Eksil: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 9:
Perbendaharaan ‘eksil politik’ juga terdapat dalam lakon cerita wayang purwa yang berjudul “Pandhawa Tundhung”, disadur dari salah satu episode dalam kakawin Mahabharata atau Astadasaparwa, yaitu episode Wirataparwa. Isi dan intinya, bahwa setelah Pandawa kalah dalam bermain dadu – bahasa seni untuk ‘perang diplomasi’– dari musuh bebuyutannya, yaitu Kurawa, Pandawa dihukum buang selama 13 tahun, dan identitas mereka harus dihapus selama dalam pembuangan itu.<ref name="eksil3"/> Para Pandawa yang telah membuang ciri-ciri dan jatidiri mereka, mencari suaka di wilayah Kerajaan Wirata. Pandawa hidup sebagai eksil Politik!<ref name="eksil3"/>
 
Ada dua contoh lain tentang eksil politik di dalam sejarah Indonesia, dari babakan sejarah yang jauh lebih muda, yaitu tentang masuknya Islam ke Jawa pada sekitar awal abad ke-15. <ref name="eksil3"/> Masyarakat Badui berikut kebudayaan dan tradisinya di Banten Selatan, yang menutup diri dari dunia luar sampai sekarang, ialah mantan warga dinasti Tarumanegara yang menyingkir ketika kekuatan Islam menundukkan dinasti Tarumanegara dan membangun kerajaan Islam Banten di pantai barat Pulau Jawa.<ref name="eksil3"/>
 
Hal serupa terjadi pada masyarakat ‘Wong Using’ di Gunung Tengger Jawa Timur.<ref name="eksil3"/> Mereka, ‘Masyarakat Using’ itu, adalah sebagian dari masyarakat Hindu-Budha penduduk kerajaan Hindu-Budha Majapahit, yang menolak kekuasaan Islam, dan melarikan diri naik ke kaki pegunungan Bromo dan Tengger.<ref name="eksil3"/> ‘Using’ dari kata ‘sing’ ekuivalen dari kata Indonesia ‘tidak’ (bandingkan dengan kata ‘sèng’ dalam dialek Melayu-Ambon).<ref name="eksil3"/>