Invasi Kesultanan Demak ke Melaka Portugis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 17:
Kapal-kapal ini dikumpulkan dari banyak kota di Jawa. Setelah peperangan berakhir, Tome Pires melaporkan bahwa banyak kota yang melemah kekuatan perdagangannya karena kapalnya telah digunakan oleh Pati Unus.
[[Berkas:Djong Pati Unus.jpg|jmpl|300x300px|Perbandingan jung yang dinaiki Pati Unus dengan galleon Barat]]
Pada Januari 1513 Pati Unus mencoba mengejutkan Malaka, membawa sekitar 100 kapal dengan 5.000 tentara Jawa dari [[Kabupaten Jepara|Jepara]] dan [[Kota Palembang|Palembang]]; Meskipun dikalahkan, Patih Unus berlayar pulang dan mendamparkan kapal perangnya sebagai monumen perjuangan melawan orang-orang yang disebutnya paling berani di dunia. Ini memenangkannya beberapa tahun kemudian dalam tahta Demak. Dalam sebuah surat kepada Alfonso de Albuquerque, dari Cannanore, 22 Februari 1513, Fernao Peres de Andrade, Kapten armada yang diarahkan Pate Unus, mengatakan: "Jung milik Pati Unus adalah yang terbesar yang dilihat oleh orang-orang dari daerah ini. Ia membawa seribu orang tentara di kapal, dan Yang Mulia dapat mempercayaiku ... bahwa itu adalah hal yang sangat luar biasa untuk dilihat, karena Anunciada di dekatnya tidak terlihat seperti sebuah kapal sama sekali. Kami menyerangnya dengan ''bombard'', tetapi bahkan tembakan yang terbesar tidak menembusnya di bawah garis air, dan (tembakan) ''esfera'' (meriam besar Portugis) yang saya miliki di kapal saya berhasil masuk tetapi tidak tembus; kapal itu memiliki tiga lapisan besi, yang semuanya lebih dari satu koin tebalnya. Dan kapal itu benar-benar sangat mengerikan bahkan tidak ada orang yang pernah melihat sejenisnya. Butuh waktu tiga tahun untuk membangunnya, Yang Mulia mungkin pernah mendengar cerita di Malaka tentang Pati Unus, yang membuat armada ini untuk menjadi raja Malaka. " - Fernao Peres de Andrade, Suma Oriental<ref>Pires, Tome (1944). ''Suma Oriental''.</ref>
 
Pertempuran hebat terjadi di selat Malaka, dimana armada gabungan nusantara dan armada Portugis bertempur habis-habisan. Pada pertempuran 60 kapal demak berhasil dihancurkan oleh Portugis<ref>179, C. Guillot; Denys Lombard; Roderich Ptak, eds. (1998). [https://books.google.com/books?id=aSEJqSQS7wkC&pg=PA179 ''From the Mediterranean to the China Sea: miscellaneous notes''].</ref> dan 800 pasukan demak tewas di medan pertempuran<ref>Chronological table, 489. History of the Indian Archipelago: Containing an Account of the Manners, Art, Languages, Religions, Institutions, and Commerce of Its Inhabitants. John Crawfurd,Cambridge University Press (2013)</ref>. Namun serangan bersama ini gagal mengusir Portugis dari Malaka.<ref>Keat Gin Ooi; Santa Barbara, Calif. : ABC-CLIO(2004).