Tarsius tangkasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
1234R4321 (bicara | kontrib)
→‎Referensi: Menambah kategori
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
Baris 22:
adalah suatu jenis [[primata]] kecil, memiliki tubuh berwarna coklat kemerahan dengan warna kulit kelabu, bermata besar dengan telinga menghadap ke depan dan memiliki bentuk yang lebar.
 
Tarsius memang layak disebut sebagai primata mungil karena hanya memiliki panjang sekitar 10-15 cm dengan berat sekitar 80 gram. Bahkan  ''Tarsius pumilus''  atau  ''Pygmy tersier''  yang merupakan jenis tarsius terkecil hanya memiliki panjang tubuh antara 93-98 milimeter dan berat 57 gram. Panjang ekornya antara 197-205 milimeter.<ref name=":1">{{Cite web|url=http://dishut.sultengprov.go.id/10-ragam-potensi/138-tarsius-tarsius-tarsier-primata-mungil-dari-sulawesi.html|title=Tarsius (Tarsius tarsier) Primata Mungil dari Sulawesi - Dishut Prov. Sulteng|last=Harun|first=Surya|website=dishut.sultengprov.go.id|language=id-id|access-date=2017-11-02}}</ref>
 
Nama Tarsius diambil karena ciri fisik tubuh mereka yang istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang membentuk pergelangan kaki mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter (hampir 10 kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga memiliki ekor panjang yang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan kaki hewan ini memiliki lima jari yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar yang digunakan untuk ''grooming''.<ref name=":1" />
Baris 33:
''Tarsius tarsier'' ditemukan di hutan hujan primer dan sekunder, meskipun mereka lebih memilih hutan pertumbuhan sekunder. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kelimpahan makanan yang melimpah di hutan pertumbuhan sekunder. Habitat mereka berkisar dari hutan hujan evergreen dataran rendah di dekat permukaan laut ke hutan hujan pegunungan rendah sampai 1500 m. Tarsius spektral juga ditemukan di hutan mangrove dan semak belukar. <ref group="(Wright, et al., 2003)">Tarsius spektral ditemukan di hutan hujan primer dan sekunder, meskipun mereka lebih memilih hutan pertumbuhan sekunder. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kelimpahan makanan yang melimpah di hutan pertumbuhan sekunder. Habitat mereka berkisar dari hutan hujan evergreen dataran rendah di dekat permukaan laut ke hutan hujan pegunungan rendah sampai 1500 m. Tarsius spektral juga ditemukan di hutan mangrove dan semak belukar.</ref>
 
Sebagai makhluk  [[nokturnal]]  yang melakukan aktivitas pada malam hari dan tidur pada siang hari, Tarsius tidak seperti kebanyakan binatang nokturnal lain, tarsius tidak memiliki daerah pemantul cahaya ([[Tapetum lucidum|''tapetum lucidum'']]) di matanya. Mereka juga memiliki  [[fovea]], suatu hal yang tidak biasa pada binatang nokturnal. <ref name=":1" />
 
Tarsius menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pohon. Hewan ini menandai pohon daerah teritori mereka dengan [[urine]]. Tarsius berpindah tempat dengan cara melompat dari pohon ke pohon. Hewan ini bahkan tidur dan melahirkan dengan terus bergantung pada batang pohon. Tarsius tidak dapat berjalan di atas tanah, mereka melompat ketika berada di tanah.
Baris 67:
 
== Tarsius di Pulau Belitung<ref name=":0">[http://www.travel.belitungku.com/2014/09/tarsius-bancanus-saltator-pelilean.html www.travel.belitungku.com | Portal Informasi Wisata pulau Belitung] </ref> ==
'''Tarsius Bancanus Saltator'''  atau dalam bahasa local Belitung dikenal dengan “pelilean” adalah salah satu jenis Tarsius yang baru ditemukan dan masuk dalam daftar appendix dunia melengkapi dari beberapa jenis Tarsius lainnya yang sudah lebih dahulu teridentifikasi. Variasi speciesnya ditemukan juga di Sumatra, Borneo, Sulawesi (Indonesia) serta pulau Bohor, Samar, Mindanau, dan Leyte (Philipina). Matanya yang bulat lebar dan hidungnya yang lucu sangat menarik untuk dilihat sementara ukurannya yang kecil pas banget bila berada di genggaman tangan kita. Hewan mirip monyet ini memakan serangga yang sering keluar dari kayu bekas terbakar atau arang kayu.
 
'''Tarsius Bancanus Saltator'''  ini adalah hewan yang sangat aktif dan menarik dengan ciri-cirinya yang khas. Meski tubuhnya dibalut dengan bulu warna abu-abu, ekornya yang sepanjang kira-kira 232mm hampir tidak berbulu alias gundul. Dari kepala hingga ekor panjangnya antara 118-149mm dengan berat 113-142 gram. Yang mengesankan dari hewan ini adalah mata besarnya yang menonjol yang sepertinya tidak pas dibandingkan dengan tubuh mungilnya. Ukuran rongga matanya hingga melebihi ukuran tempurung otak dan perutnya.<ref name=":0" />
 
Tangan dan kakinya mempunyai jari-jari yang mirip dengan manusia yang digunakannya untuk bertengger di pohon dan ekornya digunakan untuk keseimbangan. Anda bisa melihat saat jari tengahnya mulur dan tulang pergelangannya yang panjang bekerja seperti shock absorber. Hal ini membantunya melompat dari dahan yang satu ke dahan yang lainnya dengan mudah. Kepalanya sangat mirip dengan kepala burung hantu karena bentuknya dan pertemuan yang unik di tengah-tengah sinus dan tengkoraknya membuatnya mampu memutar kepalanya 180 derajat. Tarsier juga memiliki gigi-gigi yang tajam untuk membantunya memangsa serangga selama berburu di malam hari.