Umar bin Khattab: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k hal hal yang sudah mengetahuinya
Baris 18:
 
'''Umar bin Khattab''' berasal dari Bani Adi, salah satu suku [[Quraisy]], suku terbesar di kota [[Mekkah]] saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim, dari Bani Makhzum.<ref name="SejarahIslam">{{cite book|last=Ja'farian|first=Rasul|authorlink=Rasul Ja'farian|year=[[2003]]|title=Sejarah Islam: sejak wafat Nabi {{saw}} hingga runtuhnya Dinasti Bani Umayah (11 - 132 H)|edition=|publisher=Lentera|id=ISBN 979-3018-77-1 }}</ref> Umar memiliki julukan yang diberikan oleh [[Nabi Muhammad]] yaitu ''Al-Faruq'' yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Pada zaman jahiliyah keluarga 'Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka.
 
== Biografi ==
Sebelum memeluk [[Islam]], Umar adalah orang yang sangat disegani dan dihormati oleh penduduk [[Mekkah]]. Umar juga dikenal sebagai seorang peminum berat, beberapa catatan mengatakan bahwa pada saat sebelum memeluk Islam ([[Jahiliyyah]] = masa kekosongan Nabi), Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi seorang Muslim, ia tidak menyentuh [[Minuman beralkohol|alkohol]] sama sekali, meskipun belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas.
 
=== Memeluk Islam ===
Baris 26 ⟶ 23:
 
Pada puncak kebenciannya terhadap ajaran [[Nabi Muhammad]] {{SAW}}, Umar memutuskan untuk mencoba membunuh Nabi Muhammad {{saw}}, namun saat dalam perjalanannya ia bertemu dengan salah seorang pengikut [[Nabi Muhammad]] {{SAW}} bernama [[Nu'aim bin Abdullah]] yang kemudian memberinya kabar bahwa saudara perempuan Umar telah memeluk Islam, ajaran yang dibawa oleh [[Nabi Muhammad]] {{SAW}} yang ingin dibunuhnya saat itu. Karena berita itu, Umar terkejut dan pulang ke rumahnya dengan dengan maksud untuk menghukum adiknya, diriwayatkan bahwa Umar menjumpai saudarinya itu sedang membaca [[Al Qur'an]] surat Thoha ayat 1-8, ia semakin marah akan hal tersebut dan memukul saudarinya. Ketika melihat saudarinya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat, diriwayatkan Umar menjadi terguncang oleh apa yang ia baca tersebut, beberapa waktu setelah kejadian itu Umar menyatakan memeluk Islam, tentu saja hal yang selama ini selalu membelanyani membuat hampir seisi Mekkah terkejut karena seseorang yang terkenal paling keras menentang dan paling kejam dalam menyiksa para pengikut [[Nabi Muhammad]] {{SAW}} kemudian memeluk ajaran yang sangat dibencinya tersebut, akibatnya Umar dikucilkan dari pergaulan Mekkah dan ia menjadi kurang atau tidak dihormati lagi oleh para petinggi Quraisy yang selama ini diketahui selalu membelanya.
 
=== Kehidupan di Madinah ===
Pada tahun 622 M, Umar ikut bersama [[Nabi Muhammad]] {{SAW}} dan pemeluk Islam lain [[hijrah|berhijrah]] (migrasi) (ke [[Yatsrib]] (sekarang [[Madinah]])) . Ia juga terlibat pada [[perang Badar]], Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria. Ia dianggap sebagai seorang yang paling disegani oleh kaum Muslim pada masa itu karena selain reputasinya yang memang terkenal sejak masa pra-Islam, juga karena ia dikenal sebagai orang terdepan yang selalu membela Nabi Muhammad {{saw}} dan ajaran Islam pada setiap kesempatan yang ada bahkan ia tanpa ragu menentang kawan-kawan lamanya yang dulu bersama dia ikut menyiksa para pengikut [[Nabi Muhammad]] {{SAW}}.
 
=== Wafatnya Nabi Muhammad ===
Baris 55 ⟶ 49:
 
=== Wafat ===
Umar bin Khattab dibunuh oleh [[Abu Lu'lu'ah al-Majusi|Abu Lukluk (Fairuz)]], seorang budak yang fanatik pada saat ia akan memimpin [[salat]] Subuh. Fairuz adalah orang [[Persia]] yang masuk [[Islam]] setelah [[Persia]] ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara adidaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah wafat, jabatan khalifah dipegang oleh [[Usman bin Affan]].
 
Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu:{{citation needed}}
 
Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu:{{citation needed}}
# Bila engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
# Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.