Gerakan mahasiswa di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 38:
Sejak kemerdekaan, muncul kebutuhan akan aliansi antara kelompok-kelompok mahasiswa, di antaranya [[Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia]] (PPMI), yang dibentuk melalui Kongres Mahasiswa yang pertama di Malang tahun 1947.
 
Selanjutnya, dalam masa Demokrasi Liberal (1950-1959), seiring dengan penerapan sistem kepartaian yang majemuk saat itu, organisasi mahasiswa ekstra kampus kebanyakan merupakan organisasi dibawah partai-partai politik. Misalnya, GMKI [[Gerakan Mahasiswa kristen Indonesia]], PMKRI [[Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia]] dengan Partai Katholik,[[Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia]] ([[Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia|GMNI]]) dekat dengan PNI, [[Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia]] (CGMI) dekat dengan PKI, [[Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia]] (Gemsos) dengan PSI, [[Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia]] (PMII) berafiliasi dengan Partai NU, [[Himpunan Mahasiswa Islam]] (HMI) dengan Masyumi, dan lain-lain.
 
Di antara organisasi mahasiswa pada masa itu, CGMI lebih menonjol setelah PKI tampil sebagai salah satu partai kuat hasil Pemilu 1955. CGMI secara berani menjalankan politik konfrontasi dengan organisasi mahasiswa lainnya, bahkan lebih jauh berusaha memengaruhi PPMI, kenyataan ini menyebabkan perseteruan sengit antara CGMI dengan HMI dan, terutama dipicu karena banyaknya jabatan kepengurusan dalam PPMI yang direbut dan diduduki oleh CGMI dan juga GMNI-khususnya setelah Konggres V tahun 1961.