Babad Arya Tabanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 2:
'''Babad Arya Tabanan''' adalah babad yang dapat diketemukan di tulisan-tulisan [[lontar]] kuno yang dimiliki beberapa Puri ([[Keraton]]) di [[Tabanan]], [[Bali]], [[Indonesia]].
 
Babad ini menceritakan awal ekspedisi [[Majapahit]] ke [[Bali]] yang dipimpin oleh Mahapatih [[Gajah Mada]] dan Arya Damar ([[Adityawarman]]). Dalam babad ini disebutkan ada kisah dizaman dahulu, sekitar tahun saka 1250-1256 ada keturunan raja yang tinggal di Kerajaan Kahuripan menurunkan enam anak laki-laki. Putra sulung bernama Rahaden Cakradara ( suami Raja Putri Majapahit III yang bergelar Jaya Wisnu Wardani atau Ratu Bra Kahuripan ), adik-adiknya secara berturutan bernama Sirarya Dhamar, Sirarya Kenceng, Sirarya Kuta Wandira ( Kuta Waringin ), Sirarya Sentong dan yang bungsu Sirarya Belog ( Tan Wikan ) <ref>RIWAYAT BERDIRI SAMPAI RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASANA TABANAN, KERAMBITAN, DESEMBER 1999, Penyusun : I Gusti Made Aman., hal. 2.</ref>
 
== '''Pendaratan Di Bali''' ==
Baris 328:
* 17. Ni Sagung Ketut Putri
 
== XXI. '''Sirarya Ngurah Rai Perang / I Ratu Puri Dangin <ref>RIWAYAT BERDIRI SAMPAI RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASANA TABANAN, KERAMBITAN, DESEMBER 1999, Penyusun : I Gusti Made Aman, Hal. 84</ref> ,(abhiseka: I Gusti Ngurah Agung) Raja XXI (Tahun 1903 - 1906)''' ==
 
Dia dari Puri Dangin Tabanan, kembali masuk ke Puri Singasana setelah semua Putra mahkota wafat, merupakan '''Raja Tabanan ke XXI''' berkuasa dari tahun 1903 s/d 1906. Ida I Gusti Ngurah Rai Perang tewas muput raga (menusuk diri sendiri) di Denpasar pada tahun 1906 karena tidak mau tunduk kepada Belanda, Putra mahkota Raja Tabanan Ki Gusti Ngurah Gede Pegeg, juga ikut mengakhiri dirinya bersama ayah dia. Sehingga hanya tersisa 2 dua orang Putri Raja dari permaisuri yakni Sagung Ayu Oka dan Sagung Ayu Putu, yang kemudian keduanya pindah dan menetap di Puri Anom Tabanan, karena Puri Agung Singasana Tabanan dibakar habis oleh Belanda. Sagung Ayu Oka kemudian menikah dengan Cramer seorang Klerk Kontrolir Belanda, dan Sagung Ayu Putu menikah dengan Ki Gusti Ngurah Anom, di Puri Anom Tabanan.