Kehendak bebas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 8:
</ref><ref name=Bishop>{{cite book |title=Visions of Discovery: New Light on Physics, Cosmology, and Consciousness |url=https://books.google.com/books?id=BhcpiZN2MOIC&pg=PA603&lpg=PA603 |page=603 |chapter=§28.2: Compatibilism and incompatibilism |editor= Raymond Y. Chiao, Marvin L. Cohen, Anthony J. Leggett, William D. Phillips, Charles L. Harper, Jr. |author=Robert C Bishop |isbn=0521882397 |publisher=Cambridge University Press |year=2010}}</ref> Para kompatibilis dengan demikian menganggap bahwa perdebatan antara kaum libertarian dan determinis keras mengenai kehendak bebas vs. determinisme merupakan suatu [[dilema palsu]].<ref name= Richards>See, for example, {{cite book |title=Human Nature After Darwin: A Philosophical Introduction |url=https://books.google.com/books?id=6KZ1NZmDGCEC&pg=PT152&lpg=PT152 |pages=142 ''ff'' |chapter=The root of the free will problem: kinds of non-existence |author= Janet Richards |year=2001 |isbn=041521243X |publisher=Routledge}}</ref> Masing-masing kalangan kompatibilis berbeda mengemukakan definisi yang sangat berlainan mengenai makna "kehendak bebas", konsekuensinya masing-masing menemukan jenis-jenis batasan berbeda yang relevan dengan isu tersebut. Para kompatibilis klasik memandang kehendak bebas tidak lebih dari kebebasan bertindak, dengan pertimbangan bahwa seseorang hanya bebas berkehendak jika ia ''memiliki'' satu keinginan yang nyatanya tidak terjadi untuk melakukan sebaliknya dan ia ''dapat'' melakukan yang sebaliknya tanpa hambatan fisik. Sementara para kompatibilis masa kini mengidentifikasi kehendak bebas sebagai suatu kemampuan psikologis, misalnya untuk mengarahkan perilaku seseorang dengan suatu cara yang responsif terhadap akal. Dan masih terdapat pendapat-pendapat berbeda yang bahkan lebih jauh lagi mengenai kehendak bebas, masing-masing sesuai dengan kepentingannya sendiri, dan hanya serupa ciri umumnya yaitu bukan untuk menemukan kemungkinan keberadaan determinisme sebagai suatu ancaman terhadap kemungkinan keberadaan kehendak bebas.<ref>http://plato.stanford.edu/entries/compatibilism/#ConCom</ref>
 
Ada video cukup lengkap tentang adakah Free Will secara ilmiah (Do Human Brains have Free Will? (Closer to Truth – Season 6, Episode 9) di <nowiki>https://www.youtube.com/watch?v=Xx24iQqzPNg</nowiki> dan juga tentang What is Free Will? (Closer to Truth - Season 2, Episode 10) di <nowiki>https://www.youtube.com/watch?v=WPGmlxnmvf8</nowiki> secara umum secara Ilmiah masih belum bisa dihubungkan antara Otak dan Will, sehingga mungkin belum bisa dijelaskan secara ilmiahnya dan yang Jelas, bahwa Will kita itu tidak Free (Bebas) jadi Kehendak Bebas itu tidak ada, biasanya ada Kehendak tertentu yang ada karena suatu urutan proses tertentu pula. Jadi Free Will hanyalah suatu Filosophy, mirip ketika seseorang melakukan sesuatu hal (misalnya Menyetir Mobil) dan ternyata terjadi Kecelakaan, seakan dia merasa bahwa Punya PILIHAN untuk tidak menyetir Mobil (misalnya) tetapi naik Taksi saja ataupun pilihan lainnya, naik Kereta Api. Dan itu adalah kejadian yang sudah lewat, kita tidak memiliki kemampuan untuk memilih, saat itu, ketika nanti suatu saat ada kejadian yang mirip, maka dia merasa seolah memiliki Free Will untuk memilih naik Kereta Api, padahal kalau dia naik Mobil juga mungkin tidak akan terjadi lagi kecelakaan yang sama. Pada intinya kita memiliki Will, dan Will itu tidak Bebas, karena dipengaruhi oleh Moral, Etika, Kesempatan dan Lingkungan dan sebagainya.
 
Salah satu contoh lainnya dalam menghadapi Kebathilan, Dalam ISLAM, diajarkan, Ketika Anda Menghadapi KeBathilan, kalau bisa Anda CEGAH''', (merupakan TINDAKAN FreeWill (Qadariyah))''' atau Coba dengan Kata-Kata, dan minimal dalam Hati, atau juga mungkin Body Language dsb. Bilamana kita HIDUP dalam SITUASI Konflik Berat, antara Minoritas dan Mayoritas seperti di Suriah, Rohingya, Situasi Mei 1998 dsb. '''Jika kita Sanggup''', seperti ada Pak Haji yang membantu turunan Chinese dan menyelamatkannya ke dalam Rumahnya, Jika tidak hanya dengan Berbicara '''Jangan begitu..., Masya Allah''' dsb..., atau minimal '''berdoa dalam hati''', dan itu adalah Iman yang sekecilnya untuk MENGHINDARI RESIKO, karena mungkin Dia sendiri bisa IKUT JADI KORBAN KEGANASAN chaos dsb.