Nasi minyak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 15:
}}
'''Nasi minyak''' adalah [[masakan]] khas [[Sumatera Selatan]] berupa olahan [[nasi]] yang dimasak dengan [[minyak samin]] dan [[rempah-rempah]] khas Nusantara dan Timur-Tengah. Sekilas nasi minyak terlihat seperti [[nasi kebuli]], hal ini dikarenakan nasi minyak merupakan masakan Palembang yang memang mendapat pengaruh dari Timur-Tengah tempat nasi kebuli itu berasal. Nasi minyak biasanya disajikan bersama pelbagai pelengkap, seperti [[Gulai Malbi|daging malbi]], sate pentol, ayam goreng, acar ketimun, kismis dan sambal nanas.
Nasi minyak memiliki cita rasa gurih khas rempah timur tengah dengan aroma bumbu yang kuat. Nasi minyak biasanya disajikan pada acara-acara tertentu saja, seperti pesta perkawinan, syukuran, [[Idulfitri]], [[Iduladha]], dan sebagai sajian istimewa di bulan [[Ramadan]]. Nasi minyak banyak ditemukan di seluruh [[Provinsi]] [[Sumatera Selatan]] dan juga di Provinsi [[Jambi]].
== Sejarah ==
Sajian Nasi minyak merupakan kuliner hasil asimilasi antara budaya lokal [[Suku Palembang|Melayu Palembang]] dan pendatang [[Arab-Indonesia|Arab]] yang banyak menetap di kawasan Pasar Kuto, [[Kota Palembang]]. Nasi minyak adalah adaptasi dari [[nasi kebuli]] terhadap selera lidah orang [[Indonesia]]. Jika nasi kebuli biasanya menggunakan beras basmati sebagai bahan utama, maka nasi minyak di Sumatera Selatan dan Jambi menggunakan beras lokal. Nasi minyak terkadang juga menggunakan santan kelapa sebagi pengganti susu kambing atau susu sapi sebagai bumbu. Perbedaan nasi minyak [[Jambi]] dengan nasi minyak [[Palembang]] adalah nasi minyak [[Jambi]] disantap bersama dengan kuah kari.<ref name="sejarah">http://travel.kompas.com/read/2015/01/06/180900227/Nasi.Minyak.Dulu.Hanya.Disantap.Keluarga.Sultan. Diakses tanggal 11-11-2017.</ref><ref name="jambe">https://en.tempo.co/read/news/2017/03/02/199852011/William-Wongso-Comments-on-Cuisine-Served-for-King-Salman. Diakses tanggal 11-11-2017</ref>
Pada zaman dahulu nasi minyak adalah makanan istimewa yang hanya disajikan kepada lingkungan keluarga Kesultanan Palembang Darussalam saja. Nasi minyak biasanya menjadi sajian rutin bagi Sultan Palembang setiap hari jumat selepas beliau menunaikan ibadah sholat jumat. Nasi minyak juga sering disajikan bagi tamu-tamu agung yang melawat ke wilayah Kesultanan Palembang Darussalam.
== Cara memasak ==
Nasi minyak memiliki bahan utama berupa beras dan [[minyak samin]]. Rempah-rempah yang teridiri dari [[kayu manis]], [[bunga lawang]], [[Jintan hitam|jinten]], [[pala]], [[kapulaga]], [[ketumbar]], dan bunga pala direbus bersama hingga menghasilkan [[Kaldu|air kaldu]] rempah yang akan dimasak sebagai air untuk menanak nasi minyak. [[Bawang merah]], [[bawang putih]] halus, [[jahe]] bubuk, dan [[nanas]] yang telah dihaluskan ditumis bersama dengan menggunakan [[minyak samin]]. Setelah bawang merah bersama bumbu lain mulai berubah warna dan wangi, kemudian masukkan bubuk [[kari]], [[Garam dapur|garam]], [[saus tomat]], [[susu]] atau [[santan]], [[daun bawang]], dan bubuk jahe. Lalu masukkan air kaldu rempah yang sudah dimasak sebelumnya sebagai air untuk menanak nasi. Lalu masukkan [[beras]] kedalam panci atau belanga dan aduk beras bersama bumbu-bumbu lain hingga tercapur rata kemudian kecilkan api dan tunggu hingga dua puluh menit.
Nasi minyak dapat disantap bersama lauk pauk dan pelengkap lainnya. Di Palembang dan [[Sumatera Selatan]] umumnya nasi lemak disajikan bersama [[Gulai Malbi|daging malbi]], sate pentol, ayam goreng, acar ketimun, kismis dan sambal nanas.
== Referensi ==
|