ref> Selain para dewa Olimpus, bangsa Yunani juga menyembah berbagai dewa pedesaan, misalnya dewa-[[satir]] [[Pan]] dan para [[nimfa]] (peri alam), para dewa laut, para satir, dan banyak lagi yang lainnya. Nimfa sendiri terdiri dari para [[Naiad]] (nimfa mata air), [[Driad]] (nimfa pohon), dan [[Nereid]] (nimfa laut). Selain itu, ada juga para dewa di dunia bawah, misalnya para [[Erinyes]] (dewa angkara murka), yang dikatakan memburu orang-orang yang melakukan kejahatan terhadap keluarga sendiri.<ref name="BrRel">{{cite encyclopedia|title=Greek Religion|encyclopedia=Encyclopaedia Britannica|year=2002}}</ref> Untuk menghormati Pantheon Yunani Kuno, para penyair menyusun Himne Homeros (tiga belas sajak untuk para dewa).<ref name="Cashford174">J. Cashford, ''The Homeric Hymns'', vii</ref> [[Gregory Nagy]] menganggap bahwa "Himne Homeros adalah suatu pembuka sederhana (dibandingkan dengan ''Theogonia''), yang masing-masingnya ditujukan untuk satu dewa yang berbeda-beda'.<ref name="Nagy54">G. Nagy, ''Greek Mythology and Poetics'', 54</ref>
 
Dalam keberagaman yang luas mengenai mitos dan legenda yang terdapat dalam mitologi Yunani, orang Yunani Kuno percaya bahwa para dewa pada dasarnya memiliki tubuh jasmani namun tubuh para dewa adalah tubuh yang ideal. Menurut [[Walter Burkert]], ciri penting dari antropomorfisme Yunani adalah bahwa "para dewa Yunani berwujud orang, dan bukanlah sesuatu yang abstrak, ide ataupun konsep".<ref name="Burkert182">W. Burkert, ''Greek Religion'', 182</ref> Menurut Edith Hamilton, penampakan visual sangat penting bagi orang Yunani kuno, jadi penggambaran para dewa yang ideal berasal dari penampakan "keindahan, kekuatan, dan ketangkasan" yang telah diketahui oleh orang Yunani kuno.<ref name=EH>Hamilton, Edith, ''Mitologi Yunani'', hlm. vii-xii</ref> Terlepas dari bentuk yang mendasari mereka, para dewa Yunani Kuno memiliki banyak sekali kemampuan yang luar biasa, yang paling penting adalah bahwa para dewa tidak dapat terkena penyakit, dan hanya dapat terluka melalui keadaan yang sangat tidak biasa. Orang Yunani menganggap bahwa keabadian adalah karakteristik yang paling unik dari dewa mereka. Keabadian, seperti halnya keadaan awet muda, dihasilkan dari konsumsi [[nektar]] dan [[ambrosia]] secara terus-menerus. Dengan mengonsumsi itu, darah di pembuluh darah para dewa terus-menerus diperbaharui.<ref name="Stoll4">H.W. Stoll, ''Religion and Mythology of the Greeks'', hlm. 4</ref> Meskipun para dewa jauh lebih berkuasa, orang Yunani tetap menjadikan para dewa itu memiliki beberapa ciri yang manusiawi. Dalam beberapa kasus, ada manusia yang disebut lebih mulia daripada dewa.<ref name=EH/>