Roosseno Soerjohadikoesoemo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 50:
Pada masa pendudukan Jepang, tanggal 1 April 1944 Roosseno diangkat menjadi Guru Besar ''(Kyodju)'' dalam bidang Ilmu Beton di ''[[Bandung Kogyo Daigaku]]'' (Sekolah Tinggi Teknik yang didirikan pemerintah pendudukan Jepang di lokasi [[TH Bandung]] yang ditutup tahun 1942).<ref>[http://wiryanto.wordpress.com/2008/08/02/100-tahun-roosseno/ Wiratman Wangsadinata, “100 Tahun Roosseno”, Kompas, Sabtu, 2 Agustus 2008]</ref>
Pada bulan Agustus 1945 (20/27-??) hari Senin di ruang Aula Barat ''[[Bandung Kogyo Daigaku]]'' (sekarang [[ITB]]) dilakukan timbang terima ''[[Bandung Kogyo Daigaku]]'' dari bala tentara Jepang kepada Pemerintah Republik Indonesia. Suatu kelompok insinyur Indonesia yang bercita-cita: Soenaryo, [[Soewandi Notokoesoemo]], Abidin, dan Roosseno mengambil alih Kogyo Daigaku dari bala tentara Jepang kepada Republik Indonesia yang baru hidup 1 minggu.
Pada bulan November 1945 STT Bandung dipindahkan ke Yogyakarta dengan sebutan '''STT Bandung di Yogya''', dan atas usaha Ir. [[Wreksodiningrat]] pada 17 Februari 1946 dibuka kembali dengan ketua Prof. Ir. R. Roosseno.<ref>Sakri, A. (1979a). ''Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979'', Jilid 1: Selintas perkembangan ITB. Bandung: Penerbit ITB.</ref>{{Rp|27}} Roosseno memimpin sekolah tersebut hingga kemudian diganti oleh Prof. Ir. [[Wreksodiningrat]] pada tanggal 1 Maret 1947.<ref>Anshoriy, M. N. (2008). Pendidikan berwawasan kebangsaan: kesadaran ilmiah berbasis multikulturalisme. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.</ref>{{Rp|88}}
|